Mohon tunggu...
M Badri Tamami
M Badri Tamami Mohon Tunggu... Editor - Santri Milenial Assalafiyah Brebes

Ikut melestarikan budaya menulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Bahagia Itu Sederhana

6 April 2020   07:13 Diperbarui: 6 April 2020   07:19 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Semua orang yang hidup di dunia ini pasti sangatlah mendambakan sebuah kebahagiaan, tanpa terkecuali termasuk orang yang sudah berkeluarga sangatlah mengharapkan semua itu.

Karena saat dua insan sudah sepakat untuk menjalani hidup bersama pasti dalam benak hati masing-masing adalah mendapatkan sebuah kebahagiaan bersama, harta bukanlah tolak ukur sebuah kebahagiaan seseorang, banyak yang bergelimangan harta tapi hidupnya tetap susah karena hati yang nestapa, hatinya selalu dirundung kehampaan.

Dalam ajaran agama Islam yang kita anut, semuanya sudah dijelaskan bahwa barangsiapa yang mencari kebahagiaan dunia dan akhirat kita harus mengikuti aturan Allah dan rasulnya, tanpa terkecuali sampai masalah sekecil apa pun kita harus mengikuti aturan mainnya, tanpa itu semua kita hanya akan mendapatkan kebahagiaan dunia saja yang fana.

Kita disuruh mengikuti aturan Allah dan rusalnya artinya kita harus mempelajari Al-Qur'an dan Hadits karena kita sudah tidak hidup di zaman nabi lagi, dan kita pun harus mempelajari kedua bersama seorang ulama atau guru tidak cukup dengan sebuah terjemahan, karena kita harus mencontoh orang-orang sudah selamat yaitu seorang ulama tidak belajar sendiri yang bisa mengakibatkan salah pemahaman.

Allah ta'ala mengutus seorang rosul Salah tujuannya adalah mengajarkan sebuah syariat agar manusia selamat dan terjauhkan oleh laknat, mengatur segala urusan manusia, baik masalah ibadah seperti sholat, zakat, puasa atau bahkan hal yang terkadang dipandang sepele padahal sangat bermakna.

Seperti mengasihi sesama mahluknya Allah ta'ala, kita disuruh mencontoh segala perilaku nabi, seperti nabi menghadapi keluh kesah istrinya yang sampai meneteskan air mata, seperti diceritakan dalam sebuah hadits : " suatu saat Shofia (Salah satu istri Nabi Muhammad) bersama Rosullah Sollahu'alaihi Wasallam melakukan sebuah perjalanan, hari itu adalah hari gilirannya, tetapi Shofia lambat jalannya, lantas Rosulallah menghampirinya, sedangkan ia sedang menangis dan berkata : " Engkau membawaku diatas onta yang lamban jalannya." Kemudian Rosulallah menghapus air mata Shofia dengan kedua tangan beliau."

Saat Shofia berkeluh kesah kepada nabi, apakah Nabi memarahinya ?

Tidak, Nabi malahan melakukan hal yang sangat romantis sekali yaitu mengusap air mata istri tercinta langsung dengan kedua tangannya, pastinya membuat istrinya tersipuh malu dengan perilaku Nabi tersebut, sungguh indah sekali jika semua suami berperilaku seperti beliau nabi, mungkin rasanya tidak akan terjadi pertengkaran di antara pasangan suami istri.

Demikianlah contoh kecil suri tauladan yang patut kita tiru dan kita gugu, mampu memahami dan membaca setiap keluh kesah istrinya tercinta, sikap ini bukan hanya kepada istri belaka, tapi juga kepada orang-orang terdekat kita, sukur-sukur bisa Kita lakukan kepada seluruh manusia, alangkah indahnya dunia ini jika semua orang bisa mengikuti akhlak Nabi Muhammad.

Makanya pokok inti dalam Islam adalah tiga hal, yaitu :
1. Iman, artinya kita seorang manusia harus mengimani bahwa kita adalah makhluq ciptaan sang Maha pencipta yaitu Allah ta'ala yang artinya kita harus menyembah-Nya semampu kita.

2. Islam, artinya kita seorang muslim harus taat kepada aturan agama atau syariat yang dibawa oleh rosullah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun