Mohon tunggu...
Machmud Yunus
Machmud Yunus Mohon Tunggu... lainnya -

Suka menulis fiksi (novel dan cerpen), dan non fiksi. Sarjana Biologi lulusan FMIPA Universitas Brawijaya ini memiliki ketertarikan lebih pada bidang kesehatan, flora-fauna, iptek, wirausaha dan keuangan. Mudah dihubungi di www.facebook.com/yunusmachmud

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Alternatif untuk Gangren Diabetes

12 Maret 2013   06:06 Diperbarui: 24 Juni 2015   16:57 2589
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1363067910726450858

[caption id="attachment_241577" align="alignnone" width="400" caption="Gangren, jaringan tubuh yang terkana infeksi dan berkembang menjadi jaringan nekrosis, yang dikenal dengan istilah gangren (umm.edu)"][/caption]

Suatu hari saya mengunjungi sebuah pusat pengobatan alternatif yang ada di daerah Ngancar (perbatasan Kabupaten Kediri dan Kabupaten Blitar). Pengobatan dilakukan dengan pijat tenaga dalam, jamu dan berbagai metode pengobatan; yang salah satunya adalah pasien dijemur di bawah terik matahari mulai jam 09.00-10.00 dan itu dilakukan setiap hari. Saya sempat berbicara dengan seorang perempuan tua, kakinya membusuk, dan tanpa pikir panjang, saya berucap padanya: “Kalau di rumah sakit, yang seperti itu pasti sudah diamputasi.” Tiga bulan kemudian, kesempatan mempertemukan saya dengan perempuan berkaki busuk itu lagi. Pertemuan itu mengejutkan saya; kakinya telah sembuh dan lukanya mengering. Dan dia dengan senang hati bercerita kepada saya, bagaimana lelaki pemijat itu merawat lukanya.

Kaki perempuan itu terkena gangren, kondisi jaringan tubuh yang mengalami nekrosis atau kematian jaringan. Awalnya, orang mengalami luka, lalu infeksi, dan tidak kunjung sembuh. Sebab, ada penurunan suplai darah ke jaringan yang terinfeksi itu, sehingga berkembang menjadi gangren. Kondisi yang seringkali dijumpai pada penderita diabetes. Gangren seringkali menyerang bagian tubuh di ekstremitas perifer seperti kaki, jari-jari kaki, tangan dan penis. Hampir 80% kasus amputasi adalah penderita diabetes yang terkena gangren.

Gejala Gangren

Gejala gangren yang bisa diamati antara lain: perubahan warna di daerah infeksi: merah, lalu cokelat, hingga menghitam--umumnya mengalami mati rasa, ada pula yang disertai rasa nyeri bergantung jenis gangren--bernanah dan berbau busuk.

Pengobatan Gangren Secara Medis

Gangren lebih mudah ditangani jika terdeteksi lebih dini; mengurangi resiko terjadinya amputasi dan menghindari penyebaran ke jaringan yang sehat. Perawatan gangren tidak akan berarti bila tidak disertai pengendalian gula darah, diet dan olahraga teratur. Biasanya, pasien mendapatkan obat antibiotika dan anti nyeri dan terapi ozon.

Pengobatan Arternatif Untuk Penderita Gangren

Penjemuran pasien di bawah terik matahari berguna untuk meningkatkan suhu tubuh si sakit. Itulah alasan yang dikemukakan pimpinan pengobatan alternatif itu saat saya bertanya padanya. Semua pasiennya rata-rata berusia tua, berat jika memaksanya harus berolah-raga, mereka diharuskan tinggal di sana selama 2-4 minggu. Dan penjemuran menjadi solusi untuk membuat tubuh mereka menjadi lebih hangat. Dengan suhu tubuh yang lebih hangat, maka peredaran darah menjadi lebih lancar--tubuh akan menyembuhkan dirinya sendiri, katanya lagi. Ada satu perawatan khusus yang dilakukan pada penderita gangren. Pada bagian yang terkena infeksi, setiap hari dikompres dengan bawang merah dan gula pasir yang sudah dihaluskan, dan kemudian dibalut dengan kasa steril. Cara itulah yang menyelamatkan perempuan tua itu dari amputasi kaki. Anda boleh mengikuti anjuran ini, dengan tanpa mengabaikan nasehat dan saran-saran dokter anda, dan anda harus tetap minum obat-obat yang berikan kepada anda.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun