Dari kemarin rasa saya tema-tema puisi anak-anak indie gitu-gitu mulu. Padahalkan bisa aja diksi-diksi itu digantikan dengan susu, kecap, teh, wedang jahe atau apalah. Biar anggapan orang tak melulu tentang kopi gitu lho.
Minsal, "Dari kecap kutemukan sejatinya kata mencintai, bahwa rasa ini kurawat seperti anak sendiri." (Haha, yaa gitu dah, aku enggak terlalu jago bikin puisi), atau "Kehangatan wedang jahe, tak bisa menggantikan hangatnya pelukan tubuhmu yang membuatku seolah-olah menjadi....(Silahkan diisi sendiri kalimat kebucinan yang kalian rasakan)." Dan kalimat-kalimat imajinatif lainnya tentang susu atau nutri sari, mana tahu sekalian bisa ditawari untuk jadi iklan ya kan? (Hahaha).
***
Stereotiptentang anak-anak indie memang beragam, tapi tidak ada aturan yang final atau permanen terkait dunia indie.
Bagi saya pribadi, sesuatu aktivitas apapun jika sudah dilandasi dengan 'mandiri', 'bebas', 'merdeka'. Itu sudah cukup melabelkan ke-indie-an kalian dalam melakukan apapun. Terutama dalam menghasilkan karya.
Tidak ada batasan untuk menghasilkan suatu karya atau berekspresi, tidak ada batasan dalam mengimplementasikan ide-ide pada sebuah karya. Itu indie.
Memang ada anggapan anak-anak indie hanya menikmati kopi dan senja dalam sebuah kesantaian atau tongkrongan. Tapi, dalam tongkrongan Anda juga bebas minum apapun, secara merdeka tanpa takut batas-batasan atau anggapan orang lain.
Namun, kebebasan itu haruslah merujuk pada sebuah karya ya, jangan tongkrongan-tongkrongan tanpa faedah, dan minum-minuman yang justru malah merusak. Nanti bukan dunia indie saja yang hilang, kalianpun ikut lenyap.Wkwkwk.
Setiap fenomena apapun bisa dijadikan analogi atau majas dalam karya. Tidak hanya tentang kopi doang, masih banyak hal-hal lain yang menarik untuk dijadikan karya, seperti yang telah saya paparkan diatas tadi.
Saya ingin menutup celotehan ini dengan sebuah puisi. Sebagai ekspresi ke-indie-an saya. Wkwk.
Akan ku ceritakan tentang satu hikayat
Tentang seorang manusia yang terlalu jujur seperti kecap
Meski hitam pekat padanya melekat
Justru karena itulah rupanya mudah ku ingat
Tabik!