Ketika awal pembelajaran mata kuliah "Penulisan Karya Ilmiah (PKI)" -- saat penyampaian tugas minggu-an dari mata kuliah tersebut, saya terkejut ketika mendengar bahwa setiap minggu-nya Mahasiswa wajib menulis satu artikel yang diunggah di akun blog masing-masing. Saya pun tertantang untuk mulai menulis kembali setelah sekian lama vakum dari dunia tulis-menulis.
Ini adalah minggu keenam saya menjadi Mahasiswa. Jangan ditanya soal penugasan, seperti penyusunan makalah, artikel, dan esai yang sudah seperti makanan tiap minggunya untuk saya.
Sempat terlintas sebuah pertanyaan, kenapa sih kita harus menulis sesuatu berdasarkan ilmiah? Seiring berjalanya waktu yang ditambah dengan tersediannya mata kuliah khusus yang membahas tentang PKI, pertanyaan saya pun mulai terjawab satu persatu.
Tepatnya pada pertemuan keempat, dosen saya yang bernama Pak Mukhlis sebagai dosen pembimbing mata kuliah PKI menjelaskan, bahwa karya ilmiah itu rangkaian fakta yang disusun secara sistematis dengan menggunakan metode ilmiah yang menjawab pertanyaan-pertanyaan seputar kehidupan, yang mana pada level remaja karya ilmiah dibuat menggunakan kaidah ilmiah yang paling sederhana untuk mengasah minat, nalar, dan juga kreatifitas remaja.
Jika pun telah diteliti karya ilmiah tersebut bertujuan untuk tahap verifikasi dan pengembangan atas apa yang sudah diteliti itu. Dan ternyata latar belakang dari adanya penulisan ilmiah ini adalah pada tahun 1963, yang mana United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO) membentuk  Youth Science Club (YSC) untuk mewadahi minat remaja pada umur 12-18 tahun dalam dunia penelitian.
Seiring berjalannya waktu, pada tahun 1970 YSC berkembang dalam meluaskan cakupannya, yaitu dari umur 12-18 tahun menjadi 12-21 tahun. Ternyata sudah selama itu dunia tulis-menulis ilmiah ini ada. Akan tetapi, mengapa harus menulis? Mengapa tidak dengan cara yang lain?
Cukup sederhana ternyata jawaban dari pertanyaan di atas. Intinya terdapat tiga alasan mengapa kita harus menulis seperti apa yang dijelaskan oleh dosen ketika mata kuliah PKI berlangsung.
Yang pertama menurut beliau adalah membedakan dengan makhluk lain. Hidup adalah pilihan, ingin menjadi manusia yang bermanfaat bagi sesama atau sebaliknya.
Dengan menulis, setidaknya kita sudah berada di satu tingkat lebih tinggi dari manusia lainnya, karena kita sudah berani untuk mengungkapkan opini serta secara tidak langsung kita telah memperluas informasi dari suatu objek yang kita bahas.
Yang kedua adalah memori manusia itu terbatas. Memang kita memiliki sesuatu yang begitu ajaib dengan ukuran yang tidak begitu besar di dalam kepala kita yaitu otak, tidak menjamin kita dapat menyimpan semua informasi secara permanen di dalam otak kita kecuali hal-hal tersebut memang benar-benar berkesan untuk kita.
Oleh sebab itu, perlunya menulis adalah sebagai media yang dapat mengantisipasi apabila otak kita melupakan suatu informasi dengan hanya membaca tulisan yang pernah ditulis sehingga dapat mengingatkan pada suatu informasi. Yang terakhir adalah membangun peradapan. Sama seperti aplikasi yang butuh untuk di-upgrade, ilmu atau informasi juga butuh di-upgrade.
Apakah masih berlaku kesimpulan suatu ilmu atau informasi yang ditulis pada tahun-tahun lalu dengan saat ini? Karena seperti yang dapat kita rasakan saat ini, perkembangan dalam berbagai aspek begitu cepat berganti dan berkembang. Sebenarnya munculnya penemuan-penemuan baru tersebut juga berawal dari tulisan-tulisan ilmiah yang ditulis lalu diteliti dan dikembangkan. Hanya dengan menulis, kita bisa merubah dunia.
Sebenarnya untuk permulaan menulis, kita bisa mengawali dengan menceritakan keseharian atau pengalaman yang kemudian lambat laun beralih pada tulisan-tulisan yang bermuatan ilmiah yang biasanya sering kita jumpai melalui tugas-tugas dari sekolah atau bangku perkuliahan. Setiap tugas-tugas yang didapat, mampu mengasah diri sendiri dalam penulisan ilmiah.
Kenapa sih harus ilmiah? Pernah berpikir seperti itu? Sama saya-pun juga begitu. Tapi lagi-lagi, pada proses perkuliahan PKI beliau menjelaskan bahwa di dalam tulisan ilmiah itu mencakup empat poin penting yaitu Description, Explaining, Predition, dan Modification yang tidak mungkin kita jumpai pada tulisan-tulisan yang tidak berbau ilmiah.
Begitu lengkap bukan? Bisa jadi, karena dalam penyusunan karya ilmiah pun tidak main-main. Harus memperhatikan aspek-aspek tertentu yang perlu untuk dipenuhi. Apa saja itu? Terdapat tiga aspek yang perlu dipenuhi oleh seseorang yang akan menulis karya ilmiah, yaitu: Â Â Â
- Isi kajian berada pada lingkup ilmiah.
- Metode yang digunakan jelas dan dapat diverifikasi.
- Penulisan dan penyajian mengikuti kaidah ilmiah.
Modal utama untuk menulis karya ilmiah adalah kepekaan terhadap lingkungan sekitar, kritis terhadap informasi yang didapat, serta kreatif seperti mempersiapkan diri dan melakukan uji coba. Terpenting ucaplah basmalah sebelum melakukan sesuatu, sehingga ketika menulis diberi kelancaran selama menulis, terlebih yang baru ingin memulai menulis.
 Salah satu hal terindah di dunia ini adalah ketika kita menjadi manusia yang bermanfaat bagi sesama. Rangkaian kata yang kita tulis, pasti akan bermanfaat untuk sesama. Ingat, menulis adalah sebuah keberanian yang muncul di dalam diri, menulis adalah sebuah kebebasan dalam menyuarakan suara yang tak mampu kita suarakan secara lisan. Ketika mulut tak mampu berucap, maka menulislah!     Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI