Mohon tunggu...
Maesaroh
Maesaroh Mohon Tunggu... Penulis lepas

Penulis Lepas:NapasKata Pendamping Pendidikan anak "Menangkap Sinyal Fitrah anak" S1 Jurnalistik UIN Jkt S2 Komunikasi UIN Bdg

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mengamati Karakter Anak Dengan Mengamati Pola Kebiasaan di Rumah

24 September 2025   08:20 Diperbarui: 24 September 2025   08:33 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anak Pertama ketika berusia 4 tahun membantu orangtua (Dokumentasi Pribadi)

Kebiasaan terbentuk dari lingkungan dia hidup. Jika kebiasaan itu selalu diasah maka otomatis tertanam dan berakar kuat dalam diri seorang anak. Seperti kata Robert Fulghum " Jangan mengkahwatirkan bahwa anak-anak tidak mendengarkan anda, khawatirkanlah bahwa mereka selalu nengamati anda."

Orangtua Hakim tidak seperti berlelah-lelah mencekoki, memaksakan anak dengan banyak ilmu yang barangkali Hakim sendiri tidak tahu manfaatnya untuk apa namun orangtua Hakim selalu menunjukan hal-hal bernilai positif dari bangun subuh sampai kembali memejamkan mata, bahasa tubuh yang menggambarkan arti perjuangan, percaya diri jika benar dan disiplin waktu yang terpenting Hakim tidak minder akan kondisi ia yang sumbing. MasyaAllah Tabarokallah

Anak bukanlah beban tetapi anugerah. Setiap Nabi gelisah ketika belum memiliki keturunan disebabkan khawatir tidak ada estafeta ilmu dan tauhid. Dari Hakim belajar bahwa kekurangan pun anugerah, Hakim rajin belajar agama dengan ia sekolah agama. 

Orangtua Hakim pun sebetulnya sudah mengamalkan apa yang ada dalam surat Lukman ayat 13. Membersamai Hakim dengan dua sentuhan yaitu sentuhan Hati dan juga sentuhan akal. 

Pertama sentuhan hati dengan panggilan "ya bunayya" sebuah panggilan yang menunjukkan kedekatan dan keakraban. Para ulama mengatakan apa yang keluar dari hati akan diterima oleh hati. Kedua sentuhan akal sertai nasihat dengan alasan yang bisa dipahami logika anak. Dalam surat lukman melarang sirik dan disertai alasan bahwa sirik adalah kedzaliman yang sangat besar. 

Oleh karena itu disaat kita melarang anak terhadap sesuatu yang harus disentuh hatinya terlebih dahulu agar anak paham, jika anak bertanya kenapa maka kita utarakan alasan yang logis menurut akal anak. 

Pendidikan pertama anak adalah keluarganya. Orangtua adalah guru terbaik

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun