Mohon tunggu...
M Abd Rahim
M Abd Rahim Mohon Tunggu... Guru - Guru/Dai
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

GPAI SMK PGRI 1 SURABAYA, Ingin terus belajar dan memberi manfaat orang banyak (Khoirunnas Anfa'uhum Linnas)

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Hari Raya Idul Fitri, Hari Kemenangan dan Kembali Suci

4 Mei 2022   10:25 Diperbarui: 5 Mei 2022   01:50 1084
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Malam itu kutelusuri jalan gelap seakan sepi dan sunyi. Cahaya rembulan Ramadhan redup, dan cahaya bulan 1 Syawal masih malu untuk bersinar. Sepoi angin malam menembus jantungku, tidak ada yang bersuara kecuali bunyi sepeda motor mungilku. Di sebrang sana di tengah malam, masih terdengar gema takbir. "Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, walillahil hamdu." Aku bolak-balik memastikan letak musholla "Sabilillah", yang menjadi tempat khutbah Idul Fitriku besok. Setelah sampai di depan musholla tersebut, aku foto dan juga gapura gang masuk yang menuju ke musholla tersebut kuabadikan di dalam Handphoneku.

Dokpri
Dokpri
Tidak seperti tahun lalu, setelah Subuh aku baru berangkat khotib dari Mojokerto ke sidoarjo. Tapi  malam ini aku bersama adik ipar menuju ke Surabaya lebih awal dan rencana bermalam di rumah singgah (kos) di Jl. Kupang Krajan Surabaya. "Rafy apa baju untuk sholat idul Fitri besok apa sudah disiapkan!" tanyaku mengingatkan karena beberapa menit lagi kita berangkat. "Sudah mas, aku bawa tas ransel ya!" katanya. Kenapa aku memilih minta tolong kepada adik iparku untuk ikut mengantarkanku dari pada aku berangkat sendiri. Karena istriku sering bilang "Bahaya kalau pean sepedahan sendiri, lebih baik bersama Rafi atau sama Miftah. Jikalau pean ngantuk ada yang nggantiin nyetir."

Benar juga setelah lima belas menit di perjalanan tikus mataku meredup, dan beberapa menit aku buka namun mataku mengatup sendiri, mencoba membuka mata selalu mengatup sendiri. Dan membuat sepada yang kami tumpangi sedikit oleng dan Rafy yang duduk di belakang kaget dan merasa ketakutan. Sebelum sampai jalan raya dan banyak lalu lalang ramainya kendaraan, aku putuskan untuk meminta tolong Rafy untuk menyetirnya. "Fy nanti kalau sudah sampai jalan raya, aku gantiin nyetir ya!" "Siap mas!" jawabnya.


Di sepanjang jalan raya aku bisa istirahat, mungkin kecapean sehingga kantuk begitu berat. Mungkin siang tadi sedikit istirahat, mencuci baju dan menemani Hafizah, anakku bermain. Dilanjut imami sholat Isya' sekaligus  Takbiran. Aku juga menginformasikan kepada jama'ah sudah tidak teraweh lagi. Karena menurut informasi dari salah satu stasiun Televisi bahwa 1 Syawal 1443 H jatuh pada hari Senin esok hari. Di TV tersebut diatayangkan petugas ru'yatul hilal Masjid Imam Syafi'i menginfokan pukul 17.25 Wib hilal sudah terlihat. Jikalau salah satu titik di Indonesia bisa melihat hilal, maka 1 Syawal 1443 H jatuh pada hari Senin tanggal 02 Mei 2022 dan penduduk Indonesia bisa melaksanakan sholat Idul Fitri."

Dokpri
Dokpri

Para jama'ah pun sudah memahami, kemudian sebelum dzikir sholat Isya' aku ajak Takbiran tiga kali. "Allahu akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, La Ilaha Illallahu Allahu Akbar, Allahu Akbar walillahilhamdu" para jama'ah mengikutiku setelah kulafalkan kalimat Takbir tersebut hingga dua kali. Kemudian kulanjutkan "Allahu Akbar, Allahu Akbar Kabiraw wal hamdu lillahi kasiro wasubhanallahi bukroataw wa'asila, Lailaha illallahu wahdah, sodaqo wa'dah, wanasssara 'abdahu wa'aazazundahu wahazamal ahzaba wahdah. La ilaha illallahu wala na'budu illa iyah mukhlisina lahuddina walau karihal kafirun. La ilaha illallah wallahu akbar, allahu akbar walillahilhamdu." Kemudian jamaah membaca takbir bersama-sama.


Suara takbir menggema, membuat hati semua insan berbahagia karena besok memperoleh hari kemenangan. Yang  selama satu bulan sudah menjalankan puasa dan melengkapi solat sunah teraweh. "Semoga kita bisa menjadi kupu-kupu, satu bulan puasa kita menjadi kepompong dan hari besok menjadi kupu-kupu. Semoga kita semua bisa meneladi sifat kupu-kupu, ia hidup dilingkungan bersih dan baik dan juga bertempat ditempat yang baik dan memakan hal-hal yang baik. Ia menyebar kedamaian, menyebar kebahagiaan kepada semesta. Juga bisa memberi manfaat kepada indahnya bunga-bunga untuk bisa menghasilkan buah. Semoga sholat kita, puasa kita, sodaqoh kita diterima oleh Allah SWT. Dan semoga kita bisa bertemu dengan Ramadhan tahun depan. Amin ya robbal alamin." Kalimat itu untuk mengakhiri kepada jama'ah.

Dokpri
Dokpri

Setelah itu kami Takbiran di masjid Ar-Rahman, dan ikut membagi zakat fitrah kepada para mustahiq di lingkungan sekitar masjid dusun Kenanten Mojokerto. Dan aku sudahi pukul 21:00 Wib kemudian takbiran dilanjut oleh remas yang lain. Katua Takmir mengkordinir zakat Fitrah bersama pak RT dan bapak RW untuk didistribusikan kepada masyarakat. Bungkusan zakat fitrah dari para muzaqi dikemas lagi dengan tas plastik yang bertuliskan "Masjid Ar-Rahman Kenanten". Panitia tidak menimbang ulang, menambahi atau mengurangi timbangan atau ukuran zakat fitrah yang diberikan oleh muzaqi. Panitia menyediakan dua mobil untuk mengangkut beras zakat fitrah, yang sudah dikemas oleh panitia dan siap dibagikan. Perginya dua mobil itu aku pulang dan berangkat ke Surabaya.


Di perjalanan menuju Surabaya, setiap beberapa menit sepedaku agak oleng karena kantukku yang menyebabkan tubuhku bergerak mau lepas dari sepeda motor, walaupun tanganku berpegangan erat di daun telinga besi yang ada di belakang. Kurang lebih 45 menit dalam perjalan, kami turun dan mengisi bensin Pertalite karena ukuran bensin di spedometer sisa satu dan terus berkedip. "Pertalite dua puluh lima ribu," kataku sambil menyodorkan uang kepada petugas. Dulu sepeda yang kami tumpangi, sering saya isi bensin berupa Pertamax. Namun sejak ada kenaikan Pertamax, motorku sering saya isi pertalite, kadang juga campuran. Dulu Pertamax dua puluh lima ribu atau pertalit dua puluh ribu sudah penuh untuk mengisi tangki sepeda motorku. Namun sekarang harus tiga puluh lima ribu untuk pertamax, tangki baru penuh.


Setelah diisi petugas pertamina, kulanjutkan perjalananku. Dan kuputuskan, kembali aku yang menyetir. "Terimakasih ya Fy, sudah membantu" kataku. "Oke mas," jawabnya sambil mengambil Handphone nya yang ditaruh dasboard depan. Kulanjutkan perjalanan hingga sampai kota, suara takbir masih bersahutan diantara puing-puing menara masjid. Kami tidak langsung ke kos, tapi survey tempat musholla dimana besok aku harus berkhotbah idul fitri. Setelah ketemu dan kufoto, kemudian kukirim lewat WhatsAppnya bapak Takmir. "Assalamualaikum Abah Sai nopo leres Niki mushola nipun?" Belum dibalas karena tengah malam, baru dibalas bagi hari. Setelah subuh kucek WA dari beliau "Injih ustadz, leres." Jawabnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun