Mohon tunggu...
magdalena akui
magdalena akui Mohon Tunggu... Penulis - Guru Kelas SD Negeri 07 Trans Mabak

saya seorang guru sekolah dasar yang mengajarkan siswa dengan sebaik mungkin.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Best Practice dalam PPL

8 Februari 2024   14:37 Diperbarui: 8 Februari 2024   14:40 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Guru sebagai pelaksana dalam proses di lembaga pendidikan, seyogyanya dapat memenuhi kebutuhan dan kemampuhan peserta didik dalam suatu proses pelajaran yang menarik, kreatif dan menantang  guna  meningkatkan  aktivitas pembelajaran khususnya pada mata pelajaran PPKN,BAHASA INDONESIA. Didukung dengan pendapat M Desfandi.  ( 2015) bahwa, "Dalam kegiatan  belajar, subjek didik harus aktif berbuat kata lain, bahwa dalam belajar sangat diperlukan adanya aktivitas,tanpa aktivitas proses pembelajaran tidak mungkin berlangsung dengan baik ".Subjek didik yang dimaksud dari kutipan tersebut adalah peserta didik.

Hal ini menjadi tantangan bagi guru untuk merancang kegiatan pembelajaran yang dapat membangun potensi peserta didik, agar peserta didik, agar peserta didik dapat aktif dalam proses pembelajaran khususnya dalam pembelajaran PPKN, BAHASA INDONESIA menurut  A Rahman,M Akhir,KSyanbulan (2015) menyatakan" keaktifan peserta didk menyangkut kegiatan fisik ,mental,dan emosional berdasarkan pendapat tersebut.dalam pembelajaran PPKN, BAHASA INDONESIA kegiatan fisik diantaranya dapat berupakan menyiapkan lembar pengamatan,melakukan kegiatan mengamat, melakukan percobahan dengan video, dan menuliskan hasil pengamatan pada lembar pengamatan.

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara menurut Sistem Pendidikan Nasional (UU RI No. 20 tahun 2003). Pendidikan nasional Indonesia berdasarkan pancasila dan undang-undang dasar negara republik Indonesia tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman. Pendidikan nasional mengacu kepada kebudayaan nasional Indonesia karena kebudayaan memiliki peran penting dalam kehidupan bermasyarakat. Kebudayaan sebagai kebutuhan hidup manusia yang hidup dalam ruang dan waktu yang dikelompokkan dengan tujuan yaitu memenuhi kebutuhan kehidupan kerabatan, kebutuhan manusia untuk mata pencarian hidup, kebutuhan penerangan dan pendidikan manusia supaya menjadi anggota masyarakat yang berguna, kebutuhan ilmiah manusia, kebutuhan manusia menyatakan keindahannya dan rekreasi, kebutuhan manusia untuk berhubungan dengan Tuhan atau dengan alam gaib, dan kebutuhan jasmani manusia Koentjaraningrat dalam (Kawuryan, 2009). Kebutuhan pada kebudayaan memiliki nilai-nilai budaya dan tradisi leluhur yang penting untuk terus diupayakan dalam melaksanakan kehidupan bermasyarakat, agar pengaruh dari Masyarakat peduli lingkungan  tidak melunturkan kebudayaan bangsa sendiri. Meskipun dunia pendidikan nasional Indonesia menerima tuntunan di era zaman  ini, masih perlu diawasi oleh semua kalangan masyarakat, supaya informasi yang diakses dapat bermanfaat dan sesuai dengan kebudayaan yang berkembang di Indonesia. .

Kebudayaan bertujuan untuk memenuhi kebutuhan manusia salah satunya menurut Koentjaraningrat dalam (Kawuryan, 2009) adalah kebutuhan akan penerangan dan pendidikan manusia supaya menjadi anggota masyarakat yang berguna. Konsep nilai dan tujuan kebudayaan tersebut, terdapat pada pendidikan di Indonesia melalui Kurikulum 2013 memberikan arahan bahwa pembelajaran berpusat pada peserta didik untuk mengembangkan potensi dan membangun karakter dalam sikap, pengetahuan, dan keterampilan dalam hidup bermasyarakat, berbangsa, bernegara, serta berkontribusi dalam kesejahteraan hidup masyarakat (Permendikbud No. 104 tahun 2014). Hal ini diartikan bahwa karakter nilai dan sikap peserta didik harus sesuai dengan kebudayaan bangsa.

Pelaksanaan pembelajaran mengenai kebudayaan pada kurikulum 2013 di sekolah dasar telah dimuat pada bahan ajar buku tematik peserta didik, diantaranya terdapat pada buku tematik kelas VI Tema MUNUJU MASYARAKAT SEJAHTERA bacaan mengenai peran kita di Masyarakat dan upaya peduli lingkungan pada Masyarakat   Bahan ajar tematik tersebut masih berbasis kegiatan (activity based) yang masih membutuhkan materi dari berbagai sumber bahan ajar.

 Berdasarkan hasil wawancara dengan guru yang dilakukan peneliti di SDN 07 TRANS MABAK, bahwa masih kurang sumber bahan ajar yang memberikan konsep pemahaman menarik bagi peserta didik di kelas VI pada subtema Masyarakat Peduli lingkungan . Dengan demikian diharapkan wawasan, minat belajar dan ketertarikan peserta didik bertambah dalam memperoleh informasi dan pengetahuan pada bahan ajar subtema tersebut. Sehingga diperlukan bahan ajar yang menarik dan mampu meningkatkan minat peserta didik untuk belajar, karena bahan ajar yang memberikan kesan menarik kepada peserta didik akan mengakibatkan munculnya motivasi dan keinginan untuk mempelajari bahan ajar tersebut. Hal ini perlunya memanfaatkan bahan ajar yang baik, menurut Lestari (2018) manfaat bahan ajar yaitu kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik, kesempatan untuk belajar secara mandiri dan mengurangi ketergantungan terhadap kehadiran guru, serta mendapatkan kemudahan dalam mempelajari setiap kompetensi yang harus dikuasainya. Melalui bahan ajar tersebut diharapkan dapat menarik perhatian peserta didik dan peserta didik dapat menguasai tujuan pembelajaran yang ditentukan.


Dari hasil wawancara tersebut perlu adannya bahan ajar yang menarik dan memberikan daya visual serta menjadikan lebih bersemangat dalam belajar. Salah satu bahan ajar yang dapat mencapai tujuan pembelajaran tersebut yaitu bahan ajar berbentuk Cerita bergambar. Menurut Chris F para peserta didik sekolah dasar memiliki ketertarikan yang tinggi terhadap gambar visual, dan juga terhadap cerita (dikutip Faizah, 2009). Selain itu, pentingnya lintas budaya yang menanamkan sikap simpati, empati, memahami dan mengapresiasi perbedaan budaya (Rosyhad, 2017). Berdasarkan permasalahan tersebut, menjadi alasan peneliti untuk melakukan penelitian "Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Lintas Budaya pada Subtema Masyarakat peduli lingkungan Berbentuk Cerita Bergambar di Kelas VI SD" yang diharapkan dapat menjadi sumber belajar yang menarik dan menyenangkan.

  • Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mendidik dan memberi informasi kepada Masyarakat mengenai masalah lingkungan semakin kritis. Mengembangkan Masyarakat berkarakter peduli lingkungan dimungkinkan dapat efektif memalui Pendidikan lingkungan di sekolah. Sebagai tempat belajar,sekolah memiliki peran khusus untuk bermain;sekolah dapat membantu siswa untuk memahami dampak perilaku manusia di bumi ini.Program Adiwiyata dilaksanakan guna mewujukan warga sekolah yang bertanggung jawab dalam Upaya penlindungan dan mengelolaan lingkung hidup melalui tata Kelola sekolah yang baik untuk mendukung pembanguanan berkelanjutan. Program Adiwijaya menggabungan pembelajaran dan tindak,sehingga memberikan metode yang efektif untuk mengubah perilaku.Sekolah Adiwijaya diharapkan dapat menjadi agen perubahan bagi masyarakat di lingkungan sekitar sekolah. Sekolah harus menjadi model dalam mewujudkan lingkungan yang sehat dan nyaman serta menjadi model dalam menwujudkan warga sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan. Warga sekolah selanjutan di harapan dapat menjadi contoh dan menularkan karakter peduli lingkungan kepada masyarakat

Kata kunci: Karakter peduli lingkungan,

  • Hasil

  •      Hasil kegiatan pembelajaran Menuju Masyarakat Sejahtara dengan menerapkan model Problem Based Learning (PBL) dengan metode eksperimen sederhana di kelas VI 07 TRANS MABAK, pesrta didik menjadi lebih aktif dan menumbuhkan  saling bekerja sama untuk menyelesaikan pemasalahan yang diberikan guru.Aktivitas model pembelajaran dengan metode ini menjadikan peserta didik aktif selama proses pembelajaran sehingga menumbuhkan nilai karakter yang diharapkan seperti bertanggung jawab, kemandirian, dan gotong royong.
  •    Pada pembelajaran sebelumnya penulis belum menerpkan pembelajaran HOTS dan masih menggunakan metode ceramah. Pada saat menggunakan metode ceramah peserta didik cendrung kurang aktif selama proses pembelajaran. Saat mpembelajaran HOTS dengan model           probiem Based Learning (PBL) dan metode diskusi peserta didik menjadi lebih aktif dan bisa berfikir kritis selama kegiatan diskusi dan menjadi lebih tanggung jawab untuk menyesaikan tugasnya karena akan hasilnya akan dilihat ,didengar dan bandingkan dengan kelompok lain.
  •     Dengan menerapkan pembelajaran yang HOTS juga peserta didik dilatik untuk memecahan masalahnya sendiri dengan menyesaikan LKPD menganalisis kasus dalam penerapan kehidupan sehari -- hari yang berhubungan dengan Menuju Masyarakat Sejahtera dan ketuntasan capaian tujuan pembelajaran mencapai hampir 100%.

  •  Masalah yang di hadapi.
  •          
  •        Masalah yang dihadapi selama proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dengan model eksperimen di kela VI SDN 07 Trans mabak adlah peserta didik untuk melatih dan menggali informasi hal ini mengakibatkan alokasi waktu yang dibutuhkan tidak sesuai dengan rencana program pembelajaran yang sudah dibuat dan juga mengakibatkan peserta didik mengerjakan tugas terkesan tergesa-gesa.

  • Cara Mengatasi Masalah .

  •    Untuk mengenai masalah yang dihadapi penulis dalam pembelajaran ini adalah lebih memperhatikan alokasi waktu dengan membatasi waktu yang memberikan peserta didik melakukan diskusi kelompok lain gurujuga harus lebih sabar dalam membimbing dan mengarahkan peserta didik untuk menyelesaikan masalah dan mandiri dalam mencari informasi yang dibutuhkan saat proses pembelajaran. Selain itu juga peserta didik diberikan arah betapa pentingnya model pembelajaran yang berorientasi HOTS di jenjang sekolah yang akan dating Ketika mereka sudah lulus SMA dan untuk kehidupan sehari-hari


Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun