Mohon tunggu...
M Abd Rahim
M Abd Rahim Mohon Tunggu... Guru - Guru/Dai
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

GPAI SMK PGRI 1 SURABAYA, Ingin terus belajar dan memberi manfaat orang banyak (Khoirunnas Anfa'uhum Linnas)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kos-kosan yang Panas

18 Januari 2023   15:06 Diperbarui: 18 Januari 2023   15:44 455
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Kos-kosan yang Panas

Oleh: M. Abd. Rahim

***

Kos-kosan yang berukuran 4x3 itu tempatnya tidak dapat dijangkau oleh mobil.

"Gimana sayank, jadi ngekos yang ditawarkan temanmu itu?" Tanyaku

"Ya jadi yank, terus harus nyari kemana lagi!" Jawabnya

Memang jalan menuju ke kos roda tiga saja sangat kesulitan, apalagi jalannya yang sempit yang bisa diakses oleh pengendara motor. Kadang juga saling menunggu, ketika roda dua besar melintas dan disarankan lewat salah satu dulu.

"Oya mbak Risdza, kalau jadi ngekos di sampingku saja. Kosong kok! kamar mandinya juga di dalam." Tawaran Nurul teman istriku 

Aku diperkenalkan kos tersebut olehnya yang dulu dia juga menempatinya. Saat itu, saya sudah menikah. Di tahun yang sama, memang aku harus mencari tempat untuk berteduh. Dan bersedia menempatinya bersama istri tercinta untuk beribadah, dan menikmati hidup di saat suka maupun duka.

Ketika malam datang, kos yang saya tempati berubah layaknya oven, sangat panas walaupun fasilitas kos sudah memberikan satu kipas. Tapi tetap saja istri membeli satu kipas diletakkan di samping TV. Berniat agar ruang tidak panas dan ketika tidur ku istirahat bisa nyenyak, tapi hasilnya juga masih panas.

Ketika Hafizah ikut bermalam di kos, aku kasihan ia merasa tidak nyaman. Dan sebelum tidur malam, ia mengajak cari angin dulu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun