Mohon tunggu...
Mas Yunus
Mas Yunus Mohon Tunggu... Dosen - Beyond Blogger. Penulis ihwal pengembangan ekonomi masyarakat, wisata, edukasi, dan bisnis.

Tinggal di Kota Malang. Bersyukur itu indah. Kepercayaan adalah modal paling berharga. Menulis untuk mengapresiasi. Lebih dari itu, adalah bonus.

Selanjutnya

Tutup

Atletik Artikel Utama

Bertumpu pada "Kekuatan Lokal", Indonesia Naik Kelas di Asian Games 2018

28 Agustus 2018   09:24 Diperbarui: 28 Agustus 2018   16:14 4495
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pesilat ganda putra, Jampil dan Hendy, peraih medali emas|Dok. Antara/INASGOC.AsianGames2018.id

Rupanya, pencak silat menjadi kekuatan utama kontingen Indonesia di ajang Asian Games. Pencak silat berhasil menyapu bersih delapan medali emas untuk Indonesia. Sementara medali perunggu disumbangkan oleh Amri Rusdana (Kelas F Putra: 70-75 Kg).

Capaian di atas, seolah hendak menegaskan bahwa Indonesia sebagian besar bertumpu pada kekuatan lokal. 

Sementara ini, pencak silat belum merupakan cabang olahraga (cabor) yang dipertandingkan di Olimpiade 2020 Tokyo. Berbeda dengan cabor panjat tebing (climbing), merupakan cabor yang baru akan dipertandingkan di ajang kelas dunia itu. 

Ke depan, tantangan Indonesia menuju Olimpiade cukup berat. Jadi, kita patut bersiap sedini mungkin dan tidak terjebak pada euforia raihan emas Asian Games 2018.

Apa yang Patut Dilakukan ke depan?

Patut disadari, capaian Indonesia (22 emas) ini masih jauh di bawah posisi China (84 emas), Jepang (43 emas), dan terpaut sedikit dengan Korea Selatan (28 emas). Emas-emas itu masih akan bertambah terus hingga Asian Games berakhir pada 2 September 2018.

Indonesia berada di peringkat ke-4 dengan perolehan 22 emas pada Selasa pagi (28/8/2018)|Dok. Inasgoc AsianGames2018.id
Indonesia berada di peringkat ke-4 dengan perolehan 22 emas pada Selasa pagi (28/8/2018)|Dok. Inasgoc AsianGames2018.id
Mengacu pada prestasi Indonesia di atas, Indonesia patut merawat potensi  lokal yang strategis, terutama untuk menyiapkan Olimpiade 2020. Kompetensi lokal olah raga berbasis alam, seperti panjat tebing, paralayang, dayung dan bersepeda (downhill) patut mendapat perhatian khusus. Sayang, sementara ini cabor pencak silat belum masuk cabor yang dipertandingan di Olimpiade Tokyo 2020. 

Uniknya, olahraga favorit seperti sepak bola, Indonesia masih relatif jauh tertinggal dari negara-negara lain. Mungkin hal ini menggambarkan betapa kerja sama dalam tim besar itu menjadi salah satu "masalah krusial" bagi Indonesia.

Jika Indonesia sukses mendulang prestasi di setiap event olahraga antar bangsa (level dunia), ada tanda-tanda Indonesia berkembang secara signifikan.

Prestasi Indonesia di Asian Games 2018 merupakan kebanggaan bagi seluruh masyarakat Indonesia, sekaligus menjadi national branding bagi Indonesia di mata dunia.

Melaui Asian Games 2018, berharap tercipta "pemain-pemain" terbaik di lapangan dan di luar lapangan yang terbiasa menjadi "pemenang" tanpa harus menjadi "pecundang"!

Agar Indonesia "naik kelas" di mata dunia.

Wallahu alam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Atletik Selengkapnya
Lihat Atletik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun