Mohon tunggu...
Shofyan Kurniawan
Shofyan Kurniawan Mohon Tunggu... Freelancer - Arek Suroboyo

Lahir dan besar di Surabaya. Suka baca apa pun. Suka menulis apa pun.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

The Conquest of Happiness: Obat Bagi Ketidakbahagiaan ala Bertrand Russell

4 April 2021   14:52 Diperbarui: 4 April 2021   15:07 2077
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Penulis           : Bertrand Russell 

Ukuran          : 14 x 21 cm 

Halaman       : 256 halaman 

Cetakan         : Februari 2020 

ISBN              : 978-602-1201-88-6 

Penerbit        : Renebook

Ketidakbahagiaan merupakan penyakit yang mampu menjangkiti siapa saja, terutama mereka yang hidup di negara maju dan berkembang. 

Kesibukan yang seolah tiada habisnya membuat kita berjarak dari orang-orang yang kita cintai dan alam. Kita tidak punya cukup waktu untuk memahami diri sendiri bahkan tempat di mana kita dilahirkan, planet ini.

Layaknya penyakit lainnya, ketidakbahagiaan memiliki gejala-gejala atau tanda-tanda yang menunjukkan seperti apa orang yang tidak bahagia itu, perasaan apa saja yang menjangkiti orang tersebut hingga mereka sulit mencapai kebahagiaan.

Melalui buku ini, Russell menjabarkan gejala-gejala tersebut dan apa saja yang menyebabkan manusia tidak bahagia, tepat di bab pertama, juga di bab-bab selanjutnya yang semuanya terkandung dalam bagian pertama yang diberi judul: Penyebab Ketidakbahagiaan---sebenarnya juga sekaligus kiat-kiat untuk mengatasinya atau lebih tepatnya disebut obat bagi ketidakbahagiaan.

Russell mengatakan,

"Saya yakin, ketidakbahagiaan itu sebagian besar disebabkan oleh kesalahan dalam memandang kehidupan dunia, etika yang keliru, dan kebiasaan hidup yang salah."

Russel juga membagikan pengalamannya di masa muda tatkala ia sulit untuk merasa bahagia dan mencari pelarian dengan mempelajari matematika. Semua penderitaan itu berlalu, ketika ia menyadari apa yang sebetulnya ia inginkan, juga tak memaksakan diri untuk mengejar apa pun yang tak mungkin digapainya. 

Namun yang paling utama, Russell berhasil mengurangi pikiran yang membuatnya terlalu larut dengan diri sendiri, tidak menyalahkan diri sendiri dan justru memaklumi setiap kekurangan yang dimilikinya. Bahkan ia juga mengambil bantuan dari luar dirinya untuk menemukan kebahagiaannya.

Bagi Russell ada beberapa penyebab ketidakbahagiaan, seperti: ketidakbahagiaan Byronik, persaingan, takut pada kebosanan, rasa lelah, dengki, perasaan berdosa, perasaan dizalimi, dan takut pada pendapat orang banyak.

Semua penyebab ketidakbahagiaan tersebut, masing-masing dituangkan dalam satu bab, dibedah satu persatu dengan menggunakan narasi yang sederhana sehingga menghadirkan kesan jujur dan tak mengada-ada, diberi juga contoh kasus yang membuatnya lebih mudah untuk dipahami. 

Russell juga memiliki pandangan unik atas tiap penyebab ketidakbahagiaan yang mampu mengajak kita melihat "letak-masalahnya" dari perspektif yang berbeda sehingga memperkaya penilaian kita.

Saya mencatat beberapa kiat di dalamnya yang, tentunya saya tulis dengan singkat dan sederhana agar mudah diingat, seperti:

1. Terlalu mudah mendapatkan sesuatu yang sebetulnya tak kita inginkan, bisa menyebabkan ketidakbahagiaan

2. Kuraslah sebagian besar energi untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar yang akan membuat puas

3. Kenali batas kesuksesanmu, hidup bukan perlombaan, jangan selalu ingin jadi lebih hebat dari orang lain

4. Persaingan bisa menyebabkan kelelahan mental

5. Semua buku hebat mengandung bagian yang membosankan, kebosanan merupakan bagian dari fitrah kita sebagai manusia

6. Menolak rasa bosan merupakan kesalahan, karena itu berarti membuang kesempatan untuk menumbuhkan perasaan penyebab kebahagiaan, yaitu perasaan untuk menemukan hal yang mengasyikkan

7. Orang yang bijaksana memikirkan masalah hanya pada saat-saat tertentu dengan maksud yang jelas

8. Jangan terlalu mencemaskan masalah yang kita miliki, ketimbang membawa kita pada jalan keluar, itu justru bakal makin memperburuknya

9. Orang yang dengki tidak hanya ingin menyebabkan kemalangan dan melakukannnya kapan pun tanpa dihukum, tetapi juga dirinya sendiri jadi tidak bahagia karena rasa dengki

10. Jangan suka membanding-bandingkan

11. Selalu ada orang yang lebih sukses dari Anda

12. Cara untuk menghilangkan perasaan berdosa adalah dengan mencoba mempertanyakan kembali apakah "dosa" yang kita lakukan itu memiliki alasan rasional yang kuat

13. Kebahagiaan yang membutuhkan keadaan mabuk adalah kebahagiaan palsu

Tidak perlu menjadi sempurna

14. Perasaan dizalimi selalu berakar pada pemaahaman yang berlebihan

15. Takut pada pendapat orang banyak menghambat pertumbuhan

Jika di bagian pertama bisa dianggap sebagai gejala penyakit beserta obatnya, di bagian kedua yang berjudul: Penyebab Kebahagiaan, bisa kita anggap sebagai vitamin yang semakin menambah kebugaran tubuh kita. Di bagian ini, Russell menyebutkan beberapa bantuan dari luar diri kita yang mampu mendatangkan kebahagiaan.

Seperti halnya di bagian pertama, pada bagian kedua ini Russel juga menggunakan narasi yang sederhana dan tetap dibarengi dengan pemilihan sudut pandang yang kaya. 

Dari beberapa bantuan dari luar yang disebutkan oleh Russell, saya betulan mendapat pencerahan. Apa yang dulu saya kira kurang baik, ternyata sebetulnya bermanfaat untuk menambah kebahagiaan bahkan penyelamat dari ketidakbahagiaan. Misalnya, soal minat yang luas. Dulu saya mengira, semakin sedikit minat kita pada sesuatu, itu akan memudahkan kita fokus pada minat yang kita pilih. 

Nyatanya, Russell menyarankan sebaliknya. Russell menyarankan kita untuk memiliki minat yang luas. Tentu ada alasan di baliknya: semua demi memberi jeda pada diri kita dari minat utama yang kita tekuni, demi menghindarkan kita dari ketidakbahagiaan tatkala minat utama kita mulai menimbulkan rasa lelah.

Russell kemudian menyimpulkan semua pembahasannya di bab terakhir. Ia memulai kesimpulannya dengan kalimat berikut,

"Kebahagiaan, sebagaimana, terbukti, sebagiannya dipengaruhi oleh keadaan di luar diri kita dan sebagian lagi bergantung pada diri sendiri."

Russell lalu menutup bab tersebut dengan kalimat yang secara tak langsung membuat kita tergugah untuk menemukan kebahagiaan. Berikut ini kalimat yang dituangkannya,

"Orang seperti itu (bahagia) merasa dirinya sebagai warga alam semesta, menikmati peristiwa-peristiwa yang disajikannya dan kesenangan yang diberikannya, tidak bermasalah dengan pikiran tentang kematian karena dia merasa tidak benar-benar terpisah dari orang-orang yang hidup setelahnya. Dalam perasaan menyatu dengan arus kehidupan seperti itulah, kesenangan terbesar dapat dirasakan."

Jadi, apakah Anda berminat menemukan kebahagiaan ala Russell? Jika iya, mulailah berkunjung ke toko buku terdekat dan belilah buku ini, lalu baca dengan saksama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun