Islam dan Budaya Lokal: Kiprah Syekh Abdurrahman Silau Laut dalam Mengembangkan Tarekat Satariyah di Sumatera Utara

Islam dan Budaya Lokal: Kiprah Syekh Abdurrahman Silau Laut dalam Mengembangkan Tarekat Satariyah di Sumatera Utara 

Abstrak

Syekh Abdurrahman Silau Laut (1858--1937) merupakan salah seorang ulama karismatik di Asahan yang tidak hanya berperan sebagai pendiri Desa Silau Laut, tetapi juga tokoh spiritual yang menyebarkan Tarekat Satariyah dan mengintegrasikan nilai-nilai Islam ke dalam budaya lokal.

 Artikel ini menelusuri perjalanan intelektual dan jejaring keilmuan beliau yang meliputi fase pendidikan di tingkat lokal, regional, hingga internasional. Melalui guru-gurunya seperti Syekh Jambek (Minangkabau), ulama Aceh, Syekh Wan Mustafa dan Syekh Daud Fathani (Pattani), Syekh Ahmad Khatib Minangkabau dan Syekh Sulaiman Zuhdi (Mekkah), serta Syekh Al-Maliki (Mekkah), terbentuklah sintesis fiqh, tasawuf, dan Tarekat Satariyah yang menjadi basis dakwah beliau.

Makam Syaikh Abdul Rahman Silau Laut di Kecamatan Silau Laut Kabupaten Asahan Sumatera Utara (Sumber: dokumen Goaz Global)

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa posisi Syekh Silau Laut berada dalam jaringan ulama Nusantara--Haramain yang memberikan pengaruh signifikan terhadap perkembangan Islam di Asahan dan Batubara.

Kata Kunci: Syekh Silau Laut, jaringan ulama, tarekat Satariyah, pendidikan Islam, Haramain.

Melihat Makam Syaikh Abdul Rahman Silau Laut di Asahan

Pendahuluan

Studi tentang ulama Nusantara tidak dapat dilepaskan dari hubungan mereka dengan pusat-pusat pendidikan Islam, baik di tingkat lokal, regional, maupun internasional. Jejaring ulama menjadi kunci untuk memahami transmisi ilmu, praktik tarekat, dan integrasi nilai-nilai Islam ke dalam budaya masyarakat. Salah satu tokoh yang layak mendapat perhatian adalah Syekh Abdurrahman Silau Laut, ulama karismatik yang dikenal sebagai pendiri Desa Silau Laut dan penyebar tarekat Satariyah di Asahan.