Mohon tunggu...
Mutia Ramadhani
Mutia Ramadhani Mohon Tunggu... Mutia Ramadhani

Certified author, eks-jurnalis ekonomi dan lingkungan, kini berperan sebagai full-time mom sekaligus novelis, blogger, dan content writer. Founder Rimbawan Menulis (Rimbalis) yang aktif mengeksplorasi dunia literasi dan isu lingkungan.

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Logika Donald Trump Sebut Krisis Iklim Itu Hoax! Are You Serious, Grandpa?

25 September 2025   09:28 Diperbarui: 26 September 2025   06:43 372
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Trump dalam pidatonya bilang, AS pernah cabut dari Paris Agreement. Alasannya Amerika bayar lebih banyak. Wkwkwkwk. Ngakak banget bagian ini.

Padahal, faktanya, Paris Agreement itu ya sama aja kayak arisan global. Tiap negara setor sesuai kemampuan, gak ada tagihan baku.

Kenapa AS diminta kontribusi lebih dan kenapa AS bayar banyak? Ya karena sejak 1850, AS udah nyumbang 24% emisi dunia. Coba bandingin sama Afrika yang populasinya 4 kali lipat Amerika tapi cuma menyebabkan 3% emisi dunia. Fair toh?

Lagipula, keluar dari Paris Agreement justru bikin AS kehilangan posisi di meja besar teknologi masa depan. Sekarang aja lihat buktinya, China berhasil dominan di pasar panel surya dan baterai listrik dunia.

Clean Coal? Ah, Marketing Doang Ini Mah!

Trump senang bilang "clean, beautiful coal." Kedengarannya manis, tapi realitanya? Batu bara tetap kotor, bikin polusi udara yang memicu asma, penyakit jantung, kanker paru. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO_ mencatat 7 juta kematian per tahun terkait polusi udara.

Teknologi penangkap karbon yang katanya bikin batu bara "bersih" belum efisien dan mahal banget. Istilah 'clean coal' dari Trump itu lebih kayak slogan iklan daripada solusi nyata.

Sapi Juga Ikut Diseret Trump

Ini lucu tapi agak ngeselin sih. Trump bilang aktivis lingkungan mau larang sapi. Padahal gak ada aktivis lingkungan yang ngajak penduduk bumi memusnahkan sapi. Yang dibahas tuh soal metana dari sendawa dan kotoran sapi yang nyumbang pemanasan global. 

Solusinya kan banyak. Bisa lewat pakan khusus, teknologi biogas, atau ngurangin deforestasi buat padang rumput. Gak ada yang mau stop kamu makan burger, Trump.

Menyalahkan Negara Lain Itu Gampang

Trump suka nyalahin polusi dari luar negeri. Memang, sebagian sampah laut datang dari Asia, tapi polusi udara dan emisi karbon AS kebanyakan ya dari industri lokal sendiri. Ironisnya, pas era Trump banyak aturan lingkungan dilonggarkan, bikin polusi lokal makin parah.

Sering banget narasi anti-iklim bilang aksi hijau itu merugikan ekonomi. Padahal sebaliknya. McKinsey bilang kerugian global karena iklim bisa capai 4% PDB pada 2050.

Setiap dolar buat adaptasi iklim bisa kasih manfaat balik 2-10 kali lipat. Badai, kebakaran, banjir, semua itu bikin biaya asuransi naik, harga pangan kacau. Jadi justru yang mahal itu kalau kalian (AS, terutama Trump) itu tetap denial.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun