Setelah berhari-hari mencari, Bung Woy yang dibantu juga oleh pelanggannya berhasil menemukan tempat sementara untuk memindahkan barang-barang dari tempat yang lama. Mereka bersama-sama menata ulang kursi dan meja untuk bisa digunakan sebagai tempat usaha lagi.
Membangun Usaha Kembali
Warung jagone yang dulu hampir menemui kata tutup, sekarang terlahir kembali dengan nama yang baru. Warung Djagone, itulah nama yang sekarang dipakai oleh Bung Woy. “mari tutup lembaran lama Warung Jagone, dan buka lembaran baru dengan nama Warung Djagone” kata Bung woy disaat grand opening bulan September kemarin. Hampir sama memang, tetapi dengan nama baru itu dia berharap bahwa warung ini akan menjadi lebih baik lagi dari warung yang lama.
Rituale, nama café yang ikut digandeng oleh Warung Djagone untuk membuat usaha di tempat yang sama. Usaha ini hanya berfokus pada kopi yang menggunakan biji kopi asli dari berbagai daerah di Indonesia dan di sajikan dengan berbagai macam cara seperti Vietnam drip atau V60.
Kini Warung Djagone memusatkan menunya di bagian camilan dan makanan seperti yang baru-baru ini disajikan. “Celex” atau pecel exclusive, makanan pecel seperti pada umumnya namun dibuat dengan bumbu rahasia dari Bung Woy sehingga menciptakan rasa yang membuat banyak orang ketagihan. Gorengan seperti mendoan khas banyumas, pisang goreng pun tak luput ditambah ke daftar menu untuk menemani pelanggan yang sedang menikmati kopi yang dibuat oleh Karel, pegawai Rituale.
Harapan
Bung Woy selaku pemilik dari Djagone berharap bahwa usaha yang dibuatnya akan terus berdiri lama. Setelah diberlakukannya sistem New Normal, orang-orang dapat mengunjungi kembali tempat makan walaupun harus menerapkan protokol kesehatan yang ditetapkan oleh pemerintah Indonesia. Dengan kondisi sekarang ini, saya selaku penulis berita ini pun berharap bahwa Warung Djagone menjadi lebih baik lagi dari yang sebelumnya.