Ujian Nasional (UN) ditiadakan oleh pemerintah, horeee. Seneng dong? Iya lah senang, ini baru namanya merdeka belajar. Tapi sebelumnya saya mengucapkan banyak terima kasih ke Mbah virus corona yang memajukan ketiadaan UN. Eitss Si Mbah Corona jangan senang dulu ya, bagaimanapun juga kalau disuruh memilih, saya lebih memilih ketiadanmu daripada ketiadaan UN. Sumpah deh, resah keadaan ini.
Keputusan UN ditiadakan oleh presiden sebagai bentuk antisipasi terhadap semakin merebaknya si mbah virus corona. Coba bayangkan kalau misalkan UN tetap dipaksakan untuk dilaksanakan, tidak menutup kemungkinan si mbah virus corona menjangkiti para penerus bangsa. Kan bisa brabe bangsa ini. Lagian kalau dipaksakan ada, percuma dong social distancing atau yang sekarang disebut physical distancing yang diberlakukan saat ini.
Nah, itu salah satu keuntungannya UN ditiadakan. Keuntungan lainnya nih, yang sekolahannya di desa atau bahkan di pelosok saat ini tidak perlu repot-repot lagi nyiapin perangkat komputer atau laptop. Nyewa sana nyewa sini untuk memenuhi kebutuhan perangkat.Â
Belum lagi kalau atap bocor kena hujan terus si komputer atau laptop kena cipratan air, ditambah lagi maling yang suka curi-curi kesempatan. Maunya setelah UN pikiran lega justeru malah begah mikirin cara gantinya. Maling mana tahu soal musim virus corona apalagi physical distancing, yang ada semakin dekat dengan target semakin cepat borongnya.
Memang tidak dapat dimungkiri saban tahun ketika pelaksanaan UN, sekolah di desa dan di pelosok selalu keteteran masalah perangkat. Ya, mau gimana lagi, perangkatnya juga mahal-mahal, mau beli sesuai kebutuhan kadang terdesak dengan kebutuhan lainnya. Itu masalah perangkat, masalah jaringan internet beda cerita lagi.
Di tempat saya, di kepulauan tahun lalu masih ada UNBK offline karena terkendala sinyal dan sepertinya tahun ini tetap ada yang offline. Oleh sebab itu, mau tidak mau  untuk mengirim data hasil UN ke pangkalan data harus dibawa ke kota dulu, menyebrangi lautan. Sekarang, dengan adanya keputusan presiden tersebut, tidak perlu kemana-mana lagi dan otomatis physical distancing tetap terjaga dong.
Berkah sekali sudah bagi yang di desa dan di pelosok negeri dengan keputusan Bapak Presiden meniadakan UN. Kalau di kota kapan pun siap karena perangkat memadai, kalau di desa dan pelosok tunggu dulu, kami perlu berjibaku dulu. Satu sisi memang berkat virus corona percepatan terjadi. Sisi lain tentu kita lebih menginginkan dan merindukan keadaan seperti sedia kala.
Pemerintah juga dapat manfaatin anggaran dana UN untuk kepentingan lain. Misalnya ya, dana yang semula untuk persiapan dan pelaksanaan UN dapat dialihfungsikan untuk penanganan kasus Mbah virus corona agar segera ikut tiada juga bersama UN dari negara tercinta ini. Sekali lagi sumpah deh, meski saya senang UN tiada, saya dengan penuh keyakinan lebih senang mbah virus yang tiada.Â
salam
#dirumahsaja