Mohon tunggu...
Riski Situmorang
Riski Situmorang Mohon Tunggu... Mahasiswa | Ilmu Komunikasi | Universitas Sumatera Utara

Mahasiwa S-1 Ilmu Komunikasi dari Universitas Sumatera Utara dengan Keterampilan Desain Grafis dan Copywriting. Memiliki Hoby membaca, Membuat desain, Traveling. dan Sebagainya.

Selanjutnya

Tutup

Financial

Dari Uang Saku ke Finansial Freedom: Strategi Mahasiwa M

12 Oktober 2025   05:09 Diperbarui: 12 Oktober 2025   07:43 7
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seorang Mahasiswa sedang Belajar di Depan Laptop Sambil meminum Secangkir Kopi (Sumber: DreaminaAI/Riski)

Konsep proteksi finansial mungkin terdengar berat dan rumit, padahal intinya sederhana. Proteksi finansial adalah upaya kita untuk memastikan bahwa ketika hal buruk terjadi, dampak finansialnya tidak akan menghancurkan rencana hidup kita. Bayangkan kalau tiba-tiba sakit dan harus dirawat di rumah sakit. Biaya pengobatan bisa menguras tabungan atau bahkan membuat keluarga harus berutang. Dengan proteksi finansial yang tepat, risiko ini bisa diminimalisir.

Mengubah mindset dari konsumtif ke protektif juga berarti kita harus jujur pada diri sendiri tentang prioritas. Apakah kita lebih butuh sepatu branded yang harganya sejuta atau lebih penting punya tabungan darurat yang bisa dipakai kalau laptop tiba-tiba rusak? Apakah nongkrong di kafe mahal setiap minggu lebih berharga daripada punya proteksi kesehatan yang memadai? Pertanyaan-pertanyaan ini mungkin terdengar menggurui, tapi kenyataannya banyak mahasiswa yang menyesal di kemudian hari karena tidak bijak mengelola uang di masa kuliah.

Yang perlu dipahami, mengubah mindset bukan berarti kita harus jadi pelit atau tidak boleh menikmati hidup. Financial freedom justru memberi kita kebebasan untuk menikmati hidup tanpa rasa khawatir berlebihan. Ketika kita punya dana darurat, kita bisa lebih tenang menghadapi situasi tidak terduga. Ketika kita punya proteksi kesehatan, kita tidak perlu panik kalau tiba-tiba sakit. Semua ini dimulai dari keputusan kecil hari ini, menunda gratifikasi sesaat demi keamanan jangka panjang.

Strategi Praktis Membangun Proteksi Finansial di Masa Kuliah

Setelah mindset terbentuk, langkah berikutnya adalah aksi nyata. Banyak mahasiswa yang sudah sadar pentingnya proteksi finansial tapi bingung harus mulai dari mana. Padahal, membangun proteksi finansial tidak harus dimulai dengan jumlah besar. Yang terpenting adalah konsistensi dan disiplin dalam menjalankannya.

Strategi pertama yang paling mendasar adalah membuat budgeting atau anggaran bulanan. Catat semua pemasukan, entah itu uang saku dari orang tua, hasil kerja sampingan, atau sumber lainnya. Kemudian bagi ke dalam beberapa kategori kebutuhan pokok, kebutuhan sekunder, serta yang paling penting, alokasi untuk tabungan dan proteksi. Yang penting ada porsi khusus untuk saving, sekecil apapun jumlahnya.

Setelah punya anggaran, langkah berikutnya adalah membangun dana darurat. Ini adalah fondasi paling penting dalam proteksi finansial. Dana darurat adalah uang yang kita sisihkan khusus untuk menghadapi situasi tidak terduga seperti sakit mendadak, kecelakaan, laptop rusak, atau pulang kampung mendadak. Untuk mahasiswa, idealnya dana darurat setara dengan tiga sampai enam kali pengeluaran bulanan. Terdengar banyak memang, tapi ini bisa dicapai secara bertahap. Mulai dengan target kecil dulu, misalnya lima ratus ribu, kemudian tambah terus setiap bulan.

Selain dana darurat, mahasiswa juga perlu mulai memahami pentingnya asuransi. Banyak yang berpikir asuransi itu mahal dan hanya untuk orang yang sudah bekerja. Padahal sekarang sudah banyak produk asuransi yang dirancang khusus untuk anak muda dengan premi terjangkau. Asuransi kesehatan misalnya, ada yang preminya mulai dari seratus ribu per bulan dan sudah memberikan perlindungan dasar yang cukup memadai. Ada juga asuransi kecelakaan yang preminya sangat murah tapi memberikan proteksi kalau terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

Yang tidak kalah penting adalah mulai belajar tentang investasi. Memang untuk mahasiswa yang dananya terbatas, investasi mungkin bukan prioritas utama. Tapi tidak ada salahnya mulai belajar dan mencoba dengan nominal kecil. Sekarang sudah banyak aplikasi investasi yang memungkinkan kita mulai dengan modal seratus ribu bahkan lima puluh ribu saja. Tujuannya bukan untuk langsung kaya, tapi untuk membiasakan diri dengan dunia investasi dan memahami bagaimana uang bisa berkembang.

Terakhir, manfaatkan semua fasilitas dan program yang disediakan kampus atau pemerintah. Banyak kampus yang menyediakan asuransi kesehatan gratis untuk mahasiswa atau bekerja sama dengan rumah sakit tertentu untuk memberikan diskon. Ada juga program literasi finansial atau seminar tentang pengelolaan keuangan yang bisa diikuti secara gratis. Jangan sia-siakan kesempatan ini karena ini adalah cara paling efisien untuk belajar tanpa harus mengeluarkan uang.

Investasi Terbaik: Diri Sendiri dan Masa Depan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun