Mohon tunggu...
Madi Ramadhan
Madi Ramadhan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Seperti Matahari Pagi, Dilahirkan Alam dan Penuh Gairah

Penulis adalah salah satu Mahasiswa dari Prodi Administrasi Publik, Universitas 17 Agustus 1945Jakarta. "Menulis adalah meninggalkan bukti sejarah, dan manusia lahir untuk menciptakan sejarah, maka karena itu sejarah tentang saya akan terus dikenang."

Selanjutnya

Tutup

Politik

Jalan Sunyi Regenerasi Kepemimpinan Partai Politik di Indonesia

1 Agustus 2021   07:26 Diperbarui: 1 Agustus 2021   07:41 273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Apabila opsi kedua terjadi, maka akan menjadi suatu bentuk terciptanya regenerasi yang diharapkan betul sebab hal itu memperlihatkan lahirnya bibit-bibit potensi kepemimpinan yag baru dan menjadi suatu "iron stock" bukan hanya sebagai generasi politik yang baru tetapi juga sebagai proses pembaharuan bagi pembangunan Nasional.

Namun mari telaah kembali sebelumnya mengenai opsi pertama, mengenai kekuasaan dinasti di partai politik Indonesia, langkah konkrit untuk terciptanya regenerasi yang sifatnya demokratis dan transparan untuk saat ini sulit dalam implementasi nya terutama di partai-partai yang sudah berskala besar. 

Proses estafet kepemimpinan partai politik masih dirasa melalui skema jalur keluarga, orang terdekat, orang-orang kepercayaan yang dinilai punya pengaruh kuat untuk memberikan stimulus penyediaan calon-calon pejabat yang akan menghiasi pemerintahan. 

Kita tidak bisa menampik bahwa hal ini masih lumrah terjadi dan mungkin menjadi suatu kebudayaan yang terus melekat dalam kehidupan demokrasi bangsa kita, Padahal nyatanya kebiasaan tersebut justru secara esensi bersebrangan dengan nilai-nilai demokrasi. 

Mungkin pula bilamana kita tarik lebih jauh lagi sebab masih mengakarnya budaya ini, dapat juga menjadi alasannya bahwa masih sulitnya sekarang ini mencari sosok figur pemimpin yang memiliki kriteria sesuai dan andil tinggi dengan tugas berat untuk mengemban amanah roda kepemimpinan partai yang sudah berskala besar. 

Sehingga, Dinasti yang memegang kekuasaan dominan di partai tidak mau mengambil resiko yang tinggi dengan memberikan tampu kepemimpinan kepada selain yang dapat dipercaya atau dekat dengan dinasti yang berkuasa di partai tersebut. 

Namun demikian, apabila tetap regenerasi ditempuh melalui suatu cara-cara yang lebih demokratis, tidak menutup kemungkinan akan banyak para kader-kader yang ikut berpartisipasi dalam proses mencapai ketua partai, maka dengan demikian kemungkinan untuk menemukan sosok yang terbaik dari para kader-kader yang ada akan lebih tinggi presentase nya.

 Langkah demokratis ini pun tetap menghadirkan suatu problematik yaitu apabila proses demokrasi diterapkan tidak mustahil terjadinya transaksi atau jual beli jabatan di partai. Konstentasi politik yang begitu tinggi dan sarat akan bisnis "perdagangan" karena mahalnya biaya politik ditambah munculnya fraksi-fraksi baru yang saling berkoalisi di tubuh partai yang memiliki pendanaan dan pengaruh kuat, tidak khayal orang-orang mereka akan memenangkan proses konstentasi dan mengisi spot jabatan-jabatan yang ditawarkan, dan dari itulah muncul dinasti yang baru. 

Paradoks tak berujung dalam regenerasi partai politik di negara tercinta ini masih sangat sarat dan sulit untuk keluar dari rantai lingkaran tak berujung ini, apabila belum adanya kesadaran kolektif untuk sama-sama merubah karakter dan persepsi untuk menjadikan partai politik bukan sebagai kendaraan keuntungan pribadi saja untuk meraih kekuasaan atau pengaruh, melainkan yang utama sebagai wadah aktualisasi sebagai partisipan dalam pembangunan peradaban dan bangsa menuju kesejahteraan juga yang diharapkan oleh seluruh generasi penerus untuk dapat hidup menjadi lebih baik.

Tahun lalu tepatnya bulan Februari tahun 2020, Partai Demokrat kembali menyelenggarakan kongres dengan terpilihnya nahkoda partai yang baru untuk memimpin lima tahun ke depan. Yaitu muncul sosok baru Agus Harimurti Yudhoyono atau akrab disapa AHY yang sedia untuk memikul tanggung jawab yang besar itu. 

Walaupun masih sarat akan kepentingan kekuasaan dinasti di dalam partai tersebut. Namun, setidaknya masih menjadi hembusan nafas segar bagi perpolitikan bangsa bahwa salah satu partai besar berani melakukan gebrakan regenerasi kepemimpinan dengan mempercayakan sosok yang masih muda tersebut dengan kapasitas dan integritas yang ada untuk memimpin. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun