1. Menerima rangsangan lewat panca indra (sensory reception of stimuli)
2. Proses di dalam diri yang menghubungkan rangsangan dengan respon (internal mediation stimuli)
3. Menebak bagaimana seseorang akan merespons (prediction of response)
4. Memperkuat atau menguatkan respon tersebut (reinforcement of responses)
Dalam contoh penerapannya seperti, saat Anda melihat pasangan atau teman Anda wajahnya kelihatan sedih, nada bicaranya pelan, atau gerak-geriknya lesu. Tanpa dia ngomong apa-apa, Anda sudah bisa menyimpulkan kalau dia lagi nggak baik-baik saja. Itu karena Anda mulai peka sama sinyal dari panca indra seperti mata, telinga, dan lainnya (sensory reception of stimuli). Nah, setelah itu Anda mulai berfikir, kenapa dia bisa seperti itu. Nah, di sinilah Anda mencoba memahami situasinya supaya bisa kasih respon yang tepat (internal mediation stimuli). Selanjutnya Anda akan mencoba menebak respon dia supaya tidak salah langkah (prediction of response). Setelah Anda nunjukin perhatian lewat sikap bukan omongan, misalnya ngasih pelukan atau cukup dengerin dia cerita, dia akan jadi lebih terbuka. Saat Anda terus dengerin tanpa nge-judge, itu akan bikin dia merasa didukung. Dan lama kelamaan, dia jadi makin nyaman cerita serta meluapkan isi hatinya (reinforcement of responses).
Menurut Dale G. Leathers dalam penelitian (Ambar, 2017) prinsip-prinsip komunikasi non verbal adalah sebagai berikut:
1. Komunikasi non verbal sangat menentukan makna dalam komunikasi interpersonal atau komunikasi antar pribadi.
2. Komunikasi non verbal lebih efektif dalam menyampaikan perasaan dan emosi dibandingkan dengan komunikasi verbal.
3. Komunikasi non verbal lebih efektif dalam menyampaikan makna dan maksud yang relatif bebas dari penipuan, distorsi dan kerancuan.
4. Komunikasi non verbal lebih efisien dibandingkan dengan komunikasi verbal.