Mohon tunggu...
Aliyatul Husna
Aliyatul Husna Mohon Tunggu... Pelajar

1% belajar, 99% tidur

Selanjutnya

Tutup

Diary

Langkah Intelektual Seorang Polisi di Kota Sungai Penuh

15 Mei 2025   07:26 Diperbarui: 15 Mei 2025   07:26 257
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sidang Munaqosyah Tesis Pascasarjana Ilham Perdana, Iain Kerinci

Pagi itu, suasana Gedung Pascasarjana IAIN Kerinci terasa berbeda dari biasanya. Di luar, banyak karangan bunga berjajar rapi, menyambut momen istimewa dan bersejarah bagi para mahasiswa. Sementara di dalam, lorong-lorong dipenuhi wajah-wajah tegang namun penuh semangat. Mahasiswa hilir mudik, sebagian memegang berkas, sebagian menenangkan diri. Hari itu merupakan hari yang sangat penting bagi para mahasiswa. Yaitu hari dimana terjadinya sidang munaqasyah---ujian akhir menuju gelar akademik.

Bagi banyak mahasiswa, ini adalah gerbang menuju wisuda yang dijadwalkan pada 28 Mei mendatang. Mereka bersiap menyandang gelar Magister seperti M.H., M.Pd., atau M.PI Namun di antara para peserta, tampak sosok yang mencuri perhatian. Sosok berpenampilan gagah dan rapi. Dialah Bapak  Briptu Ilham Padana S,E. MH yang lahir di sungai penuh 30 juni 1997. Ia merupakan salah satu anggota Polda Jambi. Unit kerja di fungsi si was ( fungsi pengawasan) di polres Kerinci. Beliau akrab disapa Ilham oleh rekan-rekannya di kesatuan.

Sebagai seorang Bhayangkara, Ilham menjalankan tugas pengayoman dan penegakan hukum selama 8 tahun. Namun di balik kesibukannya sebagai aparat negara, ia juga adalah seorang akademisi. Hari itu, ia meninggalkan seragam dinasnya. Ia mengenakan setelan formal sebagai bentuk penghormatan terhadap proses ilmiah yang dijalaninya: sidang munaqasyah program Magister Hukum Islam di IAIN Kerinci.

Semangat belajar Ilham tak pernah padam. Meski tugas harian menuntut tenaga dan waktu, ia tetap konsisten mengikuti kuliah, menyusun tesis, dan menjalani bimbingan. Baginya, ilmu adalah bagian dari pengabdian. Ia ingin membuktikan kepada semua orang bahwa seorang polisi tak hanya menjaga ketertiban hukum saja, tetapi juga mampu memperdalam pemahaman tentang hukum itu sendiri dalam bingkai akademik.

Sidang munaqasyah hari itu menjadi penegas bahwa polisi pun termasuk dalam barisan intelektual bangsa.
Bapak Ilham menceritakan tentang proses perjuangan ketika beliau menjalani kehidupan sebagai seorang polisi sekaligus akademisi di IAIN Kerinci. Ia mengambil jurusan Hukum Islam di sana. Menurutnya, selain bermanfaat bagi pekerjaannya sebagai aparat penegak hukum, itu juga akan menambah kedekatannya dengan Sang Pencipta.

Kuliah ia jalani di tengah padatnya kesibukan. Ia kerap menghadiri perkuliahan secara daring melalui Zoom, bahkan dari atas mobil patroli. Salah satu pengalaman yang paling berkesan baginya adalah ketika banjir besar setinggi satu meter menggenangi Kota Sungai Penuh pada bulan januari tahun lalu. Di tengah kondisi darurat itu, ia tetap menyempatkan diri untuk mengikuti kuliah, sambil mengatur proses evakuasi warga Kota Sungai Penuh.

Begitu pula dalam menyusun tesis, ia harus berjuang hingga larut malam, menembus kelelahan demi menyelesaikannya tepat waktu. Berkat tekad dan kerja keras, ia berhasil menuntaskan studi dalam tiga semester dan mendapatkan nilai dengan presentasi A (sangat baik)---sebuah pencapaian luar biasa bagi siapa pun, terlebih bagi seorang abdi negara yang penuh tanggung jawab.

Di samping Ilham, hadir pula Muhammad Tafiq Harun, mantan Ketua Bawaslu Kota Sungai Penuh, yang juga menjalani sidang munaqasyah hari itu. Ia datang didampingi istri, menambah nuansa kekeluargaan di tengah atmosfer akademik. Menariknya, sidang mereka dihadiri langsung oleh Rektor IAIN Kerinci, Dr. Jafar Ahmad, yang sekaligus berperan sebagai seorang penguji dan pembimbing.

Dalam beberapa tahun terakhir ini, IAIN Kerinci terus berbenah dan menunjukkan komitmennya dalam meningkatkan kualitas pendidikan pascasarjana. Program Magister dirancang fleksibel: sistem pembayaran yang dapat dicicil, kuliah tiga kali daring dan satu kali tatap muka, serta proses bimbingan yang lebih akomodatif tanpa mengurangi kualitas akademik. Hasilnya, sejumlah program studi berhasil meraih akreditasi unggul.

Oleh karna itu, tak heran jika mahasiswa Pascasarjana IAIN Kerinci berasal dari latar belakang pekerjaan dan daerah yang bermacam-macam. Mulai dari guru, pegawai pemerintahan, hingga anggota kepolisian, datang dari Pesisir Selatan, Sarolangun, Bangko, Mukomuko Bengkulu, Solok Selatan, hingga Padang Panjang. Semua bersatu untuk tujuan yang sama yaitu menapaki jalan ilmu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun