Mohon tunggu...
Rifani Indragiri
Rifani Indragiri Mohon Tunggu... lainnya -

Laki-laki yang terinspirasi dengan kalimat :"Rancangan Allah jauh lebih indah dan sempurna ketimbang keinginan manusia".

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mantra Pemanis

29 Februari 2012   14:53 Diperbarui: 25 Juni 2015   08:44 6347
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Saya juga agak ragu apa orang dewasa ini masihkah percaya dengan mantera .Sebab orang-orang tua dulu di Banjar tepatnya Banjarmasin dengan hanya berpegang pada ilmu yakin danmembaca mantera dibawah ini akan mendapatkan jodoh, setidaknya terlihat manis dimata orang lain .

Mantra Pemanis

Pupur sinupur

Bapupur dipiring karang

Bismillah aku bapupur

Bagaikan sibulan tarang

Pada waktu mantera diatas berlaku sudah lumrahpada waktu itu wajah cantik seorang gadi s dilambangkan dengan bulan purnama dan seorang gadis berpupur /berbedak dengan membaca mantera itu berharap wajahnya akan terlihat mulus bagai bulan purnama sebagaimana jika kita lihat setiap malannya dari bumitempat kita tinggal (sekali lagi itu dulu), Bagaimana setelah Astronaut Neil Amestrong menginjakkan kakinya dibulan. Mengatakan bahwa wajah bulan tidak semulus seperti apa yang kita bayang sebelumnya, wajah bulan penuh bopeng-bopeng karena adanya gunung dan lembah yang cukup dalam.

Untuk gadis sekarang bukan sebagai sanjungan jika wajahnya disamakan dengan bulan.Purnama , lebih dari itu sebagai penghinaan . Dan bakalan kena gampar laki-laki yang menyamakan wajah sidia disamakandengan wajah bulan yang penuh dengan bopeng-bopeng.

Untuk lebih menjadi perhatian atau memjadikan tagur-taguran urang (ditegur/disapa orang banyak) adalah jika pemakaian pupur/bedak tebal-tebal ibaratkan topeng , nah jalan-jalan kepasar tentu akan ditegur /disapa orang karena dianggap aneh bin nyeleneh...................ha ha ha.

Salam Kompasiana

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun