"Karna sesuai sama prinsipku gitu loh, ketika aku bisa berbagi ilmu untuk membantu yang lainnya di lingkungan sekitar." Ucap Rizki. Menurutnya, menjadi seseorang yang bisa membagikan ilmu apa yang dia miliki merupakan salah satu hal terpuji yang juga lebih bermanfaat bagi lingkungan sekitar tanpa adanya keterikatan terhadap lingkungan kampus. Dengan ini ia juga merasa telah memenuhi keinginan orang tuanya yang menginginkan dirinya menjadi akademisi atau dosen di masa depan.
Tentu saja, setiap pilihan memiliki tantangannya masing-masing. Pilihannya tidak akan mudah, ia tahu itu. Dengan perjuangan menjadi seorang marbot dan bekerja dengan gaji perjam kala itu untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari. Bahkan dirinya pun pernah tidak memiliki uang sepeser pun. Namun, bantuan juga datang dari teman-teman dekatnya dengan membagi makan dan kebutuhan pokok lainnya. Dari sana, ia juga belajar arti berbagi serta menghargai orang lain.
Hidupnya tidak mulus memang, hingga hari ini pun ia masih merintis toko online miliknya. Hidup pahit dan manis juga sudah ia rasakan bahkan sedari kecil. Tapi, ia tidak pernah menyesali segala apapun yang sudah terjadi. Ia juga tidak menyalahkan kedua orang tua serta keadaannya dalam hal apapun. Ia juga berpesan :
"Life is a journey." Karena hidup adalah tentang perjuangan, kisah, dan impian. Semuanya akan selesai saat kita kembali kepada Tuhan, kembali kepada Sang Pencipta.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI