Mohon tunggu...
GOAZ GLOBAL
GOAZ GLOBAL Mohon Tunggu... GOAZ GLOBAL

GOAZ GLOBAL adalah Media yang menyajikan pemberitaan dan artikel yang akurat, tajam dan terpercaya

Selanjutnya

Tutup

Politik

Transformasi PPP di Muktamar X: Momentum Bangkit dari Krisis Parlemen di Tengah Gejolak Politik Nasional

16 September 2025   19:44 Diperbarui: 16 September 2025   20:00 204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lambang PPP  Ka'bah sebagai simbol Persatuan Ummat 

Transformasi PPP di Muktamar X: Momentum Bangkit dari Krisis Parlemen di Tengah Gejolak Politik Nasional
Oleh Dr. M. Iqbal Daulay, MA

(GBG, 16 September 2025) -- Partai Persatuan Pembangunan (PPP), partai berbasis Islam tertua di Indonesia, kini berada di persimpangan sejarah yang kian genting. Dibentuk pada 1973 sebagai fusi empat partai Islam di era Orde Baru, PPP pernah menjadi simbol persatuan umat.

 Namun, tren penurunan dukungan masyarakat terhadap PPP, khususnya dalam konteks parlemen, kian nyata. Data Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat: Pemilu 1999 (10,72% suara, 58 kursi DPR); 2004 (8,15%, 58 kursi); 2009 (5,32%, 38 kursi); 2014 (6,53%, 39 kursi); 2019 (4,52%, 19 kursi); hingga 2024 (3,87%, 0 kursi DPR). 

Kegagalan lolos ambang batas parlemen 4% pada 2024 menandai kehancuran total representasi nasional PPP untuk pertama kalinya, di tengah situasi politik nasional yang bergolak dengan protes massa, tuntutan reformasi, dan krisis kepercayaan publik terhadap pemerintahan.

Di tengah krisis ini, Muktamar ke-10 PPP yang dijadwalkan digelar pada 27-29 September 2025 di Jakarta, muncul sebagai harapan transformasi. Dengan tema "Transformasi PPP untuk Indonesia", acara ini diharapkan menjadi titik balik: dari partai yang terjebak konflik internal menuju kekuatan politik inklusif yang relevan dengan tantangan bangsa seperti ekonomi syariah, pemberdayaan umat, dan keadilan sosial, terutama di tengah gejolak nasional seperti demonstrasi besar-besaran sejak Februari 2025 yang menuntut reformasi undang-undang dan transparansi pemerintahan.

 Lokasi di Jakarta, dengan aksesibilitasnya yang tinggi, melambangkan semangat perubahan  dari masa lalu yang statis ke masa depan yang dinamis, sekaligus memungkinkan partisipasi luas di ibu kota yang menjadi pusat aksi protes.

 Namun, apakah muktamar ini cukup untuk membalikkan nasib PPP? Berikut uraian penyebab krisis dan kriteria pemimpin ideal untuk era baru.


Faktor Internal: Konflik yang Merusak Fondasi.


Krisis PPP berakar dari dalam: konflik kepemimpinan kronis, kegagalan kaderisasi, dan pragmatisme elit. Dualisme seperti yang terjadi pada 2014 hingga pergantian Suharso Monoarfa dengan Muhammad Mardiono sebagai Plt Ketua Umum (2022-2023) menciptakan ketidakpastian.

Menjelang Pemilu 2024, perpecahan ini memengaruhi dukungan terhadap Ganjar-Mahfud, yang kalah telak.
 Pasca-kegagalan, wacana "tobat nasuha" pada Desember 2024 menjadi seruan membersihkan partai dari konflik, namun hingga September 2025, kontestasi Muktamar ke-10 semakin memanas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun