Di kota seperti Bekasi sebagai contoh---soal moral memang menjadi komoditas yang ambigu. Di satu sisi, pemerintah ingin tegas. Tapi di sisi lain, warung-warung kecil terus menjual barang-barang yang tak terdaftar.
Dan seperti biasa, aparat datang, menyita, memberi pernyataan, lalu pulang. Masalahnya, apakah botol-botol itu akan kembali muncul di toko lain dengan nama berbeda? Atau justru di tempat yang sama dengan penjaga yang baru?
Yang pasti, dari 173 botol itu, tak satu pun yang punya surat. Tapi hari itu, mereka tak hanya mendapat surat "peringatan" dari aparat. Tapi disita, diamankan, dan mungkin akan dimusnahkan pekan depan.
Bekasi hari itu tidak berubah drastis. Tapi setidaknya, ada 173 botol yang tidak jadi diminum. Entah itu sebuah keberhasilan... atau simbol bahwa negara masih ada---meski hanya di toko kecil yang lengah. [mp]
Tabloid LUGAS
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI