Untuk mengukur tingkat empati, seorang peneliti merekam interaksi antara adik dan kakak, dan ibu yang diwawancarai. Â Mereka mengamati respon dari kakak adik ketika peneliti itu berpura-pura susah, bingung akhirnya ia memcahkan salah satu barang yang ada disana. Setelah itu peneliti merasa sakit dan Lelah dengan perbuatanya.
Medical Express Melansir, Marc Jambon, mahasiswa pascadoktoral di University of Toronto menjelaskan bahwa peran adik sangat diremehkan pada zaman dahulu. Meskipun pada dasarnya saudara kandung dan orang tua adalah pengaruh sosial utama pada anak. Mereka menemukan perkembangan antara adik dan kakak memberi positif anatara yang satu dengan yang lainya.
Apa  yang kita pahami dari orang tua dan sauadara kandung mungkin memiliki perbedaan, sementara anak mendapatkan ilmu pengetahuan tentang sopan santun lebih banyak didapatkan dari orang tua. Orang tua dapat membantu memaksimalkan pengaruh positif pada saudara kandung dengan mengajarinya sejak usia dini. Jika hubungan anatar saudara kandung terjalin dengan baik cenderung hubungan mereka lebih kuat.
Penelitian sebelumnya menyatakan bahwa saudara kandung mampu memengaruhi perkembangan antara satu dengan yang lain.
Orang tuajuga tidak perlu khawatir mengenai perkembangan anak yang tunggal. Menurut psychology today, tidak meiliki saudara kandung tidak akan menghambat perkembangan sosial anak. Orang tua hanya mencari cara bagaimana anak dapat berkembang sosialnya, biasanya anak tunggal mengembangkan sosialnya lewat teman, keluarganya, tetanggahnya, dll.
Temuan tentang bagaimana kakak dan adik saling berepengaruh membantu orang tua untuk untuk mengembangkan rasa sosial pada anak, dan sekaigis bonus untuk orang tua agar tidak terlalu capek dalam meningkatkan perkembangan sosial anak. (Maharani,https://beritagar.id/artikel/gaya-hidup/kakak-dan-adik-bantu-anak-mengasah-empati. akses 10 november 2019).