Mohon tunggu...
Viona AyuMahardani
Viona AyuMahardani Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - -

-

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Seberapa Percaya Kamu kepada Orang Lain?

16 Juni 2022   00:45 Diperbarui: 16 Juni 2022   01:25 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seberapa Percaya Kamu Kepada Orang Lain?

Kepercayaan merupakan perilaku kalau terdapat suatu yang terjalin, ataupun kalau sebagian proposisi tentang alam semesta merupakan benar. Dalam epistemologi, para filsuf memakai sebutan" keyakinan" buat merujuk pada perilaku tentang dunia yang dapat benar ataupun salah. Mempercayai suatu berarti menganggapnya benar; misalnya, yakin kalau salju itu putih sebanding dengan menerima kebenaran proposisi" salju itu putih". 

Tetapi, memegang kepercayaan tidak membutuhkan introspeksi aktif. Misalnya, cuma sedikit yang memikirkan dengan teliti apakah matahari hendak terbit esok ataupun tidak, cuma dengan berasumsi kalau matahari hendak terbit. 

Tidak hanya itu, keyakinan tidak butuh terjalin( misalnya, seorang yang secara aktif berpikir" salju itu putih"), namun bisa bertabiat disposisional( misalnya, seorang yang bila ditanya tentang warna salju hendak melaporkan" salju itu putih").

Terdapat bermacam metode berbeda yang dicoba oleh para filsuf kontemporer buat menggambarkan kepercayaan, tercantum selaku representasi dari cara- cara dunia bisa terjalin( Jerry Fodor), selaku disposisi buat berperan seolah- olah hal- hal tertentu benar( Roderick Chisholm), selaku skema interpretatif buat membuat masuk ide. aksi seorang( Daniel Dennett serta Donald Davidson), 

ataupun selaku kondisi mental yang mengisi guna tertentu( Hilary Putnam). Sebagian pula sudah berupaya buat menawarkan perbaikan yang signifikan terhadap gagasan kita tentang keyakinan, tercantum eliminativisme tentang keyakinan 

yang berkomentar kalau tidak terdapat fenomena di dunia natural yang cocok dengan konsep keyakinan psikologis rakyat kita( Paul Churchland) serta epistemologis resmi yang bertujuan buat mengambil alih kita. kepercayaan bivalen

(" kita mempunyai kepercayaan ataupun kita tidak mempunyai kepercayaan") dengan gagasan keyakinan yang lebih permisif serta probabilistik(" terdapat segala spektrum derajat kepercayaan, bukan dikotomi simpel antara kepercayaan serta non- kepercayaan").

Kepercayaan merupakan subyek dari bermacam perdebatan filosofis yang berarti. Contoh berarti tercantum:" Apa metode rasional buat merevisi kepercayaan seorang kala disajikan dengan bermacam berbagai fakta?,"" Apakah isi kepercayaan kita seluruhnya didetetapkan oleh keadaan mental kita, 

ataupun apakah kenyataan yang relevan mempunyai pengaruh pada kepercayaan kita( misalnya bila aku yakin kalau aku lagi memegang segelas air, apakah kenyataan non- mental kalau air merupakan bagian dari isi kepercayaan itu)?,"" Seberapa halus ataupun agresif kepercayaan kita?," serta" Haruskah sesuatu kepercayaan bisa diekspresikan dalam bahasa, ataupun apakah terdapat kepercayaan non- linguistik?". 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun