Mohon tunggu...
Lydia Maudy  Anthoriene Abast
Lydia Maudy Anthoriene Abast Mohon Tunggu... -

Saya perduli karena memang saya selalu perduli dengan anak-anak dan orang-orang yang minim pendapatan dan pengalaman. Apalagi dengan kasus spt ini, yang kebetulan saya tahu dengan baik apa yang akan dilalui seorang pasien penyakit jantung. Jadi saya akan bantu mereka sampai mereka mendapatkan fasilitas yang memang dibutuhkan dan layak mereka terima. Saya memang tidak punya materi yang cukup untuk membantu mereka tetapi saya punya Allah yang luarbiasa, yang akan membuka jalan dan menunjukkan orang-orang yang tepat yang bisa membantu melalui tahapan ini. Owner Roemah Boenga Cibinong. Consultant for Agricultural, Land Rehabilitation, Reforestation and Organic Waste Treatment. Pemerhati Anak-Anak

Selanjutnya

Tutup

Edukasi

Hope and Prayer for Kids: Aurelia Nethanya Gonardi (Part 1)

26 Juni 2012   07:08 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:31 376
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13406907861443223270

Pertama kali aku mendengar tentang keadaan Aneth ini, tanggal 13 Juni 2012 sewaktu aku menjadi narasumber di SMK Tarakanita. Tinco Hasan, menceritakan kendala yang sedang dihadapi oleh Tati, yang mempunyai 2 orang putri yang cantik, Aneth dan Tere. Saat ini, Aneth dirawat di RS NUH, Singapore, karena kanker darah yang sudah mencapai taraf mengkhawatirkan, dan keberadaannya disana pun karena ada campur tangan donatur yang menjamin untuk membiayai penyakit Aneth ini. Tetapi entah bagaimana, bantuan dana tersebut diberhentikan oleh donatur dan akhirnya ke dua orang tua Aneth jadi terlibat hutang yang hampir mencapai hitungan yang fantastik dan bikin kita mengelus dada. Bisa dibayangkan bingungnya ke dua orang tua Aneth ini dalam kondisi anaknya sakit dan terlibat hutang dengan rumah sakit yang menolak untuk pembayaran dengan mencicil. Sementara Aneth pengobatannya harus berlanjut dan hidupnya bisa diselamatkan dengan transplantasi sumsum tulang belakang yang memakan biaya sebesar Rp. 2.000.000.000,00 (untuk transplantasi sumsum tulang belakang ini sudah ada donatur yang bersedia membantunya yaitu Yayasan Budha Tzu Chi Jakarta). Oleh pihak RS NUH Singapore, mereka diminta untuk melunasi biaya pengobatan sebelumnya dan mereka tidak akan melakukan persiapan apapun terkait dengan rencana transplantasi ini. Masalahnya saat ini mereka sudah tidak punya kemampuan untuk membayar hutang-hutang tersebut, karena mereka sudah tidak punya apa-apa lagi yang bisa mereka jual. Beberapa hari ini, saya bingung apa yang bisa saya lakukan untuk Aneth. Saya terus bertanya sama Tuhan, apa yang harus saya lakukan, siapakah saya ini. Sampai kemarin di RS saya sharing dengan bapak Eko soal Aneth ini, tentang kekuatiran saya apakah ada yang mau membantu dengan persoalan ini karena orang akan beranggapan mereka keluarga yang mampu sampai bisa membiayai anaknya berobat di Singapore. Kenyataannya mereka sekarang butuh pertolongan untuk keluar dari situasi ini. Bapak Eko dan kakeknya Gleen meyakinkan saya untuk tidak menyerah dengan situasi ini karena ada seorang anak perempuan yang butuh bantuan untuk kesembuhannya. Tadi pagi saya menerima email dari pasangan bapak Jupri dan ibu Tati, orang tua dari Aneth. Mereka mengirimkan email itu karena mereka sudah tidak mampu lagi menghadapi situasi ini. Mereka membutuhkan bantuan untuk anaknya yang sedang berjuang melawan leukimia. Saya baca email mereka dengan perlahan sampai habis dan kemudian ke photo-photo Aneth yang mereka kirim, air mata mulai membanjiri ke dua mata saya, God, untuk anak sekecil ini harus melewati tahap-tahap yang luar biasa menyakitkan tetapi dia masih bisa tersenyum. Tuhan, kalau Tuhan percayakan sekali lagi membantu orang lain, luruskan jalanku dan kirimkan orang-orang yang bisa membantu baik secara materi dan support atau apapun. Biarlah kehendakMu yang terjadi karena siapakah aku ini, Tuhan. Dan saat ini pun aku percaya Tuhan sudah menjamaah Aneth, dan akan ada mujizat yang terjadi. Kuatkan ibunya, Tati... karena dialah yang paling terpuruk dalam hal ini. Aku percaya Tuhan itu sangat luar biasa, apapun pasti terjadi jika Dia berkehendak. Aku membalas email itu dan berkata tentang kesedihan dan kekagumanku terhadap Aneth dan airmataku belum berhenti menangis untuk ketabahannya, dan karena itu aku akan membantu mereka semampu Tuhan mengijinkan aku dan dengan team doaku yang akan mendoakan Aneth setiap jam 10 malam secara serentak dibeberapa belahan dunia dan juga tidak menutup kemungkinan dari yang membaca tulisan ini, dengan kepercayaan masing-masing, bisa membantu dengan mendoakan Aneth, agar ada jalan keluar dari persoalan ini dan dia bisa mendapatkan transplantasi sesegera mungkin. Karena aku percaya kekuatan doa itu sangat luar biasa dan Tuhan tidak akan menutup telinganya dari doa-doa orang beriman yang hanya berharap kepadaNya. Tuhan, saat ini gadis mungil itu mengharapkan jamahan kuasaMu. Dan aku percaya akan mujizatMu. [caption id="attachment_197130" align="aligncenter" width="300" caption="AURELIA NETHANYA GONARDI / ANETH"][/caption] Engkau begitu mengasihi kami. Penuhi kami dengan kasih yang melimpah. Berilah kami hati yang penuh belas kasih. Pimpinlah kami pada hal-hal yang Engkau ingin kami menangkan bagi-Mu. Pimpinlah kami dalam doa saat kami berlutut dan mendoakan sesama kami yang sedang menderita sakit dan membutuhkan bantuan. Perlihatkan kepada kami apa yang dapat kami lakukan untuk melayani sesama kami tanpa membeda-bedakan. Kami percaya Engkaulah sumber segala penyembuhan. Genggam tangan kami dalam telapak tangan-Mu. Amin bersambung.......

Mohon tunggu...

Lihat Konten Edukasi Selengkapnya
Lihat Edukasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun