Mohon tunggu...
mafazatun nurul izzah
mafazatun nurul izzah Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswa

pend.islam anak usia dini / UIN MALIKI MALANG

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mengajarkan Empati Pada Balita

12 November 2019   23:59 Diperbarui: 13 November 2019   00:12 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Anak yang tidak mampu mengembangkan rasa empati dia akan menjadi orang yang tidak peduli dengan lingkunganya.

Menurut pakar parenting dan penulis buku, Unselfie: Why Empathetic Kids Succeed in Our All-About-Me World, Michele Borba, Ed.D., memiliki rasa empati mampu membuat anak menjadi sukses dan selalu Bahagia.

Laura Padilla Walker, Asisten Profesor di School of Family Life, mengatakan bahwasanya empati memiliki hubungan erat dengan perilaku moral kita. Rasa empati mendorong kita untuk berperilaku peduli terhadap lingkungan kita. Walaupun secara rasional tidasehingga muncul rasa empati pada diri anak.k diperlukan

CNNIndonesia menulis, empati merupakan kejadian yang saling berhubungan dan melibatkan beberapa komponen keterampilan. Yaitu rasa kesadaran pada diri kita untuk mampu membedakan perasaan diri  sendiri dan perasaan orang lain. Dimana anak mampu menempatkan  semuanya pada tempatnya Sayangnya, empati bukan sifat turunan. Tetapi sifat empati perlu kita ajarkan sejak usia dini. Kita harus sering memberi stimulus pada anak. Agar tumbuh rasa empati pada anak.

Ada dua faktor penting untyk mengembangkan rasa empati apada anak. Pertama, peran dari orang tua yang merupakan keluarga pertama dari sang anak. Kedua, mengajaari anak sejak usia dini. Mengajari balita memang tidak mudah. Namun, bukan berarti kita tidak usah mengajarinya. Justru mengajari anak dari usia dini lebih bagus. 

Penelitian memaparkan, anak berusia 6 bulan sudah mampu mengetahui mana sikap baik dan buruk. Ketika beranjak usia 18 bulan anak mampu menunjukkan rasa peduli terhadap lingkunganyan dengan memberi bantuan secara nyata. Mengajarkan empati sejak balita, menurut Walker, memiliki dua keuntungan. Membuat orang tua menjadi terbiasa dan lebih jeli untuk memanfaatkan momen-momen belajar empati untuk anak. Kedua, memberi kesemapatan pada anak untuk bisa belajar mandiri.

Rasa empati anak akan muncul ketika berusia 8-9 tahun, orang tua agar selalu memberi stimulus pada anak, untuk mengasah rasa empati pada anak, dengan melatih emosional anak dan memberikan contoh yang nyata.  Ada berbagai cara yang dapat dilakukan orang tua untuk menanamkan  empati pada anak. Orang tua perlu memahami tingkah laku anak, membiarkan anak bebas berekpresi.

Carol Anne Wien, Ph.D., profesor di York University, Toronto, mengatakan orang tua mampu menjelaskan dari ekpresi anak, mulai dari senang, sedih, marah, dll.  Hindari mengatakan "jangan sedih" pada anak,  berdialoglah pada anak jika dia bersedih, tanyakan kenapa dia bersedih, apa penyebab membuat anak menjadi sedih.

Parents, menulis memberikan contoh pada anak itu penting, maka orang tua harus memberikan contoh agar anak mampu berempati pada lingkunganya, tunjukkap pada anak cara memnenangkan orang lain ketika tertimpa musibah, berikanlah contoh dengan bicara yang lembut pada anak. Maka anak akan meniru apa yang kita contohkan kepada anak kita. 

Agar menyadari bahwa perasaan orang lain juga penting, ajak anak kita berinteraksi dengan lingkungan disekitarnya. Jadikan kegiatan empati menjadi hal ynag tidak membosankan bagi anak. Pkar psikologi Pendidikan dan sekolah dari universitas Indonesia, Dr. Tjuf Rifameutia Umar Ali menyarankan agar kita sering membawa anak bermain di luar rumah. Seperti taman, kebun binatang, kolam renang, museum, dll.

Melakukan kegiatan diluar rumah tidak hanya untuk berlibur, tetapi ada tujuan lagi untuk memngembangkan karakter anak ketika diluar  rumah. Anak perlu dikenalkan lingkungan diluar rumah untuk mengasah kemmapuan anak dalam berempati pada lingkungan sekitar.

Dr. Tjut mengatakan kepada Republika, jika anak dibiarkan dirumah saja, lama-kelamaan anak tidak akan peduli dengan lingkungan diluar rumahnya dan ketika dewasa akan sulit mengajarkan rasa empati itu. (silaen.https://beritagar.id/artikel/gaya-hidup/mengajarkan-empati-pada-balita. akses10november2019).

Adapun cara agar anak mampu berempati.  Jakarta- jika anak sedang menangis dan marah-marah, apa yang dilakuka oleh ibu? Kebanyakan ibu-ibu berusaha untuk menghentikan tangisan anaknya. Padahal dengan cara itu malah membuat anak tidak mampu mengembangkan rasa empatinya. " dengan anak usia dini sekolah, orang tua dianjurkan untuk selalu memantau anaknya, karena adakaitanya dengan perkembangan empati pada anak ". Kata penulis dari India Raksha Bharasia mengutip tulisan Clarke Stewart dalam bukunya Daddy Makes Thee: The Fathers Impact on Mother and Young Child. Dalam bukunya, Roots and Wings, Raksha menjelaskan bahwasanya empati merupakan kemampuan seorang anak dalam menempatkan dirinya dalam posisi orang lain dan berfikir dengan sudut pandang orang lain. Pada saat berempati, kita tidah menilai, mengkritik, atau berfikir negatif.

 " Empati mengubah kualitas  kehidupan kita dan lingkungan kita. Anak yang berempati cenderung mampu berteman dengan baik dan mudah bergaul dengan orang yang tidak dikenal, dan dia juga mampu memahami perasaaan orang lain, dan suka tolong menolong", tambah  Rakhsa.

Selama bertahun-tahun, kata Rakhsa, para ilmuwan berpendapat bahwasanya anak lebih peduli dengan perasaan  dan dirinya sendiri, dan itu tidak benar. Penelitian menunjukkan pada anak yang berusia 2 tahun, anak sudah mulai mengembangkan rasa peduli terhadap orang lain, dan dia ingin menghibur orang tersebut. Selanjtnya bagaimana rasa empati itu dapat berkembang? Rikhsa berkata bahwasanya anak adalah peniru ulung.

psikolog klinis Carl Rogers menyatakan bahwa ketulusan merupakan prakondisi untuk semua empati. Untuk menunjukkan rasa empati kita harus mencoba berda di balik jiwa orang lain dan memahami perasaan orang lain. Kita Mengajari anak berempati  ketika anak berbicara dengarkan terlebih dahulu, jangan sampai kita memotong omongan anak, dari situ anak akan merasa kita menuduh atau menghakimi anak tersebut.

Rakhsa mengingatkan orang tua juga harus berada dalam posisi orang lain, tidak hanya kita mengajari anak untuk berada diposisi orang lain saja.  Berikan penjelasan dengan kata-kata sederhana kepada anak agar dia mudah memahami omongan kita

Adapun beberapa praktik yang bisa diterapkan untuk mengajarkan anak bermpati.

  • Hindari memberi hukuman fiisk pada anak, dan berbicara dengan nada mengancam anak.
  • Terapkan konsekuensi pada anak  terhadap apa yang dilakukan anak.
  • Hindari memberi anak reward secara berlebihan.

  • Untuk mengajari anak berempati, psikologi Novita Tandry berkata orang tua sebagai peran penting untuk perkembangan anak, terutama seorang ibu yang pertama kali dilihat oleh anak. " seorang ibu patut menjadi contoh bagi anaknya, ibu harus memberikan contoh yang baik agar bisa dikuti oleh anaknya, sehingga menjadi kebiasaan anak juga" Kata Novia.
  • (Febrida. https://www.haibunda.com/parenting/20181202181832-62-29644/cara-agar-anak-tumbuh-jadi-orang-yang-berempati  Akses 10 november 2019)      

Peran kakak adik juga penting dalam mengasah empati anak. Orang tua selalu berusaha mengajarkan nilai-nilai kebaikan pada anaknya, mulai dari  melatih kejujuran anak hingga rasa empati pada anak. Disini orang tua jangan khawatir sebab ada bantuan untuk mengatasi ini semua.

Sebuah studi meneukan bahwasanya saudara kandung saling mengajarkan empati pada saudara lainya, dan ini bukan satu-satunya  cara kaka dan adik saling memengaruhi perkembangan mereka.

Peneliti dari University of Calgary, Universite Laval, Tel Aviv University, dan University of Toronto menemukan bahwa kakak dan adik harus saling mememngaruhi antara yang satu dengan yang lain, saling melengkapi dari kekurangan-kekurangan yang dimiliki oleh saudaranya.

Dinukil The Conversation, studi yang diterbitkan dalam Child Development, dia mengamati dari ratusan kakak adik di kanada Bersama ibu mereka meneliti tingkat ukuran rasa empati dari adik dan kakak tersebut. Mereka mengamati bagaimana kontribusi antara adik kakak tersebut. Ternyata saudara kandung mulai memeperlihatkan pengaruhnya antara satu dengan yang lain.

Untuk mengukur tingkat empati, seorang peneliti merekam interaksi antara adik dan kakak, dan ibu yang diwawancarai.  Mereka mengamati respon dari kakak adik ketika peneliti itu berpura-pura susah, bingung akhirnya ia memcahkan salah satu barang yang ada disana. Setelah itu peneliti merasa sakit dan Lelah dengan perbuatanya.

Medical Express Melansir, Marc Jambon, mahasiswa pascadoktoral di University of Toronto menjelaskan bahwa peran adik sangat diremehkan pada zaman dahulu. Meskipun pada dasarnya saudara kandung dan orang tua adalah pengaruh sosial utama pada anak. Mereka menemukan perkembangan antara adik dan kakak memberi positif anatara yang satu dengan yang lainya.

Apa  yang kita pahami dari orang tua dan sauadara kandung mungkin memiliki perbedaan, sementara anak mendapatkan ilmu pengetahuan tentang sopan santun lebih banyak didapatkan dari orang tua. Orang tua dapat membantu memaksimalkan pengaruh positif pada saudara kandung dengan mengajarinya sejak usia dini. Jika hubungan anatar saudara kandung terjalin dengan baik cenderung hubungan mereka lebih kuat.

Penelitian sebelumnya menyatakan bahwa saudara kandung mampu memengaruhi perkembangan antara satu dengan yang lain.

Orang tuajuga tidak perlu khawatir mengenai perkembangan anak yang tunggal. Menurut psychology today, tidak meiliki saudara kandung tidak akan menghambat perkembangan sosial anak. Orang tua hanya mencari cara bagaimana anak dapat berkembang sosialnya, biasanya anak tunggal mengembangkan sosialnya lewat teman, keluarganya, tetanggahnya, dll.

Temuan tentang bagaimana kakak dan adik saling berepengaruh membantu orang tua untuk untuk mengembangkan rasa sosial pada anak, dan sekaigis bonus untuk orang tua agar tidak terlalu capek dalam meningkatkan perkembangan sosial anak. (Maharani,https://beritagar.id/artikel/gaya-hidup/kakak-dan-adik-bantu-anak-mengasah-empati. akses 10 november 2019).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun