Jokowi, Kubekukan PSSI Sampai Agum Tahu Apa Itu Sepak Bola
Komite Ad Hoc PSSI sudah dua kali mengadakan rapat. Namun tak ada hal yang bisa dilakukan selain semakin yakin mereka tak bisa apa-apa tanpa negara.
Rapat pertama diadakan tanggal 11 Desember di kantor PSSI. Rapat tersebut sempat dihadiri wakil resmi dari FIFA-AFC. Namun meski ada pemantau dari FIFA rapat sepertinya sekadar ngobrol-ngobrol ringan dan ngalor-ngidul. Pasalnya dua wakil paling penting dalam sepak bola tidak mau hadir, yaitu wakil dari pemerintah dan wakil dari asosiasi pemain sepak bola.
Rapat kedua setali tiga uang. Kedua wakil paling inti dalam penyelenggaraan sepak bola kembali ogah menghadiri undangan Komite Ad Hoc. Rapat kali ini semakin tak berarti apalagi orang-orang FIFA kapok menghadirinya.
Setelah rapat kedua, Ketua Komite kembali mengumumkan keinginannya untuk bertemu dengan Presiden RI, Joko Widodo. Tetapi bagaimana caranya, sepertinya Agum ingin mengandalkan konferensi pers Supaya Jokowi mendengarnya.
Tentu saja Jokowi sudah hafal siasat orang-orang PSSI. Termasuk para pemain yang sudah sangat tidak percaya kepada PSSI, terbukti mereka tidak hadir ketika pemerintah yang dijadikan sandaran terakhir juga menolak hadir.
Para pemain tahu persis bagaimana mereka bisa kembali ditipu jika ikut (rapat) PSSI. Karena itu mereka mengikuti pemerintah yang akan membantu persoalan mereka.
Bertahun-tahun sepak bola Indonesia dikelola sesuai selera para pengurusnya bukan sesuai aturan. Dan bertahun-tahun pula negara dipaksa tidak bisa hadir.
Saat sekarang inilah, pemerintah dan negara hadir untuk memenuhi kewajibannya. Dan para pemain yang sudah begitu lama menjadi objek mainan orang-orang PSSI, kini sudah menentukan sikap. Dan pemerintah ada bersama mereka.
Ketika cara pikir Agum masih seperti yang dulu, jangan harap bisa meyakinkan Jokowi. Sebab Jokowi sudah bertekad akan membabat habis mafia sepak bola Indonesia sampai ke akar-akarnya.
Tanda-tanda: