Mohon tunggu...
maerel dhaliaarumnisa
maerel dhaliaarumnisa Mohon Tunggu... Lainnya - untuk kkn

mahasiswa sedang kkn

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Program Edukasi Penggunaan Internet Secara Bijak

9 Agustus 2020   03:26 Diperbarui: 9 Agustus 2020   03:27 229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penempelan Poster Edukasi Internet Positif

Berdasarkan hasil survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), jumlah masyarakat pengguna internet di Tanah Air tahun 2017 telah mencapai 143,26 juta jiwa atau 54,68 juta keseluruhan penduduk Indonesia. Sedangkan penelitian APJII tahun 2016, sebanyak 768 ribu anak Indonesia usia 10-14 tahun telah rutin mengakses internet. 

Kemudian usia 15-19 tahun sebanyak 22,5 juta anak Indonesia aktif memakai internet dan usia 20-24 tahun berjumlah 22,3 juta. (Dikutip dari https://www.suaramerdeka.com/news/baca/108568/768-ribu-anak-indonesia-usia-10-14- tahun-aktif-internetan di akses pada Selasa 07/07/2020 pada pukul 23:42). Berdasarkan data tersebut, tidak dapat dipungkiri bahwa anak usia sekolah merupakan salah satu konsumen terbesar dari internet. 

Terlebih di masa pandemi seperti ini dimana tugas-tugas sekolah di berikan secara daring, tentunya intensitas anak-anak sekolah dalam mengakses internet juga menjadi semakin tinggi. Sebenarnya, apabila dimanfaatkan secara tepat, internet mengandung banyak sekali manfaat, melalui internet, siswa-siswi baik yang berasal dari sekolah dasar, sekolah menengah hingga mahasiswa dapat mengakses banyak sekali mata pelajaran dan juga website-website pengembangan diri, seperti website untuk mempelajari bahasa asing, mempelajari skill-skill baru seperti bermusik, melukis, menari dan sebagainya. Namun, semua manfaat yang ditawarkan internet tersebut, hanya bisa dinikmati apabila siswa-siswi menggunakan internet positif atau menggunakan internet secara bijak, apabila tidak, alih-alih manfaat, justru ada banyak sekali bahaya yang mengintai di internet. Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Yohana Susana Yambise mengingatkan perlunya batasan pemanfaatan dan penggunaan internet oleh anak-anak yang dilakukan orang tuanya. Menteri Yohana menilai, lemahnya pendampingan serta pengawasan orang tua kepada anaknya dalam penggunaan internet dikhawatirkan menjerumuskan kepada konten-konten negatif, misalnya pornografi salah satunya. Sementara berdasarkan laporan KPAI, sepanjang tahun 2017 ada 514 kasus korban pornografi dan kejahatan siber terhadap anak-anak Indonesia yang diakibatkan teknologi internet (Dikutip dari :https://www.suaramerdeka.com/news/baca/108568/768-ribu-anak-indonesia-usia-10-14- tahun-aktif-internetan di akses pada Selasa 07/07/2020 pada pukul 23:57). Bahkan, tidak hanya penipuan, penggunaan internet yang tidak bijak bahkan bisa berakibat pada penculikan atau bahkan human trafficking. Sejauh ini, 27 dari 129 anak-anak yang dilaporkan hilang kepada Komisi Nasional Perlindungan Anak Indonesia diyakini telah diculik setelah bertemu penculiknya di Facebook, ujar ketua Komisi tersebut, Arist Merdeka Sirait. Salah satu dari korban tersebut telah ditemukan tewas. 

Dalam bulan yang sama setelah seorang gadis dari Depok ditemukan di sebuah terminal bus pada 30 September, ada paling tidak tujuh laporan penculikan gadis muda di Indonesia oleh orang-orang yang mereka temui di Facebook. 

Meski tidak ada data yang solid, polisi dan lembaga bantuan yang fokus pada isu perdagangan manusia (human trafficking) mengatakan sepertinya ini merupakan masalah besar di Indonesia. 

Oleh karena itu dalam program KKN ini direncanakanlah intervensi dalam bentuk sosialisasi internet positif yang ditujukan kepada siswa dan siswi Desa Koripan. 

Dalam sosialisasi ini terdapat dua materi pokok yang akan di jelaskan yaitu yang pertama , bagaimana menggunakan internet secara positif, dan yang kedua, akan diajarkan juga Bahasa Inggris dasar untuk siswa-siswi tersebut, karena tidak dapat dipungkiri, beberapa website atau aplikasi yang bermanfaat kebanyakan masih menggunakan Bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar. Oleh karena itu dirasa perlu edukasi internet positif dan edukasi Bahasa Inggris dasar untuk anak-anak

Tepatnya pada tanggal 07/08/2020, Maerel bersama Indah (mahasiswa UNNES yang juga melaksanakan KKN di Dusun Krandon) menempelkan poster yang berisi ajakan bagi para orangtua untuk mendampingi anak-anaknya dalam menggunakan internet. Poster tersebut dipajang di berbagai sudut strategis dusun seperti di papan pengumuman serta posronda. Harapanya, poster tersebut benar-benar dibaca dan diamalkan oleh orang-oranng yang melihatnya. Selain itu rutin semenjak 1 agustus 2020 , Maerel bersama Indah aktif mengajar untuk anak-anak di Desa Koripan, salah satu materi yang diajarkan adalah Bahasa Inggris dasar, diharapkann dengan menguasai Bahasa Inggris dasar, anak-anak Desa Koripan dapat lebih bisa menjelajah berbagai website atau artikel bermanfaat di internet tanpa ada halangan dalam hal bahasa.

Pengajaran Bahasa Inggris Dasar
Pengajaran Bahasa Inggris Dasar

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun