Urunan warga itu penting, tapi jangan berhenti di situ. Bisa juga pakai cara-cara kreatif. Misalnya, buka bazar di mana hasil jualannya buat kas balai warga.
Sponsor UMKM lokal, misalnya tukang bakso, laundry, minimarket, semua bisa diajak kolaborasi. CSR perusahaan sekitar, kalau kompleks kamu dekat kawasan industri, banyak perusahaan punya dana CSR yang bisa dipakai untuk fasilitas sosial.
Donasi kreatif, misalnya "kursi balai warga" dengan nama penyumbang ditempel di kursinya. Dengan kombinasi ini, balai warga bisa berkembang tanpa membebani satu pihak.
7. Rawat Bersama, Jangan Lepas ke Satu Pihak.
Balai warga bukan hotel bintang lima ya. Kalau gak ada rasa memiliki, ya cepat rusak. Jadi penting bikin sistem perawatan sederhana.
Bikin jadwal piket mingguan, siapa yang bersih-bersih. Bagi komunitas kecil, misalnya anak muda urus peralatan, ibu-ibu urus pojok literasi, bapak-bapak urus keamanan.
Sebisa mungkin laporannya terbuka. Seperti di kompleksku, kas balai diumumkan tiap bulan biar semua tahu, termasuk iuran infak yang terkumpul. Dengan cara ini, semua warga merasa ikut punya, bukan cuma numpang pakai.
Kalau balai warga proper, rasa solidaritas otomatis terjaga. Efek dominonya? Keamanan juga meningkat, karena semua saling jaga.
Kalau Diaktifkan Lagi, Siapkah Lingkunganmu?
Kalau aturan siskamling benar-benar diaktifkan lagi, apakah lingkunganmu siap? Aku jujur agak ragu. Di satu sisi, aku tahu banyak warga sekarang lebih nyaman bayar satpam ketimbang keliling malam. Tapi di sisi lain, ada semacam kerinduan terhadap kebersamaan itu.
Mungkin, siskamling zaman sekarang perlu transformasi, ya kan? Bukan tiap malam, tapi dijadwalkan sebulan sekali sebagai ajang kumpul.
Pos ronda bisa jadi "rumah bersama" tempat anak muda bikin kegiatan positif. Warga bisa saling kenal bukan cuma saat ada hajatan atau musibah. Kalau seperti itu, menurutku bukan mustahil siskamling bisa bangkit lagi dengan wajah baru, lebih sesuai zaman.
Apapun ide-ide kamu untuk menghidupkan kembali siskamling di kompleksmu atau desamu, balai warga bisa jadi kunci untuk menyalakan kembali semangat itu. Dengan cara sederhana, tanpa harus repot bikin aplikasi atau teknologi canggih. Cukup hadir, ngobrol, jaga bareng.***