Saya juga agak ragu apa orang dewasa ini masihkah percaya dengan mantera .Sebab orang-orang tua dulu di Banjar tepatnya Banjarmasin dengan hanya berpegang pada ilmu yakin danmembaca mantera dibawah ini akan mendapatkan jodoh, setidaknya terlihat manis dimata orang lain .
Pupur sinupur
Bapupur dipiring karang
Bismillah aku bapupur
Bagaikan sibulan tarang
Pada waktu mantera diatas berlaku sudah lumrahpada waktu itu wajah cantik seorang gadi s dilambangkan dengan bulan purnama dan seorang gadis berpupur /berbedak dengan membaca mantera itu berharap wajahnya akan terlihat mulus bagai bulan purnama sebagaimana jika kita lihat setiap malannya dari bumitempat kita tinggal (sekali lagi itu dulu), Bagaimana setelah Astronaut Neil Amestrong menginjakkan kakinya dibulan. Mengatakan bahwa wajah bulan tidak semulus seperti apa yang kita bayang sebelumnya, wajah bulan penuh bopeng-bopeng karena adanya gunung dan lembah yang cukup dalam.
Untuk gadis sekarang bukan sebagai sanjungan jika wajahnya disamakan dengan bulan.Purnama , lebih dari itu sebagai penghinaan . Dan bakalan kena gampar laki-laki yang menyamakan wajah sidia disamakandengan wajah bulan yang penuh dengan bopeng-bopeng.
Untuk lebih menjadi perhatian atau memjadikan tagur-taguran urang (ditegur/disapa orang banyak) adalah jika pemakaian pupur/bedak tebal-tebal ibaratkan topeng , nah jalan-jalan kepasar tentu akan ditegur /disapa orang karena dianggap aneh bin nyeleneh...................ha ha ha.
Salam Kompasiana
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H