Mohon tunggu...
Mahar Prastowo
Mahar Prastowo Mohon Tunggu... Ghostwriter | PR | Paralegal

Praktisi Media, PR, Ghotswriter, Paralegal. Pewarta di berbagai medan sejak junior sekira 31 tahun lalu. Terlatih menulis secepat orang bicara. Sekarang AI ambil alih. Tak apa, bukankah teknologi memang untuk mempermudah? Quotes: "Mengubah Problem Menjadi Profit" | https://muckrack.com/mahar-prastowo/articles

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Matnoor Tindoan Menjawab Dilema Kebutuhan Warga Kebon Pala yang Terbentur Regulasi

23 Februari 2025   18:08 Diperbarui: 23 Februari 2025   18:08 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anggota DPRD DK Jakarta meresmikan jembatan penghubung antara RT 013 RW 5 dengan RT 016 RW 9 Kebonpala

Jakarta, 23 Februari 2025 -- Anggota Komisi D DPRD DKI Jakarta, H. Matnoor Tindoan, SH, turun langsung ke Kelurahan Kebon Pala, Kecamatan Makasar, Jakarta Timur, dalam rangka reses sekaligus meresmikan jembatan penghubung antara RT 013/05 dan RT 016/09. Peresmian ini menandai keberhasilan perjuangan warga dalam mengatasi kendala regulasi yang selama ini menghambat pembangunan di kawasan tersebut.

Dilema Regulasi dan Kenyataan di Lapangan

Pembangunan infrastruktur di RT 013/05 Kebon Pala selama ini menghadapi tantangan besar terkait status kepemilikan lahan. Banyak warga menempati lahan yang bukan milik pribadi atau berstatus hak guna perusahaan, yang membuat pemerintah daerah terbentur aturan hukum dalam membangun fasilitas publik.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum serta Peraturan Daerah DKI Jakarta Nomor 1 Tahun 2014 tentang Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi, pemerintah tidak dapat mengalokasikan anggaran untuk pembangunan di atas lahan yang bukan merupakan aset negara atau tidak memiliki status hukum yang jelas.

Sekretaris Kelurahan Kebon Pala, Saptowo, mengakui bahwa kendala regulasi ini kerap menjadi alasan tertundanya pembangunan. "Mekanisme SKPD dalam penganggaran pembangunan memang ketat, sehingga banyak usulan dari warga yang sulit direalisasikan jika lahan yang digunakan belum memiliki kejelasan status" ujarnya.
Saptowo juga mengungkapkan bahwa jembatan tersebut sudah menjadi usulan beberapa kali melalui Musrenbang. Namun regulasi dan mekanisme membuat SKPD terkait tidak dapat mengakomodir.


Di tengah keterbatasan tersebut, inisiatif anggota dewan dan partisipasi warga menjadi kunci utama dalam merealisasikan pembangunan jembatan penghubung. Matnoor Tindoan menekankan bahwa pembangunan infrastruktur tidak bisa hanya bergantung pada anggaran pemerintah semata, tetapi juga harus melibatkan kolaborasi antara masyarakat dan pemangku kepentingan lainnya.

"Jalanan becek jadi tidak becek, yang tadinya gelap jadi terang, jembatan bambu jadi jembatan beton. Pilihan politik kita harus bermanfaat," kata Matnoor dalam sambutannya. Sebagai satu-satunya anggota DPRD dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP), ia menegaskan bahwa politik harus memberikan dampak nyata bagi masyarakat.

Keberhasilan pembangunan jembatan ini menjadi contoh nyata dari kinerjanya sebagai anggota dewan. Warga dinilainya juga berkontribusi penting dalam berbagai aspek pembangunan, mulai dari memilih anggota dewan dengan benar sehingga bisa membantu mewujudkan pembangunan, gotong royong tenaga ketika mengerjakan jembatan, yang dengan upaya ini tidak hanya mempercepat realisasi, tetapi juga mempererat solidaritas sosial di lingkungan setempat.

Dampak Positif dan Tantangan ke Depan

Ketua RT 013/05 yang baru terpilih, Alir Sitanggang, menyampaikan apresiasi atas upaya Matnoor Tindoan dalam memperjuangkan pembangunan infrastruktur di wilayahnya. Menurutnya, jembatan penghubung ini membawa perubahan signifikan, terutama bagi anak-anak sekolah yang sebelumnya harus melewati jembatan bambu yang rawan kecelakaan.

Namun, tantangan belum berakhir. Kondisi jalan di sekitar RT 013/05 masih banyak yang belum memadai dan rawan becek saat hujan. Selain itu, permasalahan kepemilikan lahan tetap menjadi faktor krusial yang harus segera diselesaikan agar pembangunan ke depan bisa berjalan lebih lancar.

Sekkel Kebon Pala, Saptowo, juga menekankan pentingnya peran warga dalam menjaga lingkungan. Ia mendorong warga untuk lebih aktif dalam pengelolaan sampah melalui sistem bank sampah, yang telah berhasil diterapkan di beberapa RT lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun