M. Irpan Abdurrohman Rozy
Program Pascasarjana Universitas Suryakancana
AbstrakÂ
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan unsur etnopedagogi dan nilai pendidikan karakter yang terkandung dalam cerita rakyat Raden Aria Cikondang serta pemanfaatannya sebagai bahan ajar cerita rakyat di SMA. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deksriptif dengan teknik penelitian wawancara, analisis teks, dan angket. Sumber data dalam penelitian ini  yaitu data cerita-cerita yang didapatkan dari dokumen naskah, tuturan ceruta dari keturunan, Dinas Kebudayaan Cianjur, dan pimpinan/tokoh masyarakat Desa Cikondang.Â
Hasil penelitian sementara ini menunjukkan terdapat dua unsur etnopedagogi yaitu Moral kemanusiaan berupa moral manusia terhadap pribadi, unsur gapura pancawaluya berupa singer. Selain itu juga terdapat nilai pendidikan karakter berupa tanggung jawab dan peduli sosial. Cerita rakyat Raden Aria Cikondang memuat nilai-nilai karakter sehingga memiliki relevansi dengan bahan ajar cerita rakyat di kelas X SMA.
Pendahuluan
Sebagai genre sastra lisan, cerita rakyat memiliki banyak manfaat bagi masyarakat pendukungnya. Di dalamnya terkandung beragam nilai, norma, moral, pendidikan, kepahlawanan, perjuangan, pengabdian, ajaran, dan pesan yang bisa menjadi sumber inspirasi untuk diterapkan pada pola kehidupan. Dewasa ini, cerita rakyat kurang mendapat perhatian di kalangan generasi muda. Popularitas cerita rakyat pun kalah oleh berbagai cerita masa kini. Cerita rakyat tergantikan oleh cerita atau serial dari luar negeri yang lebih dinikmati melalui berbagai media dan kreativitas berwujud sajian kartun, film, komik asing, drama asing, dan lain sebagainya.
Berdasarkan pengamatan peneliti, hal yang ikut andil menjadi penyebabnya seperti dalam pembelajaran, pendidik hanya menggunakan materi yang tertera pada buku yang dijadikan acuannya saja. Hal itu disebabkan sedikitnya ketersediaan bahan ajar dan buku penunjang yang menyajikan cerita lokal.Â
Bahan ajar berbasis cerita lokal yang masih langka mengakibatkan para pendidik memilih bahan ajar yang menonjolkan tokoh-tokoh luar negeri. Sejalan dengan itu, Santoso (2014, hlm.3) pada kenyataannya di lingkungan sekolah dasar, para pendidik lebih cenderung memilih bahan ajar yang menonjolkan tokoh-tokoh dari luar negeri dengan alasan bahwa bahan ajar tersebut lebih mudah dijumpai daripada bahan ajar yang berbasis cerita lokal.
Pendapat tersebut diperkuat dengan pendapat Utomo (2011, hlm.49) dalam ingatan anak-anak menempel erat tokoh-tokoh fantasi dari dunia Barat, seperti Superman, Batman, Superboy, Naruto, Avatar, Spiderman, Pinokio, Cinderella, dan lain-lain. Selain menempel erat dalam ingatan, mengonsumsi cerita asing ternyata bisa mengubah sudut pandang seorang anak menjadi menyimpang terutama dalam wujud perilakunya. Anak-anak menganggap sesuatu yang jagoan dan hebat itu mesti beradu fisik, mampu berkelahi, dan memenangi pertarungan walau dalam jalur kesalahan bukan membela kebenaran.
Salah satu dampak yang dirasakan sekarang adalah krisis moral pada anak remaja yang semakin memprihatinkan. Contohnya bermacam-macam, mulai dari bolos saat jam pelajaran, kurangnya tatakrama kepada guru, perkelahian, tawuran antarsekolah, pembacokan, pembunuhan, dan pelecehan.