 [caption caption="Coto Duri dan Nasu Cemba kuliner khas kabupaten Enrekang mulai merambah kota Makassar/Ft: Mahaji Noesa"][/caption]Hampir di setiap sudut Kota Makassar terdapat penjual coto makassar. Menu makanan tradisional ini tersaji di warung-warung kaki lima hingga resto. Saking banyaknya, untuk membantu memudahkan mengingatkan layanan bagi pelanggannya, para penjual coto umumnya memberikan merek warung diikuti nama jalan alamat tempat penjualannya.
Pendatang baru masuk ibu kota Provinsi Sulawesi Selatan tak perlu kaget jika melihat papan nama atau spanduk di tepi-tepi jalan bertuliskan Coto Gagak, Coto Rajawali, Coto Kakatua, Coto Cenderawasih, Coto Landak, Coto Nuri, Coto Pattimura, Coto Pettarani, dan lainnya. Sebutan kata yang mengikut di belakang kata coto umumnya sebagai pengingat nama jalan lokasi warung atau rumah makan yang menyajikan menu Coto Makassar.
Kecuali warung yang berlabel Coto Kuda itu benar-benar coto yang terbuat dari daging kuda. Coto tradisional yang awalnya berasal dari wilayah selatan Sulawesi Selatan, seperti dari Kabupaten Gowa, Takalar, Jeneponto, dan Bantaeng. Lagi pula hingga saat ini tidak ada alamat yang bernama Jalan Kuda di Kota Makassar. Ada juga warung atau tempat-tempat penjualan coto makassar yang memampang merek lain, seperti Coto Bagadang, Coto Maros, Coto Anging Mammiri, dan lain-lain.
[caption caption="Semangkuk Coto Duri dengan bumbu khas Massenrempulu/Ft: Mahaji Noesa"]
[caption caption="Coto Duri diminati nikmat sebagai lauk pendamping menyantap nasi putih/Ft: Mahaji Noesa"]
Tempo dulu banyak penjual coto makassar terkenal, diminati warga lantaran layanannya atau racikan bumbunya yang nikmat, menuliskan nama-nama pemilik warung di papan merek atau spanduk penjualannya sebagai jaminan kualitas rasa, seperti Coto Karebosi Asuhan Dg Sangkala atau Coto Central Asuhan Dg Sampara.
Sekarang sejumlah penjual coto tidak konsentrasi berjualan di satu lokasi, tetapi berpencar di berbagai penjuru kota. Hal tersebut ditandai dengan banyaknya merek warung atau tempat penjualan coto yang menuliskan sebagai cabang dari salah satu penjual coto makassar yang sudah cukup terkenal di lokasi lain.
Ciri utama kuliner coto terbuat dari daging sapi yang diiris kecil-kecil dimasak berair dengan racikan bumbu khusus. Coto bukan soto, sebenarnya bukan berupa kuliner selingan tapi merupakan lauk pendamping untuk bersantap. Selain nikmat disantap dengan nasi putih, para penjual coto makassar sejak dulu selalu menyediakan ketupat selain nasi bagi pelanggannya.
[caption caption="Daftar menu warung makanan khas Massenrempulu di Jl Landak Baru kota Makassar/Ft: Mahaji Noesa"]
[caption caption="Pengunjung menikmati Coto Duri khas Massenrempulu di Jl Landak Baru kota Makassar/Ft: Mahaji Noesa"]
Setahun terakhir di ujung timur Jalan Landak Baru, Kota Makassar sebuah warung makan sederhana memampang merek dengan tulisan menonjol Coto Duri. "Pernah ada pengunjung yang mengaku dari luar Sulawesi, menyatakan tertarik mampir karena mengira menu yang ditawarkan terbuat dari tulang-tulang berduri, seperti tulang ikan,’’ jelas Harmin yang kini menjadi pengelola rumah makan tersebut.
