Mohon tunggu...
M. Eja Pernando. JP
M. Eja Pernando. JP Mohon Tunggu... Mahasiswa

M. Eja Pernando. JP Mahasiswa Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang, Prodi Ilmu Politik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Gerakan Bali Tolak Reklamasi (ForBALI)

9 April 2025   08:09 Diperbarui: 9 April 2025   08:09 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Gerakan Bali Tolak Reklamasi adalah sebuah protes yang muncul sebagai reaksi terhadap rencana reklamasi pantai di beberapa wilayah Bali, terutama di sekitar Teluk Benoa, Denpasar. Proyek reklamasi ini bertujuan untuk menciptakan kawasan baru yang akan digunakan untuk berbagai tujuan, seperti pemukiman, hotel, pusat perbelanjaan, dan fasilitas pariwisata lainnya.
Gerakan ini menentang reklamasi karena khawatir akan dampak negatif terhadap lingkungan dan kehidupan sosial-ekonomi masyarakat Bali. Beberapa alasan yang mendasari penolakan ini antara lain :
1. Kerusakan Ekosistem Laut: Reklamasi bisa merusak terumbu karang, ekosistem mangrove, dan habitat biota laut lainnya yang sangat penting untuk keseimbangan ekosistem laut Bali. Teluk Benoa, yang menjadi lokasi reklamasi, dikenal sebagai daerah yang kaya akan keanekaragaman hayati.
2. Ancaman terhadap Masyarakat Adat: Sebagian besar penduduk sekitar Teluk Benoa adalah masyarakat adat Bali. Proyek reklamasi ini berpotensi mengusir mereka dari tanah leluhur mereka dan mengganggu mata pencaharian mereka yang bergantung pada sumber daya alam pesisir, seperti perikanan.
3. Dampak pada Pariwisata: Bali sangat bergantung pada sektor pariwisata sebagai sumber pendapatan utama. Banyak yang berpendapat bahwa reklamasi akan merusak daya tarik alam Bali, seperti pantai alami, budaya lokal, dan lingkungan yang masih lestari.
4. Kurangnya Transparansi Proyek: Beberapa pihak juga mengkritik proyek ini karena kurangnya keterlibatan masyarakat dan transparansi dalam perencanaan. Mereka merasa bahwa keputusan ini lebih dipengaruhi oleh kepentingan ekonomi dan bisnis, tanpa memperhatikan kesejahteraan rakyat dan kelestarian alam.
Gerakan ini melibatkan berbagai kelompok, seperti aktivis lingkungan, masyarakat adat, LSM, serta warga Bali pada umumnya. Mereka menyuarakan penolakan melalui aksi demonstrasi, kampanye publik, dan jalur hukum untuk menghentikan atau mengubah proyek reklamasi yang dianggap merugikan.
Secara keseluruhan, gerakan ini mencerminkan upaya masyarakat Bali untuk mempertahankan warisan alam dan budaya mereka agar tetap lestari bagi generasi yang akan datang.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun