Mohon tunggu...
Luzian pratama
Luzian pratama Mohon Tunggu... Wiraswasta - #PandanganSosial #SeputarMasyarakat

Cuma menulis yang patut ditulis, dibaca syukur, kalau tidak dibaca harus baca dulu. Hehe

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Keragaman yang Rahmatan Lil Alamin Melalui Falsafah Adat Minangkabau "Lamak Dek Awak Katuju Dek Urang"

4 Oktober 2022   17:08 Diperbarui: 4 Oktober 2022   17:10 591
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tidak menutup kemungkinan konsepsi katuju dek urang adalah "ikut merayakan perbedaan tersebut" (Keuwel, 2017). Pasalnya falsafah lamak dek awak katuju dek urang adalah interpretasi hakikat tertinggi pada matra toleransi. Yang mana diri sendiri tidak sekedar ikut merasakan dan empati terhadap perbedaan, juga merayakan perbedaan yang ada pada orang lain.

Falsafah lamak dek awak katuju dek urang adalah ungkapan yang sangat bijaksana agar konflik atas perbedaan rasial tidak mencuat ke permukaan. Agaknya dapat dikatakan sebagai ungkapan antisipasi untuk mencegah konflik rasial dan merawat keberagaman. Falsafah ini sebagai kontiunitas atas firman tuhan yang mengehendaki keragaman itu sendiri. Penulis memandang keragaman sebagai hal yang inheren dalam kehidupan manusia.

Oleh karenanya merawat keberagaman diperlukan pemahaman antara masyarakat terhadap perbedaan yang terdapat pada masyarakat yang lain.  Dibutuhkan kesadaran bersama menghidupkan dan menerjemahkan lebih luas diskursus falsafah lamak dek awak katuju dek urang dalam berbagai dimensi ruang dan waktu.

Falsafah lamak dek awak katuju dek urang ditilik dngan kacamata spritualitas adalah spritualitas garam yang memengaruhi tanpa warna namun memberikan asin yang efektif, memberikan jalan keluar tentang persoalan rasial yang kerap menimbulkan konflik. Spritualitas garam terhadap keragaman berarti menjadi manusia beriman yang mampu larut dalam berbagai pebedaan yang ada di tegah masyarakat,"dimana bumi dipijak di situ langit dijunjung.


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun