"Presentasi kalian sudah bagus, cuman di bagian forecasting...apakah benar penghasilan kalian akan seperti itu?" dosen mata kuliah Kewirausahaan kami melihat ke arah aku dan temanku yang sedang presentasi dengan tatapan agak bingung. Aku dan temanku hanya bertatap-tatapan, bingung juga untuk menjawab beliau, "Bagaimana kalau kalian uji coba untuk menjual risol kalian? Dengan itu kalian bisa tau penghasilan kalian seberapa, apakah sesuai yang kalian presentasikan?" perkataan beliau ada benarnya, aku dan temanku memang belum melakukan uji coba jualan risol kami. "Baik bu, kami akan menjual risol kami di daerah gedung fakultas ilmu sosial dan hukum." temanku menjawab, "Baiklah kalau begitu, kalian bisa mulai jualan besok sampai minggu depan ya." kata dosen kami, "Baik, cukup dari presentasi kalian, semangat untuk uji cobanya ya!"
Setelah melewati presentasi kami, aku dan temanku berpikir keras untuk bagaimana kami akan jualan, "Lyvi...aku bingung nih, kapan ya kira-kira?" temanku memasang muka bingung, "Hmm...besok bagaimana? Untungnya ibuku membuat risol seharinya sepuluh, gimana?" kataku, "Waduh, maaf Lyvi, besok aku ada acara..." ujarnya, "Aku juga Jumat ada acara, yaudah deh nanti dipikir-pikir lagi. Yang menting kita udah presentasi nih, lega!" kataku sambil menepuk pundah temanku, "Bener banget, kabarin aja ya Lyvi gimananya." katanya, "Siap, kamu juga ya kabarin gimananya!"
Hari Senin,
"Miracles! Aku ada ide nih!" aku menelpon temanku itu, "Eh yaampun! Kaget aku, Lyvi! Belum apa-apa udah keras ngomongnya."kata Miracles. Aku tertawa, "Maaf atuh neng, nih ide aku sama ibuku. Jadi kita mulai jualan Selasa besok, bisa gak kamu?" "Oh bisa kok! Terus?" jawabnya, "Nah kita untuk penyajian jualan kaya waktu kita presentasi, pakai tiwel dan tisu untuk diberikan ke pelanggan kita. Tapi, rekomendasi dari ibuku tuh kita mulai jualannya ke dosen-dosen prodi kita, Mire. Gimana, gimana?"kataku semangat banget, "Bentar, langsung ke dosen-dosen? Kenapa begitu, Lyvi?"Aku diam dulu, memikirkan apa yang dikatakan sama ibuku tadi, "Karena kalo jualan langsung ke dosen bisa jadi laku keras, Mire!" Miracles diam bentar, "Hmm...ya sih bener, yaudah gitu aja." "Nice! Okey, Mire. Besok ya kita mulai eksekusi, *tertawa*!" "*Tertawa*, baiklah, bestieku! Sampai ketemu besok!"Â
Hari Selasa,
Rencana kami akan jualan risol kami yaitu di jam sebelasan atau duabelasan. Aku sudah membawa risol buatan ibu aku yaitu risol kebab mayo dan piscok, dijamin dosen-dosen prodiku suka deh! Sedangkan Miracles membawa perlengkapan-perlengkapan seperti tisu, cabai, dan plastik kecil.Â
"Lyvi!" suara yang tidak asing itu mengagetkanku, Miracles, "Mire! Macet ya di jalan tadi?" "Ya bener, maaf ya bestieku..." Mire mengeluarkan perlengkapan yang sudah dia beli, "Gapapa say, okey good job, Mire! Semuanya udah sesuai rencana kita nih perlengkapannya. Makasih banyak ya, Mire!" kataku, "Masama, say. Makasih juga yaa! Okey, kita langsung aja ya!" Aku dan Miracles langsung ke ruang dosen-dosen prodi kami. Aku yakin mereka borong risol kami.
Sesampainya di depan ruang prodi, kami masih malu-malu dan bingung untuk bilang apa ke dosen-dosen kami untuk pembukaan. "Eh malu aku! Bingung, Lyvi!" kata Miracles sambil tertawa, "*Tertawa*, sama aku juga! Gimana ya...". Tanpa disengaja kami ketemu dengan salah satu dosen kami yang sedang ada di dekat pintu ruang prodi, beliau sedang berbincang seru dengan tamu-tamunya (mungkin ya gak kenal soalnya).
Miracles berbisik ke aku, "Eh, gimana kalau kita izin dulu sama dosen kita itu? Boleh gak kita jualan produk kita nih ke dosen-dosen?", "Hmm, boleh boleh". Aku dan temanku menghampiri bu dosen itu, meminta izin ke beliau, "Maaf bu, apakah kami boleh jualan dagangan kami ini ke ruang prodi, bu?" "Oh, boleh dong. Silahkan." bu dosen kami masuk ke ruang prodi dan menyambut dosen-dosen lain, "Halo! Ini ada yang mau jualan nih!" dalam hatiku aku sangat berterima kasih ke bu dosenku. Ada salah satu dosen yang bertanya, "Wah, jualan apa tuh?" "Ini bu, pak, kami jualan risol kebab mayo dan risol piscok." kataku dan Miracles.
Kami menawarkan satu-satu ke dosen kami, benar saja, risol yang aku bawa tadinya masih 20pcs (10 risol kebab mayo dan 10 risol pisang coklat) sekarang sudah sisa risol piscok sebanyak 4pcs. Amazing! Ada yang membayarnya pakai cash ada juga yang bayarnya pakai QRIS.
Setelah aku dan temanku sudah menawarkan risol kami ke dosen-dosen kami, aku dan Miracles melonjak girang, "Alhamdulillah, bener apa kata ibuku, jual dulu ke dosen-dosen prodi, pasti laku keras." "Ya bener, Lyvi. Makasih banget buat rekomendasi ibumu." Aku dan temanku melihat ke arah risol piscok yang tersisa 4pcs, "Hmm...sekarang apa langsung ke area gedung fakultas ilmu sosial dan hukum?" tanya Miracles, "Hmm...tinggal dikit sih ini. Gimana kalau kita ke kelas kita, re? Kita tawarin ke teman-teman kita!" kataku, "Boleh, boleh. Yuk!"