Mohon tunggu...
M Aprian Wibowo
M Aprian Wibowo Mohon Tunggu... Karyawan BUMN -

Alumnus Fakultas Hukum universitas Gadjah Mada Pernah Bekerja di PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Problem Air di Desa Pantai Harapan Jaya, Muara Gembong, Bekasi

9 Juli 2012   07:44 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:09 954
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13418439681910086441

[caption id="attachment_199665" align="aligncenter" width="500" caption="Ilustrasi/ Admin (shutterstock.com)"][/caption]

Bekasi (9/7) Kesulitan air bersih melanda masyarakat kampung panombo, Desa Pantai Harapan Jaya (DPHJ), Muara Gembong, Bekasi. Letak perkampungan yang berada pinggiran pantai menyebabkan saat musim kemarau air laut memasuki sungai. Akibatnya  selain memang sejak dulu tidak mendapat akses air bersih kini masyarakat juga dihadapkan pada problema baru.  Masyarakat yang mayoritas berprofesi sebagai petani mengalami kesulitan untuk bertani karena sumber untuk pengairan yakni Sungai Ciherang airnya menjadi asin. Penyebabnya adalah air laut yang masuk dari hilir Sungai Ciherang dan naik sampai kampung Begedor dan Bulak, DPHJ. Padahal jika sedang tidak musim kemarau air kiriman dari hulu Sungai Ciherang dapat menjadi sumber pengairan pertanian di sekitar Desa Pantai harapan jaya, khususnya Kampung Bulak, Kampung Panombo dan Kampung Begedor (DPHJ).

Permasalahan yang masih pelik adalah sumber air minum dan memasak. Biasanya masyarakat desa pantai harapan jaya menggunakan air dari sungai. Ada juga yang menadah air hujan dan di simpan di drum-drum besar. Tentu saja air sungai tidak layak untuk kesehatan dan saat musim kemarau masyarakat mengalami kelangkaan  sumber air. masalah lain yakni sumur-sumur warga berair keruh dan berasa asin. Contohnya sumur bor di Masjid Al Rasyid yang berasa asin. Tentu saja tidak layak konsumsi. Warga di desa itu hanya pasrah saja.

Tidak hanya sektor pertanian yang terancam produktifitasnya. Menurut warga setempat Ibu Saleh Saud, Warga juga kebingungan untuk memberikan minum hewan ternaknya. Hewan ternak yang minum air asin akan sakit dan mati. Jangankan untuk ternak, manusia saja menderita.

Problem masyarakat di kecamatan muara gembong ini tidak hanya pada musim kemarau. Justru saat musim penghujan banjir selalu merendam di kecamatan tersebut. Implikasinya pada sektor pertanian secara khusus dan menghambat kemajuan sosial secara umum.

Harus Ada Solusi

Permaslahan ini sudah sepanjang tahun terjadi. Warga menjadi bingung karena jika musim hujan akan mengalami banjir sedangkan jika musim kemarau akan kesulitan air. Ada juga air tapi tidak layak. Seharunya pemerintah memiliki desain yang jelas mengenai pengairan di wilayah muara gembong, Bekasi. Jika pemerataan kesejahteraan ingin di capai maka masalah ini harus segera di atasi. Sebaiknya pemerintah daerah dan pusat dapat bekerjasama mengatasi masalah ini yakni bagaimana agar saat musim penghujan warga muara gembong tidak mengalami kebanjiran dan saat musim kemarau warga tidak mengalami kelangkaan air.

Sekitar tahun 2000 pemda melalui PDAM mengirimkan air bersih untuk konsumsi yang ditempatkan di tandon di dekat kantor desa. Warga membayar sejumlah uang sekitar Rp. 200 / jerigen (sekitar 50 liter). Jalan yang rusak parah  menyebabkan truk air memilih berhenti mengirimkan air ke desa tersebut hingga sekarang. Ada juga LSM yang menyumbangkan alat penjernih air di beberapa rumah warga, namun tidak efektif karena alat penjernih rusak. Kemiskinan dan tingakat pendidikan yang rendah menyebabkan warga hanya pasrah dan tidak mengerti arti hidup layak. Instalasi PDAM hanya menjadi mimpi di siang bolong.

Solusi nyata seyogyanya membangun waduk, danau dan sejenisnya yang digunakan sebagai rekayasa pengairan. Waduk dapat digunakan untuk menampung air yang berlebih di musim penghujan dan mengalirkan air pada saat musim kemarau. Selain membangun waduk atau bendungan, Pemerintah juga dapat membuat sarana pengelolaan air bersih untuk konsumsi. Jumlah penduduk yang berjumlah 36.181 Jiwa di muara gembong adalah masyarakat yang potensial. Jika pemerintah perhatian akan permasalahan ini tentunya masyarakat akan memiliki harapan akan hidup yang lebih baik. Masyarakat tidak akan mengalami penderitaan seperti saat ini yakni kesulitan air bersih. Masyarakt juga akan makmur jika pengairan atau sistem irigasi sawah tidak terkendala saat musim kemarau seperti sekarang.

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun