Ia juga menyampaikan soal pentingnya warga mengenal tetangga kanan-kiri. "Kos-kosan jangan dibiarkan tanpa SOP. Minta fotokopi KTP dan KK. Supaya kalau ada apa-apa, kita tahu siapa mereka. Jangan tunggu sampai ada masalah dulu."
Antara Nyamuk dan Narkoba
Seolah menyadarkan kita bahwa ancaman tak selalu datang dari orang tak dikenal. Kadang dari dalam rumah sendiri. Nyamuk di kamar mandi bisa membunuh. Obat batuk yang disalahgunakan bisa menggerogoti generasi muda.
Di sinilah peran RT dan RW menjadi penting. Tidak hanya membagikan surat undangan pemilu, tapi juga membagikan informasi --- bahkan keteladanan.
RW 07 telah membuktikan: dengan kerja sama lintas unsur --- dari FKDM, PPSU, Jumantik, Binmaspol, hingga PKK --- mereka bisa memutus rantai penyebaran DBD dan potensi gangguan kamtibmas.
Satu RT, Banyak Harapan
Ketua RW 07, Arief Rifai'i, mengatakan satu hal yang patut dicatat: "Warga RW 07 itu majemuk. Ada yang sudah lama tinggal, ada yang baru datang. Tapi kami ingin semua merasa aman dan nyaman."
Dalam sambutannya, ia juga menitip harapan pada panitia HUT RI ke-80 yang akan datang. Tahun ini, Ketua RT 10 merangkap jadi Ketua Panitia. "Artinya, kerja sosial bukan beban, tapi kehormatan," katanya sambil tersenyum.
Sementara itu, Sekkel Kebon Pala, Bapak Saptowo, punya usulan menarik: bank sampah. "Bayangkan kalau kegiatan jumantik bisa disinergikan dengan pengelolaan sampah. Bukan hanya lingkungan bersih, warga juga dapat tambahan penghasilan."
Catatan di Pagi Hari
Tak ada tenda mewah. Tak ada karpet merah. Hanya rumah sederhana Ketua RT dan semangat kolektif warga yang menyala.
Dan di situlah kekuatan sesungguhnya: ketika aparat, petugas kesehatan, dan warga duduk bersama. Bukan sebagai atasan dan bawahan. Tapi sebagai sesama penjaga kampung.
Saya membayangkan, bila semangat RW 07 ini menjalar ke seluruh kelurahan di Jakarta, barangkali nyamuk pun akan angkat kaki. Dan preman jalanan akan kehilangan panggung.
Epilog