Mohon tunggu...
Mafruhin
Mafruhin Mohon Tunggu... wiraswasta -

Pengikut dan Pengagum Gus Dur

Selanjutnya

Tutup

Bola

Turnamen Tim Transisi Jadi Rebutan 4 Stasiun Televisi

13 Juli 2015   10:14 Diperbarui: 13 Juli 2015   10:14 2288
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

SCTV, stasiun pemegang hak siar Timnas U-19 menjadi salah satu stasiun yang bersaing untuk memperebutkan bidding pemegang hak siar Piala Kemerdekaan dari Tim Transisi. Selain stasiun ini, tiga stasiun lainnya yang ikut meramaikan perrsaingan untuk berani menawarkan nilai tertinggi yang akan terpilih sebagai pemegang hak siar adalah Net TV, Kompas TV dan Indosiar.

Meski masih baru pembicaraan awal, merapatnya banyak stasiun TV mengindikasikan bahwa penyelenggaraan turnamen yang didukung pemerintah ini bakal lebih sukses ketimbang turnamen yang juga sedang direncanakan bakal digelar oleh Mahaka yang didukung PSSI .

Menurut Cheppy T. Wartono, keempat stasiun televisi swasta itu menaruh minat menayangkan turnamen yang banyak diikuti oleh klub Divisi Utama. “Mereka menanyakan soal kepastian jadwal hingga wilayah kerja, dan semua telah kami jelaskan," katanya kepada wartawan belum lama ini di Jakarta.

Apa yang membuat turnamen sepak bola “milik” pemerintah ini laris manis?

Pertama, karena ada kepastian mengenai terselenggaranya turnamen tersebut, beda dengan turnamen “milik” PSSI yang masih sangat diragukan keberlangsungannya.

Turnamen Piala Kemerdekaan (gagasan Tim Transisi) sudah leading untuk menuju kick-off tanggal 1 Agustus mengingat peserta sudah berlebih dari slot 24 yang mendaftar sebanyak 27 tim. Mereka hanya butuh diverifikasi oleh BOPI satu dua minggu ke depan. Berlangsungnya turnamen ini juga bakal dijamin oleh pihak keamanan karena aparat melaksanakan tugas pemerintahan.


Sebaliknya turnamen Piala Indonesia Satu meski secara “politis” didukung oleh Menpora, kepastian berlangsungnya masih patut diragukan. Beberapa alasan keraguan akan terselenggaranya turnamen Piala Indonesia Satu antara lain: penyelenggara (Mahaka) tidak bekerja sama dengan Tim Transisi karena dilarang PSSI.

Contoh kegagalan penyelenggaraan turnamen yang tidak “pamit” kepada Tim Transisi masih sangat dirasakan dan menjadi trauma seluruh klub. Wajar, mereka pun masih wait and see, mau ikut asal kepastian izin dari pemerintah sudah dikantongi penyelenggara. Entahlah mengapa Mahaka tidak mau belajar dari kegagalan PT LI yang gatot menggelar Piala Pramusim QNB League 2015 tersebut. Itulah yang membuat laju perencanaan Mahaka begitu sulit mencapai tahapan menuju kick-off. Tidak ada kepastian dari step satu ke step lainnya. Semuanya masih serba buram.

Kedua, bidding dilakukan secara terbuka, sehingga stasiun televisi mana pun bisa bersaing secara sehat menawarkan nilai hak siar terbaik kepada Tim Transisi. Beda dengan apa yang dilakukan Mahaka, penggagas (yang tidak orisinal) Turnamen Piala Indonesia Satu yang akan menunjuk stasiun televisi rekanan, bukan memilih satu stasiun televisi dari lelang secara terbuka.

Mengapa televisi tidak melihat sepak bola yang di bawah PSSI-FIFA-lah yang menjadi acuan untuk memutuskan ketertarikan mereka mengambil hak siar? Hal itu bisa dimaklumi, karena PSSI sudah tidak diakui pemerintah.

Meski PSSI berkoar-koar mereka diakui FIFA, hal tersebut tidak berguna karena negara ini bisa menentukan sebuah organisasi layak atau tidak layak berkegiatan di negeri ini bukan FIFA.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun