Mohon tunggu...
Lydia Avry Inayah
Lydia Avry Inayah Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Online Learning Communication Science '17

a flight attendant, a student, and full time mother.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Perbedaan Metode Deduktif dan Induktif pada Science

21 April 2021   13:50 Diperbarui: 21 April 2021   14:07 38930
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Metode deduktif adalah metode penalaran yang digunakan dalam science untuk mendapatkan kesimpulan yang benar secara logika. Deduksi dapat diawali dengan memberikan pernyataan umum (atau hipotesis) dan menguji kemungkinan untuk mencapai kesimpulan spesifik yang benar secara logika. Dalam science, metode ini digunakan untuk menguji hipotesis  dan teori. Dalam metode deduktif, kita berpegang pada suatu teori, dan dengan teori itu kita memprediksi konsekuensinya. Sehingga kita dapat memprediksi observasi apa yang digunakan jika teorinya benar. Sehingga kita mengawali dari hal umum (teori) menuju hal khusus (observasi).

Metode deduktif biasanya merupakan langkah silogisme dimana terdapat dua premis, mayor dan minor mencapai kesimpulan logis. Contoh sederhananya :

  • Semua makhluk hidup akan mati
  • Manusia adalah makhluk hidup
  • Manusia akan mati.

Agar penalaran deduktif kuat, hipotesis harus benar. Diasumsikan bahwa premis "Semua makhluk hidup akan mati" dan "Manusia adalah makhluk hidup" adalah benar. Sehingga kesimpulannya logis dan benar. Walaupun metode ini bergantung pada kebenaran premisnya. Kita bisa saja mencapai kesimpulan yang valid secara logis tapi tidak benar karena premisnya salah. Contoh sederhananya :

  • Semua burung bisa terbang
  • Pinguin adalah burung
  • Pinguin bisa terbang

Kesimpulannya valid secara logika, namun tidak benar. Karena premis "Semua burung bisa terbang" salah.

Metode induktif adalah kebalikan dari metode deduktif. Metode ini membuat pernyataan umum berdasarkan observasi yang spesifik. Sederhananya, terdapat bermacam data, lalu kita membuat sebuah kesimpulan berdasarkan data tersebut. Dalam science, kita membuat banyak observasi, menentukan pola, membuat generalisasi, sehingga mendapatkan penjelasan atau sebuah teori. Metode induktif (berdasarkan observasi) dan deduktif (berdasarkan teori) bersinergi bersama dalam science sampai ditemukannya suatu 'kebenaran' yang hanya dapat di-'approach' namun tidak benar-benar pasti.

Kita dapat memahami metode induktif dengan contoh sederhana sehari-hari : Ketika kita menekan saklar lampu ke bawah, kita berasumsi bahwa lampu akan menyala. Sehingga setiap saat kita menekan saklar ke bawah, kita yakin dengan asumsi ini. Tapi apa yang membuat kita begitu yakin? Kita biasanya akan menjawab setiap kita menekan saklar ke bawah, lampu akan menyala. Sedangkan setiap menekan saklar ke atas, lampu akan padam. Ini adalah penalaran secara induktif dan menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari.

Scientist menggunakan metode induktif untuk menarik kesimpulan. Contohnya mereka meneliti 100 sampel survivor COVID-19 dan menemukan seluruh sampelnya memiliki kerusakan paru-paru hingga 40%. Sehingga dibuat kesimpulan yang membuktikan bahwa COVID-19 akan membuat organ paru-paru penderitanya rusak hingga 40%. Walaupun tidak semua survivor COVID-19 akan mengalami kerusakan paru-paru. Karena tetap ada kemungkinan bahwa sampel yang diteliti merupakan data yang tidak representatif. Walaupun demikian metode induktif telah menjadi bagian dari science untuk mengambil kesimpulan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun