Mohon tunggu...
M Agung Prasetya Adnyana Yoga
M Agung Prasetya Adnyana Yoga Mohon Tunggu... Dokter - General Practioner

The spesific topic or content that i persevere until now is about public health because public health is important as it ensures everyone is aware of health hazards through educational programmes.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Orangtua Perlu Memahami Kecerdasan Emosi Untuk Mencegah Kenakalan Remaja

18 Mei 2023   12:56 Diperbarui: 18 Mei 2023   19:19 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Untuk mencegah kenakalan remaja, maka orang tua perlu memahami akan pentingnya kecerdasan emosional untuk dapat mendidik remaja nya dengan baik dan meminimalisir terjadinya kenakalan remaja di kemudian hari. Remaja merupakan masa transisi dari periode anak ke dewasa dan rentang usia yang disebut remaja yaitu usia 12 sampai 15 tahun. Kenakalan remaja adalah perilaku yang menyimpang dari norma yang berlaku dimasyarakat atau melanggar hukum yang berlaku di suatu negara. Tidak hanya faktor keluarga atau pola asuh orang tua yang dapat menimbulkan kenakalan remaja namun terdapat berbagai teori yang menjelaskan faktor lain yang menjadi penyebab kenakalan remaja.

6 Penyebab Kenakalan Remaja 

  • Rational choice : Teori ini menjelaskan bahwa kenakalan yang dilakukannya karena atas pilihan, motivasi dan kemauan dari individu tersebut, misalnya penyebab kenakalan remaja dianggap sebagai individu kurang iman sehingga anak tersebut dikirim ke pesantren kilat.
  • Social disorganization : Berkurang atau menghilangnya pranata masyarakat yang menjaga keseimbangan atau harmoni di masyarakat, seperti orang tua yang terlalu sibuk sehingga peran orang tua untuk mendidik dan mengontrol anak remajanya tidak berjalan dengan optimal.
  • Strain : Situasi atau tekanan yang berada di masyarakat seperti Kemiskinan yang menyebabkan seseorang melakukan tindakan kejahatan atau kenakalan remaja.
  • Differential association : Teori ini mengatakan bahwa kenakalan remaja dipengaruhi oleh lingkungan atau salah pergaulan, seperti anak menjadi nakal karena sering bergaul dengan teman yang nakal sehingga orang tua menyarankan anak tersebut untuk bergaul dengan anak yang pandai dan pintar.
  • Labelling : Suatu kondisi dimana anak di cap atau dianggap nakal, seperti pada saat orang tua kedatangan tamu di rumah dan pada saat berbincang atau ber basa-basi pada tamu nya " Anak say aini badannya saja yang tinggi, tapi nakal nya bukan main ". Bila anak sering di labeli dengan kalimat seperti itu maka anak tersebut akan menjadi tetap nakal di kemudian hari.
  • Male phenomenon : Teori ini mengatakan bahwa budaya maskulinitas pada laki -- laki dianggap wajar melakukan kenakalan dibandingkan perempuan.

Maka dari itu, untuk mencegah atau meminimalisir kenakalan remaja maka orang tua perlu memahami dan turut membantu remajanya dalam mengelola emosi, kemampuan untuk menerapkan komunikasi yang terbuka  berperan penting dalam menjalin suatu kedekatan antara orang tua dan remaja sehingga remaja merasa nyaman dan percaya untuk bercerita mengenai permasalahan yang dialami sehingga dengan bimbingan orang tua maka permasalahan remaja yang dialaminya akan terselesaikan dengan baik. Keberhasilan atau kegagalan seseorang dalam mengelola emosinya oleh Goleman (1995) dipengaruhi oleh kecerdasan emosi. Makin tinggi kecerdasan emosi seseorang, maka ia dapat mengatasi berbagai masalah yang memerlukan kendali emosi yang kuat. Kecerdasan emosi terdiri dari empat kemampuan, diantaranya :

  • Kemampuan mempersepsi emosi, yaitu mampu mengidentifikasi ekspresi emosi yang ada pada wajah, lukisan, suara, artifak budaya dan sebagainya, termasuk emosi diri sendiri.
  • Kemampuan memanfaatkan emosi untuk mencapai beberapa prestasi yang optimal. Seseorang yang memiliki kecerdasan emosi yang tinggi, bila dihadapkan dengan situasi yang berat maka ia akan termotivasi dan bersemangat untuk menyelesaikan permasalahan tersebut dan bukan menjadi depresi.
  • Memahami emosi, yaitu mampu membaca bahasa emosi, mengerti bagaimana emosi dapat terjadi dalam berinteraksi di situasi yang rumit dan mampu mendeteksi emosi -- emosi yang dapat terjadi dan bagaimana mengantisipasinya.
  • Mengelola emosi, yaitu mengatur emosi sedemikian rupa baik untuk diri sendiri maupun terhadap orang lain sehingga hubungan baik akan terjaga dan seseorang tetap mampu mencapai prestasi di kemudian hari.

Maka dari itu, orang tua merupakan lingkungan terdekat bagi remaja dan memegang peranan penting untuk meningkatkan kecerdasan emosional untuk remajanya. Bila remaja tidak mampu mengelola emosinya dengan baik akan timbul masalah psikososial seperti seorang gadis yang hamil di luar nikah,menjadi cemoohan dan penolakan dari masyarakat sekitarnya. Akibat lainnya terganggunya kesehatan mental dan akibat kehamilan dini maka risiko kematian bayi cukup tinggi. Terhambatnya untuk melanjutkan pendidikan karena terjadinya kehamilan diluar nikah.Selain itu, contoh kenalakan remaja lainnya adalah penggunaan narkoba, pembunuhan dan lain - lain.  Maka dari itu pendidikan dan pemahaman yang baik mengenai kecerdasan emosional di lingkungan keluarga dan lingkungan sekolah  sangat penting untuk mencegah penyimpangan sosial pada remaja dikemudian hari.

                                                                                       Sumber

  • Sarwono, Sarlito W. Psikologi Remaja. Jakarta: Rajagrafindo Persada. 2011

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun