Danau buatan yang dibangun di Kelurahan Maccini Sombala Kecamatan Tamalate Kota Makassar sejak tahun 2009, kini masih dalam proses pengerjaan. Proyek yang merupakan bagian dari rencana Pembangunan Taman Kota di areal seluas 13 hektar tersebut, awalnya direncanakan rampung dalam tahun 2011 ini.
[caption id="attachment_96424" align="aligncenter" width="680" caption="Tampak sebagian dari paving blok di proyek danau buatan Maccini Sombala ambruk brantakan/Ft:Mahaji Noesa "][/caption]
Namun sejak awal tahun 2011, menurut sejumlah warga di sekitar lokasi, kesibukan dan banyaknya pekerja setiap hari tidak lagi seperti pada tahun lalu. Bahkan biasanya seharian hanya terlihat beberapa orang pekerja saja yang ada mondar-mandir di lokasi danau buatan yang luasnya sekitar 4 hektar tersebut. Siapa yang bertanggungjawab terhadap pekerjaan danau buatan di Kelurahan Maccini Sombala ini? Dari pengamatan lapang Senin siang (21 Maret 2011), di lokasi tidak terlihat satupun papan proyek yang dapat menjelaskan ke publik apa sesungguhnya yang sedang dikerjakan di areal yang terletak di depan Kampus Universitas Atma Jaya Kota Makassar.
[caption id="attachment_96437" align="alignleft" width="420" caption="Bagian alur kolam Danau Buatan Maccini Sombala yang belum rampung/Ft: Mahaji Noesa"]
Kecuali sebuah papan proyek yang menginformasikan mengenai pembuatan Jalan penghubung Maccini Sombala, bernilai lebih dari Rp 1,5 miliar di arah timur. Tak ada papan bicara lain di seputar lokasi danau buatan yang mengabarkan kontraktor siapa yang mengerjakan proyek ini. Demikian pula besaran nilai dan asal dana yang dialokasikan untuk pembuatan danau buatan tersebut. Senin siang itu terlihat sejumlah pekerja melakukan pekerjaan pembuatan kerangka balok di lokasi, dan sebuah eskavator bergerak berpindah dari bagian timur ke areal di tengah danau buatan yang masih acak-acakan. Dari sejumlah pemancing di sekitar danau buatan yang sisi-sisinya hanya disanggah dengan puluhan ribu tancapan batang bambu, diiformasikan jika Minggu lalu ada rombongan pejabat dari Kantor Gubernur Sulsel datang menebar benih ikan mas di kolam danau buatan Maccini Sombala.
[caption id="attachment_96430" align="alignright" width="300" caption="Rencana pembangunan Taman Kota di Kelurahan Maccini Sombala Kota Makassar/repro "]
''Tapi benih ikan itu tidak akan berkembang, lantaran pengawasan yang tidak ketat. Di sini sekarang, siapa saja masih bebas memasang jaring ikan. Lihat itu di sana,'' jelas seorang pemancing sambil menunjuk ke arah barat dimana terlihat seseorang sedang memasang pukat mencebur diri di alur kolam danau buatan. Pengawasan tampaknya tak hanya lemah dengan keselamatan benih ikan yang ditebar, tapi juga terhadap teknis pekerjaan danau buatan Maccini Sombala. Dari ribuan meter jalan vaving blok yang dibuat sebagai jalan taman di danau buatan itu, sudah beberapa bagian terlihat ambruk, rusak berantakan. Pada hal, pekerjaan proyek ini jelas belum rampung, masih amat jauh dari penyelesaiaan, jika dibandingkan sketsa serta gambar-gambar perspektif Danau Buatan Maccini Sombala yang telah dipublikasikan melalui media massa beberapa tahun lalu. Pembangunan danau buatan ini awalnya pernah disebut-sebut merupakan bagian dari Proyek Pemprov Sulsel yang ditangani oleh Dinas Tata Ruang dan Permukiman (Distarkim) Provinsi Sulsel. Secara keseluruhan dana yang akan dialokasikan untuk pembangunan Taman Kota di Kelurahan Maccini Sombala sekitar Rp 134 miliar. Sudah termasuk untuk pembangunan danau buatan, serta pemindahan sekaligus pembangunan Gedung RRI Stasion Makassar, Kantor Veteran RI Sulselra, dan Kantor Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sulsel yang menghimpit dinding Benteng Ujungpandang ke lokasi sekitar taman kota tersebut.
[caption id="attachment_96435" align="alignleft" width="300" caption="Pekerjaan Kolam dan Danau Buatan di Maccini Sombala/Ft: Mahaji Noesa"]
Puluhan ribu potongan batang bambu yang saat ini dijadikan penyanggah dinding danau buatan di Maccini Sombala, apabila tak segera dipermanenkan akan mengancam ambruknya ribuan meter jalan taman yang telah dipasangi vaving blok mengelilingi danau. Seperti telah terjadi di lintasan utara danau ini. Sayang sekali, proyek bernilai 'Em-em' - ratusan miliar rupiah ini justru dibangun dengan kualitas kacangan. Bahkan, belum disentuh sudah ambruk. Kondisi proyek yang berindikasi dilaksanakan kurang beres seperti ini, tentunya, merupakan bagian dari tugas pengawasan inspektorat, BPK, dan seterusnya KPK. Beraksi, dong!