Mohon tunggu...
M Abd Rahim
M Abd Rahim Mohon Tunggu... Guru - Guru/Dai
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

GPAI SMK PGRI 1 SURABAYA, Ingin terus belajar dan memberi manfaat orang banyak (Khoirunnas Anfa'uhum Linnas)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Perjalanan Bu Aam Menuju Kesuksesan

21 Januari 2023   04:19 Diperbarui: 21 Januari 2023   04:51 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Flyer/dari Group KBMN 28 

Perjalanan Bu Aam Menuju Kesuksesan

***

Malam telah berganti, aku belum bisa mengikuti karena banyaknya tugas hingga lupa diri. Saat yang indah ini, kuberanikan diri untuk mempelajari bagaimana cara "Menggali Potensi dan Mengukir Prestasi." Sebuah proses perjalanan hidup insan menuju kesuksesan. Pada kesempatan ini Ibu Aam Nurhasanah, S.Pd menjadi Narasumber di KBMN 28 dibawah pimpinan Omjay. Pada malam itu beliau ditemani oleh ibu Arofah Afifi, S.Pd., sebagai moderatornya dan beliau mencoba berbagi pengalaman kepada peserta Group Kelas Menulis Belajar Nusantara (KBMN) angkatan ke-28.

"Guru mulia karena karya." Kata beliau kepada mereka

Baca juga: Aku Rindu

"Maka jadikan menulis sebagai passion dan rajinlah menulis hingga karyamu berbuah manis." Pesannya dan beliau melanjutkan cerita perjalannya menuju kesuksesan.

Pada malam ini, kita fokus pada bagaimana menggali potensi untuk mengukir prestasi. Jawabannya sederhana. "Kita bisa mulai dengan apa yang kita sukai."  

Setiap manusia diberikan kesempatan yang sama untuk menggali segala potensi yang dimiliki untuk meraih prestasi. Sebagai contoh, saya suka menulis maka saya menekuni dunia tulis. Saya menulis dari apa yang saya sukai, apa yang kita alami, atau apa yang kita kuasai. Kita bisa menulis puisi, pantun, cerpen, novel, atau kisah inspiratif yang bisa menginspirasi negeri.

Namun, untuk penulis pemula banyak sekali kendala untuk memulai tulisan karena takut tulisan jelek, takut dibuli, tidak percaya diri, takut tulisan tidak sempurna, dan keraguan dalam mempublikasi tulisan sehingga tulisannya hanya disimpan di dalam draf dan membiarkan ide itu menguap hingga berlalu begitu saja. 

Saya juga merasakan hal itu saat pertama kali bergabung di dalam kelas ini. Saya bahkan dulu bergabung di gelombang 8 dan tidak lulus. Namun, saya mencoba memupuk kembali rasa semangat dalam diri hingga memutuskan untuk mengulang kelas dan lulus di Gelombang 12.

Masih ingat betul saat menjadi peserta, semangat saya berkobar saat menerima materi dari Bunda Kanjeng, hingga berbuah buku antologi dengan judul Semangat Menulis Bersama Bu Kanjeng. Bahagia rasanya, nama saya ada di urutan pertama dari 42 penulis se-Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun