Kenapa penting? Karena kalau kita belum yakin, setiap kritik akan membuat kita goyah. Kalau kita mantap, kita tidak mudah tersulut debat emosional.
Luangkan waktu untuk menulis alasanmu. Kalau perlu, tulis surat untuk dirimu di masa depan. Tanyakan, “Kenapa aku memilih ini? Apakah aku siap dengan konsekuensinya?”
2. Komunikasi terbuka dengan pasangan
Banyak yang takut membahas childfree dengan pasangan karena khawatir berakhir berantem atau putus. Padahal justru ini topik WAJIB. Karena ini bukan keputusan kecil. Ini pondasi rumah tangga.
Berdiskusi dengan suami tanpa saling menghakimi. Ada air mata. Ada ketakutan. Ada kompromi, itu wajar, tapi pada akhirnya akan menemukan kata sepakat.
Jangan menunda obrolan. Pilih waktu yang santai. Dengarkan pendapat pasangan tanpa langsung menyela. Jujurlah tentang rasa takut dan harapanmu.
3. Tetap sopan tapi tegas dengan keluarga besar
Ini yang paling menantang. Karena keluarga di budaya timur suka sekali ikut campur, biasanya niatnya baik, tapi caranya kadang bikin jengkel. Menghindar terus itu melelahkan. Berikan jawaban singkat, sopan, tapi tegas.
Misalnya, “Doain aja ya yang terbaik.” “Kami sudah diskusi berdua, Insya Allah nyaman dengan pilihan ini.”
Tidak perlu debat panjang. Tidak perlu baper kalau mereka tidak langsung paham. Siapkan jawaban “aman” untuk acara keluarga. Kalau ada yang maksa, tarik napas dalam dan bilang, “Terima kasih doanya ya.”
4. Hargai yang memilih punya anak
Kadang orang childfree terlalu defensif sampai terdengar merendahkan yang punya anak. Padahal, setiap orang berjuang di jalannya sendiri. Yang memilih jadi ibu juga mengalami banyak pengorbanan. Mereka tidak lebih benar atau salah. Mereka hanya berbeda pilihan.
So, jangan membalas kritik dengan hinaan. Bilang saja, “Aku salut sama perjuanganmu. Aku memilih cara lain.”
5. Bangun support system yang mengerti
Tekanan sosial bisa melelahkan. Makanya perlu membangun lingkaran teman yang mendukung. Tidak semuanya harus childfree. Tapi yang penting, mereka saling menghormati.