Jakarta - Webinar bertajuk “Kiat Sukses Studi Lanjut di Timur Tengah” yang diselenggarakan pada Jumat, 7 Maret 2025, menjadi wadah bagi para calon awardee Beasiswa Indonesia Bangkit (BIB) untuk memahami peluang dan tantangan dalam melanjutkan studi di kawasan Timur Tengah. Dalam sambutannya, Ruchman Basori sebagai Kepala Pusat Pembiayaan Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan menekankan bahwa BIB adalah peluang besar bagi Warga Negara Indonesia (WNI) (terutama dari lingkungan Kementerian Agama (Kemenag) untuk meraih pendidikan tinggi di luar negeri. Beliau menyebutkan syarat utama untuk mengikuti beasiswa ini meliputi kecukupan skor TOEFL atau TOAFL, nilai IPK yang memadai, serta kelengkapan dokumen administratif. Bapak Ruchman juga mengingatkan pentingnya mencari Letter of Acceptance (LoA) dari kampus tujuan sebelum periode pendaftaran dibuka. Dengan persiapan yang matang, Pusat Layanan Pembiayaan Pendidikan (PUSPENMA) akan mendampingi para calon awardee dari proses seleksi hingga menyelesaikan studi.
Webinar ini menghadirkan tiga pembicara yang membagikan pengalaman dan wawasan berharga di bidangnya. Diawali oleh Dr. Yuli Yasin, Lc., M.A., selaku awardee Beasiswa 5000 Doktor yang juga menjabat sebagai Dekan Fakultas Dirasat Islamiyah di UIN Syarif Hidayatullah. Dr. Yuli mengungkapkan bahwa jumlah pendaftar beasiswa ke Timur Tengah masih relatif rendah, hal ini menjadikan peluang diterima di kawasan tersebut lebih besar dibandingkan dengan negara-negara Barat. Ia menekankan bahwa penguasaan bahasa Arab menjadi faktor kunci dalam keberhasilan studi di Timur Tengah.
Salah satu Universitas ymasyhur di Timur Tengah yaitu Universitas Al-Azhar, namun dalam hal ini beliau menyarankan jika pelamar beasiswa akan lebih mudah mendapatkannya jika merupakan lulusan dari Universitas Al-Azhar itu sendiri (khususnya untuk jenjang S2 dan S3) . Selain Al-Azhar, Universitas Suez Canal di luar Kairo menawarkan program studi unik yang tidak ditemukan di kampus lain sehingga mampu menarik minat para calon mahasiswa baru untuk mengambil studi di Timur Tengah. Oleh karena itu, memperkuat kemampuan bahasa Arab dan memantapkan niat untuk melanjutkan studi di Timur Tengah menjadi hal yang sangat penting.
Selanjutnya, Nasih Burhani yang merupakan awardee BIB di Yarmouk University, turut berbagi pengalaman tentang sistem akademik di Yordania yang menurutnya tidak jauh berbeda dengan Indonesia. Persyaratan utama untuk mendaftar mencakup transkrip nilai, ijazah yang telah diterjemahkan dan dilegalisasi oleh KBRI, serta kelengkapan dokumen lainnya. Setelah dokumen dinyatakan lengkap, seleksi akan dilakukan langsung oleh pihak kampus tujuan. Dilanjutkan oleh Abdul Wahab Naf’an sebagai awardee BIB di Mesir, menjelaskan pengalamannya memilih Mesir sebagai tempat studi karena kekayaan sejarah dan kemajuan pendidikan di negara tersebut. Universitas Suez Canal, tempat Abdul Wahab menimba ilmu, menawarkan program studi unggulan dengan mutu akademik terjamin (Itqoni). Ia juga menyebutkan bahwa kampus ini memiliki fakultas penting, seperti Adab dan Humaniora, Tarbiyah, dan Institut Afro-Asia yang menyediakan kajian mendalam tentang budaya dan ilmu pengetahuan.
Lebih lanjut, para narasumber juga menjawab sejumlah pertanyaan dari peserta webinar. Salah satu pertanyaan yang muncul adalah mengenai masa tunggu setelah dinyatakan lulus seleksi. Dijelaskan bahwa untuk program S2 dan S3, masa tunggu bisa mencapai satu tahun untuk memperoleh LoA. Jika LoA berhasil didapatkan dalam waktu 1,5 tahun sejak diterbitkannya Surat Keputusan (SK) PUSPENMA. Selain itu, pendaftaran ke kampus di Timur Tengah umumnya tidak memiliki batasan khusus untuk negara yang dituju, kecuali untuk negara-negara yang terdampak konflik. Menariknya, skor Duolingo kini dapat dikonversi menjadi nilai TOAFL, sehingga membuka peluang lebih luas bagi calon awardee beasiswa.
Sebagai penutup, Bapak Ruchman Basori menyampaikan pesan mendalam tentang pentingnya kesiapan mental dan kepercayaan diri dalam menghadapi proses seleksi. Ia menegaskan bahwa kesuksesan studi di Timur Tengah bergantung pada persiapan yang matang dan keyakinan terhadap proses yang dijalani. Bapak Ruchman berpesan, “Tuhan itu sesuai dengan prasangka hamba-Nya. Oleh karena itu, persiapkan segala sesuatunya dengan matang, yakini prosesnya, dan percayalah pada hasil terbaik yang akan didapatkan.” Dengan persiapan yang matang dan keyakinan diri yang tinggi, peluang meraih beasiswa dan sukses studi di Timur Tengah akan semakin terbuka lebar. Kesuksesan tidak hanya ditentukan oleh kemampuan akademik, tetapi juga oleh kesiapan mental dan kepercayaan pada proses yang dijalani olid dan kepercayaan diri yang tinggi, peluang meraih beasiswa dan sukses studi di Timur Tengah akan semakin terbuka lebar.
Jangan lupa untuk mengikuti Series Webinar "Kiat Sukses Studi Lanjut di . . " pada tiap minggunya. Pembaca bisa memantau info menarik lainnya dari instagram Pusat Pembiayaan Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan di @puspenma.kemenag_official.
Ditulis oleh Aanisah Jahroo'
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI