Mohon tunggu...
Fadlil Madinah Mukti Raharjo
Fadlil Madinah Mukti Raharjo Mohon Tunggu... 24107030038_Ilmu Komunikasi_UIN Sunan Kalijaga

Karunasekara.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Seni Mengatasi Overthinking dengan Menulis

4 Juni 2025   16:42 Diperbarui: 4 Juni 2025   16:42 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Foto Ilustrasi Orang Overthinking (Sumber: detikcom))

Overthinking, atau dalam Bahasa Indonesia dikenal dengan istilah berpikir berlebihan, adalah kondisi mental yang sangat umum terjadi, terutama di era modern ini. Hampir setiap orang pernah mengalami momen di mana pikirannya dipenuhi oleh kekhawatiran, ketakutan, dan pertanyaan-pertanyaan tanpa jawaban. Mulai dari rasa takut gagal dalam menghadapi tantangan, kekhawatiran akan kalah dalam sebuah kompetisi, hingga rasa takut mengecewakan orang lain atau tidak bisa menyelesaikan tugas dengan baik.

Padahal berpikir adalah bagian penting dari proses hidup dan pengambilan keputusan. Namun, jika dilakukan secara berlebihan, justru bisa mengganggu aktivitas, menurunkan produktivitas, dan melemahkan kesehatan mental kita. Lantas, bagaimana caranya mengatasi overthinking agar tidak terus-menerus menghantui pikiran? Salah satu jawabannya adalah dengan menulis.

Menulis bisa menjadi media ekspresi diri yang kuat. Ketika kita menulis, kita tidak hanya mencurahkan isi pikiran, tetapi juga memberi jarak antara diri kita dengan kecemasan yang kita rasakan. Menulis bisa menjadi ruang aman untuk menumpahkan perasaan dan kekhawatiran tanpa takut dihakimi. Menulis bukan hanya soal membuat tulisan indah dan rapi, tapi tentang kejujuran terhadap diri sendiri.

Saya sendiri, sebagai mahasiswa yang sedang menjalani berbagai tantangan seperti tugas kuliah, kepanitiaan, skripsi, atau pekerjaan sambilan, sering kali dihantui oleh overthinking. Dalam kondisi seperti itu, menulis menjadi penyelamat saya. Bukan hanya sekadar hobi, tapi juga sebagai bentuk terapi sederhana yang ampuh menenangkan pikiran.

Berikut adalah beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk memanfaatkan kegiatan menulis sebagai cara mengatasi overthinking:

  1. Tuliskan Segala Isi Pikiran Tanpa Sensor
    Ambil kertas, buka aplikasi catatan di ponsel, atau gunakan laptop. Tulis semua hal yang sedang berkecamuk di kepala. Tidak perlu berpikir rapi atau sistematis. Biarkan semuanya mengalir begitu saja. Misalnya: "Takut gagal", "Kenapa aku kayaknya nggak cukup baik?", "UTS besok gimana ya?", dan seterusnya.
  2. Identifikasi Akar Masalahnya
    Setelah pikiran-pikiran itu ditulis, cobalah untuk melihatnya dengan lebih tenang. Tanyakan pada diri sendiri: Kenapa aku merasa seperti ini? Apa sebenarnya yang aku takutkan? Kadang-kadang kita overthinking bukan karena masalahnya besar, tapi karena kita belum paham inti kekhawatiran kita.
  3. Rumuskan Pikiran dengan Lebih Jelas
    Dari tulisan-tulisan tersebut, mulailah menjabarkan kekhawatiran secara lebih spesifik. Misalnya dari "takut gagal", kita gali lebih dalam: apakah karena takut mengecewakan orang tua? Takut dibandingkan dengan teman? Atau karena merasa belum cukup belajar?
  4. Cari Solusi yang Bisa Dilakukan
    Setelah tahu apa yang sebenarnya kita takutkan, saatnya mencari solusi. Misalnya, jika kamu takut nilai UAS buruk, maka kamu bisa buat jadwal belajar, ikut kelompok diskusi, atau meminta bantuan teman yang lebih paham. Dan yang tak kalah penting: berdoa, karena usaha dan doa adalah kombinasi yang menenangkan.
  5. Sadari Batas Usaha Kita
    Jika kamu sudah melakukan segala yang bisa kamu lakukan---belajar, berdoa, mempersiapkan diri---dan overthinking masih muncul, maka saatnya untuk melepaskan. Sadarilah bahwa tidak semua hal bisa kita kendalikan. Pikiran buruk itu tak seharusnya terus kita pelihara.
  6. Tulis dengan jujur
    Saat menulis kita harus jujur dan mengakui pikiran yang sedang kita pikirkan dan perasaan yang sedang kita rasakan, saat menulis kita sedang melakukan komunikasi intrapersonal dengan diri kita sendiri. Jadi kita bebas untuk menulis apapun tanpa perlu merasa takut.

Berdasarkan pengalaman pribadi, ada banyak manfaat yang saya rasakan dari menulis ketika overthinking, di antaranya:

  • Menemukan Sumber Kecemasan
    Seringkali kita merasa gelisah tanpa tahu kenapa. Menulis membantu kita mengidentifikasi apa sebenarnya yang membuat kita takut atau cemas.
  • Menciptakan Ruang untuk Refleksi dan Solusi
    Dengan menulis, kita tidak hanya menuangkan isi kepala, tapi juga secara perlahan mulai mencari solusi dari masalah yang kita hadapi.
  • Menjadi Dokumentasi Perjalanan Emosi
    Ketika kita kembali mengalami overthinking tentang hal yang sama, kita bisa membaca ulang catatan kita sebelumnya dan melihat bahwa kita pernah melewati hal itu. Ini bisa menjadi pengingat bahwa kita kuat dan mampu bangkit kembali.
  • Meredakan Kecemasan
    Menulis itu seperti 'meletakkan' beban dari kepala ke atas kertas. Walau masalah belum selesai, setidaknya kita merasa lebih ringan karena tidak memendam semuanya sendiri.

Overthinking memang menyebalkan. Ia datang tanpa diundang dan sering kali tidak logis. Namun, dengan kesadaran dan kebiasaan kecil seperti menulis, kita bisa belajar mengenali dan mengendalikannya. Tidak harus menjadi penulis hebat untuk mulai menulis. Yang penting adalah keberanian untuk jujur terhadap diri sendiri dan konsistensi untuk merawat kesehatan mental kita.

Jadi, jika kamu merasa kepalamu penuh, cobalah menulis. Kamu akan terkejut melihat betapa menyembuhkannya menumpahkan pikiran dalam bentuk kata-kata.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun