Mohon tunggu...
Lutfillah Ulin Nuha
Lutfillah Ulin Nuha Mohon Tunggu... Wahabi Lingkungan

Tumbuh sehebat do'a ibu | Menjadi ruang bagi ide-ide yang dianggap terlalu idealis untuk dunia yang sibuk menghitung untung-rugi |

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Menelusuri Jejak Suku Tolaki: Warisan Budaya di Jantung Sulawesi Tenggara

27 Juli 2025   03:28 Diperbarui: 27 Juli 2025   03:28 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suku Tolaki (Sumber : Istimewa)

Dalam struktur sosial, Tolaki mengenal sistem Ombahe, yang membagi masyarakat ke dalam kelas-kelas sosial tertentu. Hal ini berdampak pada tata cara perkawinan, pewarisan, bahkan penempatan tokoh dalam upacara adat.

Pernikahan dan Mas Kawin Berlapis Makna

Pernikahan dalam adat Tolaki tak hanya menyatukan dua insan, tetapi juga dua keluarga besar. Prosesnya bisa memakan waktu berbulan-bulan karena adanya negosiasi Pabise (mas kawin) dan Panati (sistem perundingan). Pabise bisa berupa emas, perak, atau bahkan kerbau, tergantung pada status sosial mempelai.

"Kalau dulu, pernikahan bisa batal hanya karena gagal sepakat soal panati," kata Nani, seorang ibu rumah tangga di Lambuya yang masih menjaga tradisi keluarga besar Tolaki.

Seni Lulo yang Mendunia

Tari Lulo / Molulo (Sumber : Istimewa)
Tari Lulo / Molulo (Sumber : Istimewa)

Salah satu warisan budaya Tolaki yang kini dikenal luas adalah Tarian Lulo. Tarian ini dulunya merupakan simbol kebersamaan dan persatuan, kini sering ditampilkan dalam berbagai acara nasional bahkan internasional.

Namun, masyarakat adat mengingatkan bahwa di balik gerakan memutar tangan dan kaki itu, tersimpan nilai tentang harmoni sosial dan etika hidup bersama.

Antara Modernitas dan Pelestarian

Kini, masyarakat Tolaki tersebar tidak hanya di pedalaman Konawe dan Kolaka, tetapi juga menjangkau kota-kota besar. Mereka terjun dalam berbagai profesi dari birokrat, pengusaha, hingga akademisi. Meski demikian, semangat menjaga adat dan budaya tetap menyala.

Banyak komunitas muda Tolaki kini mendirikan sanggar budaya, forum pemuda adat, dan media sosial khusus pelestarian Bahasa Tolaki.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun