Masa Depan? Bukan Sekadar Ditunggu, Tapi Dipersiapkan
Kita hidup di masa ketika teknologi berkembang begitu cepat, namun nilai-nilai justru perlahan pudar. Acara seperti ini adalah jawaban paling konkret: bahwa masa depan harus dipersiapkan dengan hati, bukan hanya data.
Anak-anak MI Al Ihsan Terpadu bukan hanya lulusan. Mereka adalah prototipe masa depan Indonesia---yang mungkin tidak viral, tapi akan bertahan. Yang mungkin tidak dikenal dunia hari ini, tapi kelak akan menjadi penopang peradaban.
Al Ihsan Bukan Sekadar Nama
MI Al Ihsan Terpadu bukan hanya melahirkan siswa, tetapi juga harapan. Di tengah tantangan zaman dan derasnya arus digitalisasi, madrasah ini tetap mempertahankan pendekatan berbasis nilai dan spiritualitas dalam mendidik generasi muda.
Acara tahunan ini menjadi bukti bahwa pendidikan karakter tetap relevan dan dibutuhkan. Di tengah hiruk-pikuk sistem pendidikan nasional yang kerap fokus pada capaian akademik, MI Al Ihsan menunjukkan bahwa keberhasilan juga terletak pada kemampuan membentuk pribadi utuh. Jika kamu melihat dari jauh, mungkin MI Al Ihsan hanya sekadar nama. Tapi bagi mereka yang hadir hari itu, ia adalah tempat pulang. Tempat di mana anak-anak belajar menjadi baik, bukan hanya menjadi juara. Tempat di mana guru-guru mencintai bukan karena gaji, tapi karena tanggung jawab moral. Dan tanggal 21 Juni 2025 akan selalu dikenang. Sebagai hari ketika satu madrasah kecil mengajarkan pada dunia: bahwa pendidikan karakter masih hidup. Dan harapan untuk bangsa yang bermartabat masih sangat mungkin diraih.
Salam hangat dari kami di Al Ihsan. Untuk anak-anak kami: jangan hanya jadi manusia sukses. Jadilah manusia yang utuh.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI