Mohon tunggu...
Mahar Prastowo
Mahar Prastowo Mohon Tunggu... Ghostwriter | PR | Paralegal

Praktisi Media dan co-PR -- Pewarta di berbagai medan sejak junior sekira 31 tahun lalu. Terlatih menulis secepat orang bicara. Sekarang AI ambil alih. Tak apa, bukankah teknologi memang untuk mempermudah? Quotes: "Mengubah Problem Menjadi Profit" https://muckrack.com/mahar-prastowo/articles

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Jangan Hakimi Semua Ormas

5 Mei 2025   14:00 Diperbarui: 5 Mei 2025   14:00 368
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ormas kepemudaan seperti GP Ansor, Pemuda Muhammadiyah, hingga organisasi adat seperti Laskar Adat Melayu, Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN), GM Trikora, KBPPP dan banyak lainnya terus terlibat dalam advokasi sosial, pemberdayaan ekonomi, hingga pelestarian lingkungan.

Saya bahkan mengenal ormas-ormas kecil yang tak pernah masuk berita, tapi kerja mereka nyata. Di kawasan rawan bencana, mereka hadir. Di pelosok perbatasan, mereka membantu distribusi logistik. Mereka tidak ribut di media, tapi bermanfaat di lapangan.

Ketika Peran Ormas Dibungkam Stigma

Yang menyedihkan, karena ulah segelintir oknum, semua ormas dihantam stigma. Ruang gerak dikekang. Kepercayaan publik terguncang. Bahkan beberapa kepala daerah kini ragu melibatkan ormas lokal dalam forum pembangunan.

Padahal saya tahu sendiri, di banyak tempat, ormas justru lebih cepat hadir dibanding birokrasi. Mereka fleksibel, punya akar sosial, dan bekerja dengan hati.

Jangan sampai publik menutup mata dan telinga karena dikaburkan oleh narasi tunggal yang salah alamat.

Membina, Bukan Membinasakan

Solusinya? Pembinaan, bukan pembinasaan.

Kementerian Dalam Negeri sudah memiliki sistem pelaporan kegiatan ormas. Tinggal dimaksimalkan. Pemda juga bisa lebih aktif dalam merangkul, melatih, dan memberdayakan. Jangan hanya diundang saat pemilu, tapi dilupakan setelahnya.

Ormas yang terbukti menyimpang? Ya, tindak tegas. Tapi tanpa menyapu bersih semuanya.

Saya percaya, demokrasi Indonesia butuh ormas. Mereka adalah nadi partisipasi warga. Jika semua diseragamkan dan dimatikan karena takut risiko, maka kita sedang menuju otoritarianisme baru yang dibungkus dalih ketertiban.

Ormas Bukan Penonton, Tapi Pelaku Pembangunan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun