Trump Organization memiliki pengalaman membangun properti di wilayah-wilayah geopolitik sensitif seperti Azerbaijan dan Turki. Model bisnisnya lebih banyak berbasis lisensi dan waralaba, bukan investasi langsung. Dengan demikian, risiko finansialnya rendah namun potensi keuntungannya tinggi.
Dengan dukungan penuh dari pemerintah AS dan rezim Israel, kemungkinan proyek-proyek "Trump Waterfront Gaza" bukanlah fiksi belaka. Ia bisa dijual sebagai simbol normalisasi, sekaligus menjadi mesin kapitalisasi penderitaan rakyat Palestina.
Israel, Amerika, dan IMF: Trio Penentu Arah Gaza?
Jika otoritas Gaza saat ini digantikan atau dilemahkan, sangat mungkin akan dibentuk semacam trusteeship internasional, semacam badan perwalian pembangunan. Di sinilah masuk lembaga seperti IMF dan World Bank, yang menawarkan "bantuan rekonstruksi" dalam bentuk utang dengan berbagai syarat struktural -- privatisasi, pembukaan pasar, dan liberalisasi ekonomi.
Dana rekonstruksi bisa mencapai USD 30 miliar jika mengikuti pola kerusakan dan pembangunan ulang di Irak atau Suriah. Di mana dan kepada siapa uang ini akan mengalir?
Kemungkinan besar ke perusahaan-perusahaan Barat, yang sudah lebih dahulu berada dalam radar pemerintah donor: Bechtel, Fluor, Caterpillar, dan jika isu ini terbukti, Trump Organization.
Rakyat Palestina: Penonton di Negeri Sendiri?
Yang menyedihkan, dalam skenario seperti ini, rakyat Palestina kembali terpinggirkan. Mereka hanya akan menjadi buruh murah di proyek-proyek yang dibiayai oleh pinjaman atas nama mereka. Lahan mereka berpotensi diambil alih secara de facto atas nama pembangunan. Dalam jangka panjang, Gaza bisa berubah menjadi zona ekonomi khusus yang lebih menguntungkan pihak asing ketimbang rakyat lokal.
Laporan Bank Dunia tahun 2024 mencatat: "Setiap gelombang rekonstruksi pascakonflik di wilayah konflik membutuhkan keterlibatan lokal secara penuh, jika tidak ingin menciptakan bentuk kolonialisme ekonomi baru." Namun sejarah berkali-kali menunjukkan bahwa kata-kata itu sering kali diabaikan dalam praktik.
Kita Harus Jujur: Ini Bukan Hanya Tentang Perdamaian
Banyak yang berharap rekonstruksi Gaza akan membawa perdamaian. Tapi rekonstruksi tanpa keadilan hanya akan membungkam sejenak gejolak. Jika rekonstruksi hanya menjadi panggung baru bagi kapitalisme internasional yang dibungkus diplomasi, maka Gaza akan kembali ke titik hancur -- mungkin bukan secara fisik, tapi secara sosial dan politik.