Mohon tunggu...
M Abd Rahim
M Abd Rahim Mohon Tunggu... Guru - Guru/Dai
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

GPAI SMK PGRI 1 SURABAYA, Ingin terus belajar dan memberi manfaat orang banyak (Khoirunnas Anfa'uhum Linnas)

Selanjutnya

Tutup

Book

Tips Menyusun Tulisan Buku Secara Sistematis

11 Februari 2023   04:05 Diperbarui: 11 Februari 2023   05:15 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dok/ Flyer Group WA KBMN-28

Percobaan mendorong teman-teman untuk berbuat lebih untuk menjawab rasa penasaran. Pertanyaannya, apakah sekedar selesai mencoba atau mau melanjutkan? Jika hendak melanjutkan, maka lakukan dengan segera. Praktekkan sekaligus, biarkan mengalir bersama jari-jari mungil teman-teman. Melakukan proses lebih dalam menulis membutuhkan dorongan lebih pula. Tidak hanya dorongan untuk membuat tulisan, yang lebih utama adalah niat menghilangkan rasa penasaran di pikiran. Penasaran tentang apa yang akan saya tulis, susun dan terbitkan.

Ketika Menulis harus menjadi sebuah budaya. Maka, budayakan bersama dengan praktek menyusun dan mengedit naskah. Menghasilkan sebuah karya tulisan sederhana tidak bisa tercapai dengan maksimal jika didorong oleh paksaan. Membudayakan menulis adalah proses menuju karya.

Lalu selanjutnya konsisten, adalah langkah pamungkas dalam teori menulis, menyusun dan mengedit naskah yang selama ini saya lakukan. Budaya menulis yang baik adalah ketika kita menjadi konsisten dalam mempraktekkannya.

Tips CLBK diatas mengandung arti bahwa penulis harus percaya diri, yakinkan diri bahwa saya bisa. Tak mungkin beliau berpelukan dengan Omjay di Jakarta jika tanpa menulis. jauh-jauh Omjay dari Bekasi malam-malam untuk menemui beliau. Tiada duanya. Tambahan lagi Prof. Eko bersua dengan beliau. Seperti mimpi. Karena menulis kami dan kita semua seperti keluarga. 

"Mulailah apa adanya, apapun yang dituliskan adalah sebuah pencapaian yang laur biasa dan pasti ada penikmatnya sendiri. Tak ada tulisan yang tak bernilai, hanya menunggu jodohnya untuk dibaca, seperti tulisan di blog. Awalnya sepi-sepi pembaca...sebulan kemudian sudah ratusan atau bahkan ribuan pembaca." Begitulah beliau memberi semangat kepada peserta group WA KBMN-28.

Di malam itu pemateri juga mengajak kepada peserta agar menulis buku apa saja versi UNESCO minimal 40 halaman. Tapi beliau menyarankan minimal 70 halaman ukuran kertas A5. Kalau 40 halaman masih terlalu tipis, penerbit tentu berpikir juga untuk mencetaknya. Buku Non Fiksi sebaiknya pakai Daftar Pustaka karena bersifat ilmiah sementara fiksi tidak wajib. Kecuali fiksi dalam bentuk kumpulan puisi/cerpen, jika ada yang dikuti dari sumber lain, sebaiknya dicantumkan agar tidak tergolong plagiasi.


Kemudian beliau juga menjelaskan bahwa untuk membuat kerangka tulisan-tulisan yang bagus dari sebuah judul yg kita pilih, langkah apa yang sebaiknya kita lakukan agar menarik sesuai minat baca para pembaca. 

Beliau menyarankan buatlah tulisan dengan bahasa yang unik dan mudah dipahami pembaca. Urutkan judul/bab/sub bab yang memiliki kaitan sehingga ketika dibaca dari satu bagian ke bagian saling melengkapi. Intinya, percaya diri dengan tulisan sendiri.

Ketika peserta ingin membuat buku dari blog Kompasiana atau blog yang lain. Menurut pemateri semuanya boleh, tapi jangan lupa mencantumkan sumbernya. Karena, sumber tulisan adalah dasar untuk landasan teori yang kita tuliskan. Dan buatlah parafrase baru atau ringkas kalimat yang disadur dari blog tersebut. Jika mengambil utuh, sebaiknya taruh dalam tanda "..." dan cantumkan sumbernya. Sehingga tidak masuk kategori plagiasi

Ada pertanyaan dari salah satu peserta, "Jika saya hendak membukukan tulisan-tulisan saya di Kompasiana, bagaimana caranya? 1. Apakah semua judul/Link kita salin dan kita ketik dulu di satu kertas atau screen seperti tadi? 2. Apakah perlu kita edit ulang, dikurangi/ditambah. Sudah publish di Kompasiana, kemudian dibukukan, bolehkah? Perlu ijin ke Kompasiana? Seperti Om jay itu bagaimana?

Beliau menjawab, "Bisa mengambil semua judul, atau buat judul serupa, Ambil naskah seutuhnya dari Blog Kompasiana tidak masalah. Tapi cantumkan tautan artikel blog nya di Referensi atau catatan kaki. Cara menyisipkan ada di tool Ms Word.
Lebih bagus jika sempat mengedit ulang dan menambahkan penjelasan/contoh/tambahan informasi. Sudah dipublish di blog? Kenapa tidak, ambil dan bukukan, tapi ingat sumber artikelnya dicantumkan. Ada penulis Kompasiana yang pernah menerbitkan di YPTD, semua naskahnya dari tulisannya di blog Kompasiana, tapi semua tulisannya jelas sumbernya di Kompasiana. Jika dipandang perlu, silahkan ringkas judul atau perbaiki.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun